Flora dan fauna Makan bergerak berpindah

tumbuhan Sawo Kecik Manilkara kauki. Formasi Sawo Kecik ini di terletak di sekitar Prapat Agung atau yang lebih dikenal dengan Blok Sawo Murni. Sedangkan tipe ekosistem laut meliputi: a. Ekosistem coral reef b. Ekosistem padang lamun c. Ekosistem padang berpasir d. Ekosistem perairan laut dangkal e. Ekosistem perairan laut dalam

4.4 Flora dan fauna

Taman Nasional Bali Barat memiliki 175 jenis tumbuhan dan beberapa jenis diantaranya merupakan tumbuhan langka seperti bayur Pterospermum javanicum, ketangi Lagerstroemia speciosa, burahol Stelechocarpus burahol, cendana Santalum album, dan sonokeling Dalbergia latifolia. Tumbuhan yang menjadi ciri khas kawasan Taman Nasional Bali Barat yaitu sawo kecik Manilkara kauki dengan jumlah yang masih banyak dan membentuk suatu ekosistem tegakan yang berbeda dengan ekosistem lainnya Balai Taman Nasional Bali Barat 2009. Fauna yang terdapat di TNBB antara lain terdiri dari 7 jenis mamalia, 2 jenis reptilia, 105 jenis aves, 120 jenis ikan. Taman Nasional Bali Barat memiliki satwa langka dan unik yaitu Jalak Bali Leucopsar rothschildi yang juga merupakan burung endemik pulau Bali. Selain itu terdapat jenis burung lain seperti jalak putih Sturnus melanopterus, terucuk Pycnonotus goiavier, dan ibis putih kepala hitam Threskiornis melanocephalus. Satwaliar lain yang dapat dijumpai seperti kijang Muntiacus muntjak, musang luwak Paradoxurus hermaphroditus, trenggiling Manis javanica, landak Hystrix brachyura, banteng Bos javanicus, dan kancil Tragulus javanicus Departemen Kehutanan 2009. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Habitat ayam hutan hijau Gallus varius di TNBB a. Hutan Musim Tanjung Gelap Kawasan hutan musim Tanjung Gelap diusahakan secara intensif untuk wisata alam oleh PT. Trimbawan Swastama Sejati dengan luas 284 ha dengan pembuatan resort Menjangan. Di kawasan hutan musim tanjung gelap Gallus varius mudah dijumpai di tempat-tempat yang relatif terbuka dengan permukaan tanah yang berbatu dan ditumbuhi rumput serta semak belukar. Selain itu Gallus varius juga sering ditemukan di bawah tegakan pohon ataupun semak belukar yang pada lantai hutan musim ini dipenuhi dengan serasah. Lokasi penelitian di hutan musim Tanjung Gelap ini dibedakan menjadi dua yaitu hutan musim yang dekat dengan aktivitas manusia dan hutan musim yang jauh dari aktivitas manusia. a b Gambar 4 Lokasi penelitian di hutan musim hutan musim dekat dari aktivitas manusia a, dan hutan musim jauh dari aktivitas manusia b. Hutan musim dekat aktivitas manusia merupakan lokasi penelitian dengan tingkat kunjungan manusia yang lebih tinggi dibandingkan hutan musim yang jauh dari aktivitas manusia. Pada habitat hutan musim dekat aktivitas manusia banyak ditemukan bangunan penunjang kegiatan wisata seperti hotel dan restoran serta areal yang sengaja dibuka untuk dilakukan penanaman jenis pohon tertentu. Kegiatan wisata yang sering dilakukan di hutan musim dekat aktivitas manusia adalah bird watching, jungle tracking, berkuda dan bersepeda. Habitat hutan musim yang jauh dari aktivitas tidak ditemukan bangunan penunjang wisata dan tingkat kunjungan manusia yang lebih rendah dari hutan musim dekat aktivitas manusia. Wisata alam yang dilakukan di hutan musim jauh dari aktivitas manusia sebatas bird watching dan jungle tracking saja. Areal terbuka ditumbuhi rumput yang dimiliki habitat hutan musim jauh dari aktivitas manusia lebih sedikit karena tidak dilakukan usaha pembukaan areal penanaman seperti di hutan musim dekat aktivitas manusia. Vegetasi sebagai komponen penting dalam habitat berfungsi sebagai sumber makanan, tempat berlindung dan istirahat bagi Gallus varius. Hasil perhitungan terhadap kerapatan vegetasi di hutan musim Tanjung Gelap dapat dilihat dalam grafik berikut: Gambar 5 Grafik kerapatan tingkat vegetasi indha pada tipe habitat hutan musim dekat aktivitas manusia a, hutan musim jauh dari aktivitas manusia b. Berdasarkan grafik tersebut diatas dapat dilihat bahwa kerapatan vegetasi pada dua tipe habitat di hutan musim Tanjung Gelap memiliki kesamaan yaitu tumbuhan bawah memiliki kerapatan yang relatif tertinggi dibandingkan tingkat vegetasi lainnya. Pada habitat hutan musim dekat dengan aktivitas manusia, jenis 40250 10500 1320 140 90 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 Jumlah individu a Kerapatan indha 62500 3000 1080 250 75 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Jumlah individu b Kerapatan indha tumbuhan bawah yang memiliki kerapatan tertinggi adalah jenis bun dingin Porana volubilis. Sedangkan di habitat hutan musim yang jauh dari aktivitas manusia kerapatan tertinggi adalah jenis kerasi Lantana camara. Hasil analisa vegetasi yang dilakukan di area contoh yaitu hutan musim dekat aktivitas manusia dan jauh dari aktivitas manusia dapat dilihat dalam tabel 2 berikut: Tabel 2 Indeks nilai penting INP dari hasil analisa vegetasi di dua tipe habitat hutan musim Tanjung Gelap Spesies K indha KR F FR D DR INP Hutan musim dekat aktivitas manusia Pohon Grewia koordersiana 50 55,56 0,7 36,84 16,9 7,39 99,78 Strynos lucida 2,5 2,78 0,1 5,26 10,32 4,51 12,55 Shoutenia ovata 7,5 8,33 0,3 15,79 8,95 3,91 28,03 Vitex pubescens 7,5 8,33 0,3 15,79 17,23 7,53 31,65 Acacia leuchoploea 2,5 2,78 0,1 5,26 142,96 62,46 70,5 Croton argyrathus 17,5 19,44 0,3 15,79 20,12 8,79 44,02 Bridelia monaica 2,5 2,78 0,1 5,26 12,42 5,43 13,47 Tiang Grewia koordersiana 20 14,29 0,2 20 14,85 16,16 50,45 Strynos lucida 20 14,29 0,2 20 16,98 18,48 52,77 Symplocos javanica 10 7,14 0,1 10 9,21 10,02 27,16 Shoutenia ovata 50 35,71 0,3 30 15,88 17,28 82,99 Vitex pubescens 10 7,14 0,1 10 12,74 13,87 31,01 Croton argyrathus 30 21,43 0,1 10 22,23 24,19 55,62 Pancang Symplocos javanica 560 42,42 0,5 38,46 - - 80,89 Croton argyrathus 120 9,09 0,2 15,39 - - 24,48 Shoutenia ovata 480 36,36 0,3 23,08 - - 59,44 Strynos lucida 160 12,12 0,3 23,08 - - 35,2 Semai Shoutenia ovata 1750 16,67 0,6 37,5 - - 54,17 Azadirachta indica 250 2,38 0,1 6,25 - - 8,63 Symplocos javanica 4500 42,86 0,5 31,25 - - 74,12 Strynos lucida 3750 35,71 0,3 18,75 - - 54,46 Tamarindus indica 250 2,38 0,1 6,25 - - 8,63 Tumbuhan bawah Eupatorium odoratum 10000 24,85 0,8 27,59 - - 52,43 Lantana camara 4500 11,18 0,4 13,79 - - 24,97 Abutilon indicum 3750 9,32 0,3 10,35 - - 19,66 Oplismenus hirtellus 10500 26,09 0,6 20,69 - - 46,78 Porana volubilis 11500 28,57 0,8 27,59 - - 56,16 Tabel 2 Lanjutan Spesies K indha KR F FR D DR INP Hutan musim jauh dari aktivitas manusia Pohon Vitex pubescens 7,5 10 0,2 9,09 10,98 0,87 19,96 Grewia koordersiana 35 46,67 0,7 31,82 14,34 1,14 79,62 Symplocos javanica 5 6,67 0,2 9,09 9,92 0,79 16,55 Croton argyrathus 2,5 3,33 0,1 4,55 10,32 0,82 8,7 Azadirachta indica 2,5 3,33 0,1 4,55 14,72 1,17 9,05 Shoutenia ovata 5 6,67 0,2 9,09 16,99 1,34 17,1 Ficus rigida 2,5 3,33 0,1 4,55 1110,71 88,13 96 Albizzia lebeckiodes 2,5 3,33 0,2 9,09 18,46 1,47 13,89 Acacia leuchoploea 12,5 16,67 0,4 18,18 53,92 4,28 39,13 Tiang Vitex pubescens 60 24 0,4 30,77 15,35 21,87 76,64 Croton argyrathus 50 20 0,4 30,77 11,21 15,97 66,74 Grewia koordersiana 50 20 0,2 15,39 15,06 21,45 56,84 Shoutenia ovata 80 32 0,2 15,39 13,17 18,76 66,15 Acacia leuchoploea 10 4 0,1 7,69 15,41 21,95 33,64 Pancang Croton argyrathus 680 62,96 0,3 37,5 - - 100,46 Strynos lucida 160 14,82 0,2 25 - - 39,82 Symplocos javanica 40 3,7 0,1 12,5 - - 16,2 Shoutenia ovata 200 18,52 0,2 25 - - 43,52 Semai Cyathophyllum sumatranus 2250 75 0,2 40 - - 115 Croton argyrathus 500 16,67 0,2 40 - - 56,67 Strynos lucida 250 8,33 0,1 20 28,33 Tumbuhan bawah Lantana camara 18000 28,8 0,8 24,24 53,04 Eupatorium odoratum 17750 28,4 0,8 24,24 52,64 Abutilon indicum 15500 24,8 0,6 18,18 42,98 Oplismenus hirtellus 8750 14 0,3 9,09 23,09 Phyllanthus niruri 1000 1,6 0,2 6,06 7,66 Pogonatherum crinitum 1500 2,4 0,6 18,18 20,58 Hasil analisa vegetasi di habitat hutan musim dekat aktivitas manusia pada tabel 2 menunjukkan komposisi pohon talok Grewia koordersiana memiliki penyebaran yang cukup tinggi yaitu dengan frekuensi relatif sebesar 36,84 . Fungsi dari pohon talok menjadi tempat tidur di malam hari. Jenis pohon lainnya yang menjadi pohon tempat tidur seperti kayu pahit Strynos lucida, walikukun Shoutenia ovata, laban Vitex pubescens, kapasan Croton argyrathus, dan suli Bridelia monaica. Fungsi pohon sebagai tempat istirahat di siang hari dapat ditemukan di hutan musim jauh dari aktivitas manusia seperti jenis tekik Albizzia lebeckiodes dengan nilai indeks penting 13,89 . Jenis pohon lain yang digunakan sebagai tempat istirahat seperti jenis intaran Azadirachta indica dan asam Tamarindus indica. Tipe habitat hutan musim tanjung gelap yang dekat dengan aktivitas manusia memiliki areal terbuka yang ditumbuhi tumbuhan bawah yang lebih banyak dibandingkan dengan hutan musim yang jauh dari aktivitas manusia. Akan tetapi tipe habitat hutan musim jauh dari aktivitas manusia memiliki jumlah jenis tumbuhan bawah yang lebih banyak dibanding hutan musim yang dekat aktivitas manusia. Fungsi vegetasi rumput yang tumbuh di hutan musim diduga dimanfaatkan sebagai makanan oleh ayam hutan hijau terutama bagian biji. Hutan musim tanjung gelap memiliki sumber air untuk minum yang berasal dari wadah penampungan air buatan yang dibangun oleh pihak pengelola Resort Menjangan dan kubangan satwa alami yang kering pada musim kemarau. b. Savana Semenanjung Prapat Agung Kondisi habitat ayam hutan hijau Gallus varius yang dijadikan lokasi penelitian merupakan hamparan lahan yang dipenuhi jenis rumput dan semak serta beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar. Savana terbentuk karena terjadinya kebakaran rutin. Struktur ekosistemnya secara umum tersusun atas pohon-pohon yang menyebar dengan kanopi yang terbuka. Jenis-jenis pohon dan rumput di daerah savana mempunyai sifat tahan kekeringan dan tahan api. Sebagian besar kawasan savana semenanjung Prapat Agung merupakan kawasan yang sering didatangi manusia dengan berbagai kepentingan. Kawasan savana semenanjung Prapat Agung sering didatangi manusia untuk kepentingan sembahyang umat Hindu di Pura Segara Rupek. Gambar 6 Lokasi penelitian di savana Semenanjung Prapat Agung. Gallus varius yang ditemukan di savana semenanjung Prapat Agung memanfaatkan habitat ini sebagai tempat mencari makan terutama di sekitar jalan berbatu yang dipinggirnya ditumbuhi beberapa jenis rumput dan tumbuhan bawah lainnya. Habitat Gallus varius di savana semenanjung Prapat Agung tidak memiliki sumber air yang digunakan untuk minum Gallus varius. Pada siang hari Gallus varius di savana semenanjung Prapat Agung ditemukan berteduh di bawah semak belukar rapat yang dinaungi pohon bila hari telah panas. Semak belukar yang rapat juga digunakan sebagai lokasi berlindung Gallus varius jika mendapat gangguan yang mengancam. Jenis gangguan yang sering ditemui di habitat ini adalah gangguan manusia. Kegiatan masusia yang sering dilakukan adalah sembahyang umat Hindu di Pura Segara Rupek. Vegetasi tingkat semak dan pohon yang tumbuh di savana semenanjung Prapat Agung memiliki fungsi sebagai tempat berlindung dan beristirahat di siang hari. Akan tetapi tingkat vegetasi pohon tidak digunakan sebagai lokasi untuk tidur di malam hari karena selama pengamatan berlangsung tidak ditemukan Gallus varius pada sore hari naik ke pohon-pohon yang ditemukan di savana semenanjung Prapat Agung. Hasil perhitungan terhadap kerapatan tingkat vegetasi pada habitat savana dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 7 Grafik kerapatan tingkat vegetasi indha pada tipe habitat savana. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa tumbuhan bawah memiliki kerapatan tertinggi dibandingkan tingkat vegetasi lainnya. Pada habitat savana semenanjung Prapat Agung, jenis vegetasi tumbuhan bawah yang memiliki kerapatan relatif tertinggi adalah kirinyuh Eupatorium odoratum dengan KR 63,92. Vegetasi kirinyuh berfungsi sebagai tempat beristirahat di siang hari untuk menghindari panas matahari dan juga berfungsi sebagai tempat berlindung saat merasa terancam. Hasil perhitungan terhadap indeks nilai penting INP pada habitat ayam hutan hijau Gallus varius di savana semenanjung Prapat Agung dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3 Indeks nilai penting INP dari hasil analisa vegetasi di tipe habitat savana semenanjung Prapat Agung Nama Jenis Nama Ilmiah K indha KR F FR D DR INP Pohon Intaran Azadirachta indica 10 57,14 0,3 50 22,95 53,83 160,98 Bekol Ziyphus mauritiana 2,5 14,29 0,1 16,67 7,90 18,53 49,48 Pilang Acacia leuchoploea 5 28,57 0,2 33,33 11,79 27,64 89,55 103250 14250 40 1310 17,5 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Jumlah individu Kerapatan indha Tabel 3 Lanjutan Nama Jenis Nama Ilmiah K indha KR F FR D DR INP Tiang Intaran Azadirachta indica 790 60,31 0,2 66,67 12,76 37,22 164,19 Pilang Acacia leuchoploea 520 39,69 0,1 33,33 21,53 62,00 135,02 Pancang Intaran Azadirachta indica 40 100 0,1 100 - - 200 Semai Intaran Azadirachta indica 14250 100 0,4 100 - - 200 Tumbuhan bawah Kirinyuh Eupatorium odoratum 66000 63,92 0,9 42,86 - - 106,78 Rumput duri Bulbostylis capillaris 7250 7,02 0,3 14,29 - - 21,31 Rumput pring- pringan Pogonatherum crinitum 9750 9,44 0,4 19,05 - - 28,49 Rumput Jampang Themeda arguens 20250 19,61 0,5 23,81 - - 43,42 Vegetasi di hutan savana semenanjung Prapat Agung didominasi jenis intaran Azadirachta indica dengan indeks nilai penting INP 160,98 , jenis pilang Acacia leuchoploea dengan INP 89,55 dan bekol Ziyphus mauritiana dengan INP 49,48 . Fungsi pohon sebagai tempat berlindung dan bernaung di siang hari dapat dilihat pada pohon intaran Azadirachta indica. Pada perilaku bernaung atau istirahat di siang hari, ayam hutan hijau Gallus varius tidak bertengger langsung di percabangan pohon akan tetapi memilih diam di bawah tajuk pohon. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian Prapat Agung, predator yang potensial bagi Gallus varius diduga adalah biawak Varanus salvator karena sempat ditemukan terlihat sedang mengejar ayam hutan hijau betina.

5.1.2 Aktivitas harian

Pengamatan terhadap aktivitas harian Gallus varius dilakukan pada seekor jantan dewasa dengan mengamati segala aktivitas yang dilakukan dalam sehari selama dua minggu dengan total sepuluh hari pengamatan. Dipilihnya jantan dewasa ini adalah dari hasil orientasi lapang yang telah dilakukan selama seminggu sebelumnya, bahwa Gallus varius jantan yang menjadi objek pengamatan memiliki jalur aktivitas harian yang relatif terbuka sehingga memudahkan pengamat. Gallus varius di habitat hutan musim Tanjung Gelap memulai aktivitas pada pukul 05:30 WITA dan berakhir pada pukul 18:30 WITA. Pengamatan terhadap perilaku Gallus varius dilakukan selama 564,801 jam dengan total pertemuan 492 kali. Jumlah jam pengamatan dan jumlah pertemuan dengan Gallus varius seperti dalam tabel di berikut ini. Tabel 4 Jumlah jam pengamatan dan pertemuan dengan Gallus varius di lokasi penelitian Lokasi penelitian Jumlah waktu pengamatan Jumlah pertemuan kali Jenis kegiatan Tanjung Gelap Perilaku makan, minum, bergerak, istirahat, tidur dan bersuara Hutan musim dekat aktivitas manusia 227,72 300 Hutan musim jauh dari aktivitas manusia 288,36 161 Prapat Agung Ekosistem savana 48,73 31 Pengamatan dengan durasi yang lebih lama dilakukan di titik pengamatan Tanjung gelap karena pada lokasi ini lebih mudah dalam menemukan Gallus varius sedang melakukan aktivitas dibandingkan lokasi lainnya di Taman Nasional Bali Barat. Gallus varius adalah satwaliar diurnal yang aktif di siang hari, sehingga semua kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya dilakukan pada siang hari dan malam harinya hanya tidur tanpa melakukan kegiatan lainnya. Pada pagi hari setelah bangun dari tidurnya, mengepakkan sayap dan dilanjutkan dengan bersuara adalah kegiatan pertama yang dilakukan Gallus varius untuk memulai aktivitas hariannya. Aktivitas selanjutnya adalah turun dari pohon tempat tidurnya dengan dengan cara melompat ke bawah pohon secara vertikal dengan sayap yang direntangkan untuk mendapatkan pendaratan yang baik. Setelah Gallus varius berada di bawah pohon tempat tidurnya maka dilanjutkan dengan melakukan perjalanan ke arah lokasi makan di pagi hari. Kegiatan makan sebenarnya telah dilakukan sesaat setelah Gallus varius turun dari pohon tempat tidurnya. Hal ini dapat diketahui karena dalam perjalanan menuju lokasi makan di pagi hari Gallus varius terlihat mematuk ke arah serasah yang berada di bawah semak belukar yang merupakan jalur lintasan yang dilalui untuk menuju tempat mencari makan feeding ground di pagi hari yaitu berupa areal terbuka yang ditumbuhi rumput. Kegiatan makan yang dilakukan di areal terbuka ini dimulai sekitar pukul 06:00 WITA sampai dengan sekitar pukul 10:30 WITA. Kegiatan makan di tempat terbuka ini tidak berlangsung sepenuhnya di areal tersebut karena Gallus varius selalu keluar dan masuk semak belukar yang ada di dekatnya untuk mencari perlindungan jika merasa terancam dan kembali lagi melanjutkan makan di areal terbuka tersebut. Setelah kegiatan makan usai, Gallus varius bergerak menuju semak belukar yang lebih rapat dan jauh dari lokasi makan untuk beristirahat. Dalam perjalanan menuju tempat istirahat sangat sulit untuk diikuti sebab Gallus varius sangat sensitif terhadap suara pengamat yang berjalan melewati permukaan tanah yang berserasah sehingga pengamat hanya menunggu di dekat tempat masuknya Gallus varius dalam semak belukar tersebut. Hasil pengamatan terhadap perilaku istirahat Gallus varius di siang hari merupakan hasil analisa karena sulitnya mengikuti sampai ke lokasi yang benar-benar dijadikan lokasi istirahat Gallus varius. Terdapat pola khusus yang dimiliki Gallus varius dalam melakukan aktivitasnya. Pola perilaku terlihat pada saat Gallus varius bangun dari tempat tidur dan diakhiri ketika Gallus varius kembali tidur di sore hari. Pada pagi hari setelah bangun dari tempat tidur aktivitas yang dilakukan Gallus varius secara terperinci yaitu: 1. Mengepakkan sayap. 2. Bersuara untuk memulai aktivitas harian. 3. Turun dari pohon tempat tidurnya baik dengan langsung terbang menuju bawah pohon tempat tidur ataupun melompat ke ranting yang berada lebih rendah untuk selanjutnya mendarat di bawah pohon. 4. Berjalan menuju lokasi makan di pagi hari dan mulai mematuk makanan sepanjang perjalanan. 5. Makan di sekitar lokasi makan di pagi hari. 6. Menuju tempat istirahat untuk menghindari panas matahari. 7. Makan sore yang dilakukan di lokasi makan yang tidak jauh dari lokasi makan di pagi hari. 8. Bergerak menuju lokasi tidur dengan tetap sambil mencari makanan di sepanjang perjalan menuju pohon tempat tidur. 9. Bersuara setelah mendekati pohon tidur. 10. Melompat atau terbang menuju ranting pohon yang akan dijadikan tempat tidur. 11. Bersuara untuk mengakhiri aktivitas harian. 12. Mencari ranting yang tepat dan posisi yang tepat sebelum memulai bertengger untuk posisi tidur. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh juga penggunaan waktu dalam perilaku selama satu hari yang dijelaskan melalui tabel 5 berikut: Tabel 5 Penggunaan waktu dalam aktivitas harian Gallus varius Perilaku Waktu menit 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 Makan 1 50 45 50 12 Minum Bergerak 2 2 8 4 3 6 10 Istirahat 30 50 45 Bersuara 12 6 Waktu menit 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 Makan 35 45 12 Minum Bergerak 2 7 10 8 4 7 Istirahat 50 45 50 17 Bersuara 10 Aktivitas harian Gallus varius pada pagi hari setelah bangun tidur dimulai dengan bersuara yang berlangsung antara pukul 05:00 sampai dengan pukul 06:00 WITA. Setelah perilaku bersuara usai Gallus varius kemudian bergerak menuju bawah pohon tidurnya dengan cara melompat atau terbang. Perilaku makan dilakukan sesaat setelah Gallus varius berada di bawah pohon tempat tidurnya dan berjalan menuju lokasi makan di pagi hari yang berlangsung antara pukul 06:00 sampai dengan pukul 09:00 WITA. Pada tabel 5 dapat dilihat tidak ditemukannya perilaku minum. Hal ini disebabkan karena pada saat pengamatan khusus perilaku harian tidak terlihat Gallus varius yang menjadi objek pengamatan sedang minum. Selama perjalanan menuju lokasi makan di pagi hari, Gallus varius tetap mencari makan sambil sesekali mengais untuk mendapatkan makanan, menyisik bulu dan membersihan paruh. Perilaku istirahat dilakukan setelah aktivitas makan di pagi hari usai yaitu dengan menuju tempat istirahat di bawah semak kirinyuh Eupatorium odoratum yang rapat untuk menghindari panas matahari antara pukul 09:00 sampai dengan pukul 15:00 WITA. Selama perilaku istirahat berlangsung, Gallus varius juga melakukan aktivitas lainnya seperti mengepakkan sayap, bersuara, menyisik bulu, membersihkan paruh dan berlindung jika merasa ada ancaman yang membahayakan bahkan makan juga tetap dilakukan. Setelah periode waktu istirahat berakhir kemudian aktivitas harian dilanjutkan dengan perilaku makan sore hari, lokasi makan yang digunakan mulai mendekati pohon tempat tidur. Perilaku makan sore berlangsung antara pukul 15:00 sampai dengan pukul 17:00 WITA. Menjelang sore hari, Gallus varius akan menuju pohon tempat tidurnya untuk mengakhiri aktivitas hariannya. Sebelum memulai tidur Gallus varius akan bersuara sebagai tanda aktivitas harian telah berakhir. Persentase penggunaan waktu selama sehari Gallus varius di Tanjung Gelap adalah kegiatan bersuara selama 0.287 jam 2, bergerak selama 0.122 jam 1, makan selama 5.475 jam 45, dan istirahat selama 6,362 jam 52. Persentase penggunaan waktu lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 8 Diagram persentase aktivitas harian Gallus varius di TNBB. Berdasarkan diagram dapat diketahui jika diurutkan dari proporsi terbesar sampai terkecil dimulai dari perilaku istirahat, makan, bersuara dan yang memiliki 2 1 45 52 Persentase Aktivitas Harian Bersuara Bergerak Makan Istirahat proporsi terkecil adalah bergerak. Perilaku istirahat memilki persentase terbesar karena kondisi cuaca selama pengamatan sangat panas akibat sinar matahari sehingga Gallus varius banyak istirahat demi efisiensi energi. Perilaku makan memiliki proporsi yang cukup besar setelah perilaku istirahat. Gallus varius dalam melakukan perilaku makan diperlukan pula gerakan lainnya seperti berjalan yang termasuk dalam perilaku bergerak, namun perilaku bergerak disini dimasukkan dalam perilaku makan. Perilaku berjalan untuk mendapatkan makanan dimasukkan dalam perilaku makan karena termasuk dalam aktivitas yang mendukung perilaku makan. Gambar 9 Pergerakan harian Gallus varius di hutan musim tanjung gelap Pergerakan harian jantan dewasa Gallus varius yang diamati dari hari pertama sampai dengan hari kesepuluh terlihat memiliki pola jalur yang relatif sama, hal ini dapat dilihat dari lokasi makan di pagi dan sore hari yang berdekatan. Selain itu tempat istirahat yang dipilih pun tidak jauh berbeda dari lokasi istirahat-istirahat sebelumnya. Namun untuk lokasi berlindung, Gallus varius bergerak dengan spontan ketika merasa terancam dan masuk ke dalam semak dengan pola yang tidak beraturan.

5.1.3 Ekologi perilaku makan

Aktivitas makan Gallus varius dilakukan dengan berjalan disekitar feeding ground dan setelah di suatu titik ditemukan makanan yang terlihat langsung maka Gallus varius akan mematuk dengan menggunakan paruh dan menelan makanan tersebut. Untuk mendapatkan makanan di permukaan tanah yang berada diantara serasah ataupun tertutup tanah, Gallus varius mengais ke arah serasah ataupun tanah dengan menggunakan kedua tungkainya secara bergantian agar makanan terlihat kemudian dipatuk dan ditelan. Cara yang dilakukan Gallus varius untuk mendapatkan makanan akan berbeda antara makanan yang bisa langsung ditemukan di atas permukaan tanah dengan makanan yang berada diatas tubuhnya setinggi tubuh. Sebelum makanan dipatuk Gallus varius akan melihat-lihat dulu makanan tersebut dan menggerakkan lehernya ke kiri dan kanan sehingga terlihat dengan jelas makanan yang akan dipatuk. Setelah yakin barulah Gallus varius mematuk ke arah makanan tersebut ataupun ditarik dengan menggunakan paruhnya jika sulit untuk diperoleh. Jenis makanan yang biasanya diperoleh dengan cara ini seperti semut yang berada di ranting-ranting tumbuhan. Perilaku makan Gallus varius dilakukan pada pagi hari sesaat setelah turun dari pohon tempat tidurnya antara pukul 06:04 WITA sampai dengan pukul 11:20 WITA. Pada sore hari perilaku makan dilakukan setelah masa istirahat berakhir yaitu pada pukul 14:13 WITA sampai dengan menjelang matahari terbenam pukul 18:30 WITA. Gallus varius memulai aktivitas makan sesaat setelah turun dari tempat tidurnya yaitu dengan berjalan dan mulai mencari makan di antara serasah yang berada di permukaan tanah. Diduga makanan yang didapat pada waktu perjalanan ke feeding ground adalah semut dan rayap. Pada pagi hari Gallus varius akan menuju feeding ground untuk memulai aktivitas makan pagi. Salah satu feeding ground Gallus varius untuk lokasi hutan musim Tanjung Gelap adalah di areal terbuka yang sengaja dibuat oleh pihak pengelola Resort Menjangan. Feeding ground Gallus varius di habitat savana semenanjung Prapat Agung berada di sekitar areal Pura Segara Rupek dan sepanjang pinggiran jalan menuju Pura Segara Rupek. a b Gambar 10 Perilaku makan Gallus varius, a hutan musim Tanjung Gelap, b hutan savana Prapat Agung. Gallus varius mengais dengan cara bergantian antara tungkai kanan dan kiri. Pada saat satu tungkai mengais yang satunya lagi sebagai tumpuan untuk tetap tegak dan tubuh agak condong ke arah berlawanan dengan tungkai yang digunakan untuk mengais. Jika tungkai yang mengais adalah tungkai kanan maka tubuh Gallus varius akan condong ke kiri begitu pula sebaliknya jika tungkai yang mengais adalah tungkai kiri maka tubuh Gallus varius akan condong ke kanan. Jumlah kaisan total yang dilakukan tergantung kondisi permukaan tanah dan ketersediaan makanan, jika makanan mudah terlihat tanpa mengais maka jumlah kaisan akan semakin sedikit. Jumlah kaisan Gallus varius yang dilakukan sebelum mematuk berkisar antara 1-8 kaisan. a b Gambar 11 Permukaan tanah bekas kaisan Gallus varius, a betina, b jantan. Permukaan tanah yang menjadi lokasi mengais Gallus varius berbentuk oval dan berdiameter antara 15-30 cm. Hasil kaisan akan terlihat pada permukaan tanah yang berserasah dan permukaan tanah yang gembur. Besarnya diameter kaisan dipengaruhi oleh jenis kelamin Gallus varius. Tipe perilaku makan ayam hutan hijau berdasarkan intensitas berpindah untuk mencari makanan dapat dibagi menjadi:

a. Makan bergerak berpindah

Makan bergerak berpindah lebih sering dilakukan pada individu-individu yang makan secara berkelompok. Berikut adalah contoh pola pergerakan makan individu Gallus varius dimulai dengan mematuk 3 kali 3 detik, mengais 4 kali 6 detik, diam 2 detik, mengais 2 kali 2 detik, jalan 30 detik, mematuk 6 kali 4 detik, jalan 32 detik, mematuk 10 kali 8 detik, jalan 48 detik, mematuk 2 kali 1 detik, mengais 2 kali 1 detik, jalan 3 detik, mematuk 14 kali 20 detik, jalan 122 detik, jalan sambil bersuara “kek-kek-kek” 114 detik, mematuk 1 kali 1 detik, jalan 18 detik, mematuk 1 kali 1 detik, jalan 17 detik, mematuk 1 kali 1 detik, jalan 5 detik, mematuk 16 kali 10 detik, jalan sambil bersuara “kek-kek-kek” 37 detik, mematuk 4 kali 3 detik, jalan sambil bersuara 17 detik, mematuk 2 kali 2 detik, jalan sambil bersuara “kek-kek-kek” 38 detik dan berjalan masuk ke dalam semak 8 detik.

b. Makan pada titik tertentu