kerapatan 2 indha. Intaran Azadirachta indica adalah jenis pohon yang paling disukai sebagai tempat istirahat Gallus varius di habitat savana yang nilai
kerapatannya 10 indha. Semak yang disukai di hutan musim dekat aktivitas manusia adalah semak kerasi Lantana camara dengan kerapatan 4500 indha,
hutan musim jauh dari aktivitas manusia yang disukai jenis kirinyuh Eupatorium odoratum sebanyak 17750 indha dan semak yang disukai di habitat savana
adalah kirinyuh Eupatorium odoratum dengan kerapatan 66000 indha. Lokasi istirahat di habitat hutan musim jauh dari aktivitas manusia berada
jauh dari lokasi makan di sore hari sehingga durasi istirahat menjadi lebih lama. Berbeda dengan hutan musim dekat aktivitas manusia dan savana yang sering
dijumpai Gallus varius yang istirahat didekat lokasi makan sore sehingga waktu beristirahat lebih singkat.
5.2.7 Ekologi perilaku tidur
Perilaku tidur adalah perilaku ayam hutan hijau yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas hariannya di sore hari yaitu dengan bertengger, diam dan
memejamkan mata di pohon tempat tidurnya. Gallus varius memilih pohon pohon dengan percabangan yang mendatar dan mudah dicengkram sehingga
merasa nyaman dan tidak terjatuh pada saat tidur. Karakteristik pohon yang dipilih sebagai tempat tidur Gallus varius antara lain:
1. Berada tidak jauh dari lokasi yang menjadi tempat mencari makan
2. Pohon dengan cabang yang mendatar
3. Pohon dengan tajuk yang lebat
4. Pohon dengan tinggi yang relatif lebih rendah dari pohon sekelilingnya
Jenis pohon yang paling disukai Gallus varius untuk pohon tempat tidur di habitat hutan musim dekat aktivitas manusia adalah kapasan Croton argyrathus
sedangkan di habitat hutan musim jauh dari aktivitas manusia adalah walikukun Shoutenia ovata. Kedua jenis pohon ini disukai karena memiliki karakteristik
pohon tempat tidur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perilaku tidur Gallus varius dilakukan pada pohon yang sama tiap harinya
dan ada juga yang berpindah setiap harinya. Perilaku tidur pada pohon yang sama dapat diketahui karena di habitat hutan musim dekat aktivitas manusia ditemukan
3 pohon tempat tidur yang pada bagian bawah sebuah percabangan ditemukan banyak kotoran Gallus varius. Pada habitat hutan musim jauh dari aktivitas
manusia ditemukan juga 2 pohon yang menjadi pohon tidur tetap. Jika pada saat melakukan perilaku tidur di pohon ini tiba-tiba ditemui gangguan seperti
gangguan manusia maka Gallus varius tidak akan kembali lagi ke pohon tempat tidur tetap ini. Hal ini diduga dilakukan untuk menghindari gangguan yang
kemungkinan bisa mengancam Gallus varius. Hasil uji chi-square menyatakan bahwa frekuensi perilaku tidur tidak
dipengaruhi tipe habitat. Hal ini terjadi karena pohon yang menjadi tempat tidur tersedia di habitat hutan musim dekat aktivitas manusia, hutan musim jauh dari
aktivitas manusia dan savana. Perilaku tidur Gallus varius tidak ditemukan di habitat savana. Kondisi
habitat savana tidak memiliki jenis pohon dengan karakteristik yang disukai Gallus varius sebagai tempat tidur. Habitat savana lebih didominasi jenis semak
dan pohon yang tumbuh tidak memiliki tajuk yang lebat sehingga diduga Gallus varius memilih tidur di hutan musim yang berada dekat dengan savana.
Hasil berbeda diperoleh dari uji chi-square terhadap durasi perilaku tidur yang menyatakan bahwa perilaku tidur Gallus varius dipengaruhi perbedaan tipe
habitat. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi habitat seperti gangguan dari manusia terjadi lebih awal sehingga memicu Gallus varius untuk segera
bangun dari pohon tempat tidurnya. Habitat hutan musim dekat aktivitas manusia mendapat gangguan dari manusia yang terjadi lebih awal sehingga memicu Gallus
varius untuk segera bangun dari pohon tempat tidurnya. Gangguan terhadap Gallus varius di habitat hutan musim dekat aktivitas manusia ini adalah aktivitas
karyawan Resort Menjangan yang datang di pagi hari untuk persiapan di hotel dan restoran. Pada habitat hutan musim jauh dari aktivitas manusia kemungkinan
gangguan dari manusia di pagi hari lebih kecil sehingga durasi perilaku tidur lebih lama.
5.2.8 Ekologi perilaku bersuara