Analisis Data Ekologi Perilaku Ayam Hutan Hijau (Gallus varius Shaw & Nodder, 1798) di Taman Nasional Bali Barat

Pada setiap garis transek ditentukan petak-petak pengamatan secara sistematik, seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 3 Metode garis berpetak untuk analisa vegetasi. Untuk tingkat tiang dan pohon dicatat jenis, jumlah individu, diameter batang, tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon. Sedangkan data yang dikumpulkan untuk semai, pancang dan tumbuhan bawah meliputi jenis dan jumlah individu setiap jenis.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yaitu makan, minum, bergerak, istirahat, tidur dan bersuara selanjutnya dianalisis melalui teknik penyajian deskriptif, grafik dan presentase. Analisis deskriptif dan grafik merupakan penguraian dan penjelasan pola perilaku ayam hutan hijau di Taman Nasional Bali Barat serta menginterpretasikan strategi perilaku yang digunakan. Analisis kuantitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis dari bentuk- bentuk perilaku di atas adalah dengan uji chi-square X 2 , dengan rumus sebagai berikut: � 2 = � � − � 2 � =1 � � = frekuensi pengamatan perilaku ke-i � = Frekuensi harapan ke-i 20m 20m 10m 2m 10m 5m 2m 5m � = � � × � � Kriteria uji: Jika � 2 hit � 2 tab , maka terima H 1 Jika � 2 hit � 2 tab , maka terima H Uji ini dilakukan pada taraf nyata 5 dengan derajat bebas: v = b-1 × k-1 dimana b adalah baris dan k adalah kolom serta menggunakan hipotesa: a. Perilaku makan Parameter yang dicatat berupa pola perilaku, durasi, frekuensi, dan kondisi lokasi untuk aktivitas makan. Hipotesis yang digunakan: Frekuensi H = tidak ada perbedaan frekuensi perilaku makan di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan frekuensi perilaku makan di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Durasi H = tidak ada perbedaan durasi perilaku makan di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan durasi perilaku makan di tipe habitat lingkungan yang berbeda. b. Perilaku minum Parameter yang dicatat berupa pola perilaku, durasi, frekuensi, dan kondisi lokasi untuk aktivitas minum. Hipotesis yang digunakan: Frekuensi H = tidak ada perbedaan frekuensi perilaku minum di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan frekuensi perilaku minum di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Durasi H = tidak ada perbedaan durasi perilaku minum di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan durasi perilaku minum di tipe habitat lingkungan yang berbeda. c. Bergerak Parameter yang dicatat berupa pola perilaku, durasi, frekuensi, dan kondisi lokasi untuk aktivitas bergerak. Hipotesis yang digunakan: Frekuensi H = tidak ada perbedaan frekuensi bergerak di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan frekuensi bergerak di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Durasi H = tidak ada perbedaan durasi bergerak di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan durasi bergerak di tipe habitat lingkungan yang berbeda. d. Istirahat Parameter yang dicatat berupa pola perilaku, durasi, frekuensi, dan kondisi lokasi untuk aktivitas istirahat. Hipotesis yang digunakan: Frekuensi H = tidak ada perbedaan frekuensi perilaku istirahat di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan frekuensi perilaku istirahat di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Durasi H = tidak ada perbedaan durasi perilaku istirahat di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan durasi perilaku istirahat di tipe habitat lingkungan yang berbeda. e. Tidur Parameter yang dicatat berupa pola perilaku, durasi, frekuensi, dan kondisi lokasi untuk aktivitas tidur. Hipotesis yang digunakan: Frekuensi H = tidak ada perbedaan frekuensi perilaku tidur di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan frekuensi perilaku tidur di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Durasi H = tidak ada perbedaan durasi perilaku tidur di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan durasi perilaku tidur di tipe habitat lingkungan yang berbeda. f. Bersuara Parameter yang dicatat berupa pola perilaku, durasi, frekuensi, dan kondisi lokasi untuk aktivitas bersuara. Hipotesis yang digunakan: Frekuensi H = tidak ada perbedaan frekuensi perilaku bersuara di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan frekuensi perilaku bersuara di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Durasi H = tidak ada perbedaan durasi perilaku bersuara di tipe habitat lingkungan yang berbeda. H 1 = terdapat perbedaan durasi perilaku bersuara di tipe habitat lingkungan yang berbeda. Data dan informasi habitat dari hasil analisa vegetasi kemudian dianalisis dan dilakukan pendekatan penggunaan habitat yang dilakukan oleh ayam hutan hijau. Data analisa vegetasi diolah dalam variabel kerapatan K, frekuensi F, dan dominasi D dengan rumus : Kerapatan indha = Jumlah individu suatu jenis Total luas unit contoh Kerapatan Relatif KR = Kerapatan suatu jenis Kerapatan seluruh jenis × 100 Frekuensi = Jumlah plot ditemukannya jenis Jumlah total unit contoh Frekuensi Relatif FR = Frekuensi suatu jenis Total frekuensi seluruh jenis × 100 Luas Bidang Dasar = 1 4 � 2 Dominansi m 2 ha = Luas bidang dasar suatu jenis Total luas unit contoh Dominansi Relatif DF = Dominansi suatu jenis Total dominansi seluruh jenis × 100 Indeks Nilai Penting INP untuk vegetasi tingkat tiang dan pohon merupakan penjumlahan dari nilai-nilai kerapatan relatif KR, dominansi relatif DR, dan frekuensi relatif FR atau INP = KR+FR+DR. Sedangkan untuk vegetasi tingkat semai dan pancang, INP = KR+FR. Faktor penentu habitat yang mempengaruhi keberadaan ayam hutan hijau di suatu tipe habitat ditentukan berdasarkan beberapa parameter seperti banyaknya jenis pakan, ketersediaan pakan, banyak pohon tidur, tinggi pohon tidur, ketersediaan tempat istirahat dan ketersediaan tempat berlindung. BAB IV KONDISI UMUM

4.1 Letak dan luas