Tipe IV “kokrek” Tipe V “keek”

Tipe suara ini disuarakan Gallus varius sebelum naik ke pohon tempat tidur di sore hari dan setelah bangun dari tidur di pagi hari. Tipe suara “kroo-kreek” terdengar 2 kali di hutan musim dekat aktivitas manusia dan tidak ditemukan di hutan musim jauh dari aktivitas manusia.

d. Tipe IV “kokrek”

Tipe suara “kokrek” dikeluarkan di pagi hari setelah bangun dari tidur dan biasanya dibarengi dengan kepakan sayap dari Gallus varius. Suara dikeluarkan dengan cara kepala yang ditengadahkan, paruh terbuka dan leher yang diluruskan membentuk garis lurus dengan paruh dan sesekali dibarengi dengan kepakan sayap. Tipe suara “kokrek” dilakukan di percabangan pohon tempat tidur. Suara “kokrek” terdengar sekali di hutan musim dekat aktivitas manusia dan tidak terdengar di hutan musim jauh dari aktivitas manusia.

e. Tipe V “keek”

Gallus varius mengeluarkan suara tipe “keek” dengan cara kepala yang ditengadahkan, paruh terbuka, leher diluruskan dengan paruh. Suara tipe ini dilkeluarkan paling awal di pagi hari yang merupakan awalan sebelum kokok dilakukan. Tipe suara “keek” dilakukan di percabangan pohon tempat tidur. Suara “keek” ditemukan 3 kali di hutan musim dekat aktivitas manusia dan tidak ditemukan di hutan musim jauh dari aktivitas manusia. Mekanisme perilaku bersuara ayam hutan hijau Gallus varius berlangsung pada pagi hari antara pukul 05:50 WITA sampai dengan pukul 06:50 WITA sedangkan di sore hari suara ayam hutan hijau dijumpai pada pukul 16:30 WITA sampai pukul 18:20 WITA. Pada siang hari Gallus varius jarang ditemukan sedang bersuara, jika bersuara jenis yang dibunyikan hanya “kek-kek-kek” dengan tempo yang lambat dan merupakan suara yang dikeluarkan saat mencari makan ataupun istirahat. Selama pengamatan ditemukan tujuh kali ayam hutan hijau yang bersuara di siang hari. Ketinggian dari permukaan tanah yang menjadi tempat Gallus varius bersuara berkisar antara 0 – 16 meter, sedangkan secara umum lebih sering dijumpai bersuara pada ketinggian 0 – 7 meter. Perilaku bersuara yang dilakukan Gallus varius sebenarnya tidak bisa dikatakan mutlak rutin dilakukan pada waktu-waktu tertentu sebab ada saatnya Gallus varius tidak bersuara di waktu yang biasanya digunakan untuk bersuara. Hal ini terlihat dalam pengamatan yang dilakukan di Tanjung Gelap, jantan yang bersuara berturut-turut selama hari pengamatan ke- 1 sampai dengan hari pengamatan ke- 8 pada waktu bangun dari tidur ternyata tidak bersuara 2 hari yaitu pada hari pengamatan ke-9 dan 10 dari total 10 hari pengamatan. Perilaku bersuara yang dilakukan Gallus varius pada waktu bangun dari tidur menggabungkan beberapa tipe suara dan biasanya diawali dengan kepakan sayap. Urutan suara yang dibunyikan Gallus varius pada saat bangun tidur yaitu dimulai dengan “keek” satu kali, “kokrek” dilakukan sebanyak dua sampai lima kali dan “ce-ke-keer” atau “kroo-kreek” dilakukan sebanyak 7 sampai 25 kali dalam sekali periode. Perilaku bersuara dengan tipe bunyi “kroo-kreek” atau “ce-ke-keer” yang dilakukan Gallus varius mempunyai selang waktu pengulangan yang makin lama dengan semakin seringnya bunyi tipe ini dibunyikan. Sebagai contoh adalah pola bersuara Gallus varius jantan di pagi hari saat bangun tidur di Tanjung Gelap: 06:48,..., 16, 36, 55, 40, 39, 53, 11, 27, 14, 06, 27, 03, 16, 45, 06, 25, 51, 18, 30, 48. Dari contoh diatas dapat dilihat Gallus varius bersuara pada pukul 06:48 dan suara yang dikeluarkan terjadi pada jam 06.48 lebih 16 detik. Angka 16, 36, 55 dan seterusnya pada contoh menunjukkan saat tipe bunyi “kroo-kreek” atau “ce- ke- keer” dikeluarkan. Pada contoh tersebut selang waktu mengeluarkan bunyi berkisar antara 12 detik sampai 59 detik. Perilaku bersuara yang dilakukan Gallus varius lebih banyak ditemui pada pagi dan sore hari. Perilaku bersuara yang dilakukan pada pagi hari merupakan sebuah strategi yang digunakan kelompok untuk berkomunikasi sehingga dapat melakukan perjalanan bersama untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya secara berkelompok. Perilaku bersuara di sore hari juga merupakan strategi untuk berkomunikasi setelah melakukan aktivitas dan kembali ke lokasi tidur. Tipe suara yag sering digunakan dalam komunikasi kelompok adalah “kek-kek-kek” dengan tempo yang lambat. Rekapitulasi frekuensi dan durasi perilaku bersuara Gallus varius yang diperoleh selama pengamatan di lokasi penelitian sebagai berikut: Tabel 25 Rekapitulasi frekuensi dan durasi perilaku bersuara Gallus varius di TNBB Tipe habitat Total Hutan musim jauh dari aktivitas manusia Hutan musim dekat aktivitas manusia Ekosistem savana Frekuensi 26 91 117 Durasi 2006 4657 6663 Hasil uji chi-square terhadap frekuensi bersuara Gallus varius di tipe habitat berbeda menghasilkan nilai χ 2 hitung = 0,004 lebih kecil dari χ 2 tab = 5,99. Hasil berbeda diperlihatkan durasi perilaku bersuara yaitu nilai χ 2 hitung = 135,182 yang melebihi χ 2 tab = 5,99 disajikan seperti dalam tabel 26 berikut: Tabel 26 Hasil uji chi-square frekuensi dan durasi perilaku bersuara di berbagai tipe habitat di TNBB χ2 tab = 5,99; db = 2 Tipe habitat χ2 hitung Hutan musim jauh dari aktivitas manusia Hutan musim dekat aktivitas manusia Ekosistem savana Frekuensi 0,003 0,001 0,004 Durasi 94,484 40,699 135,182 Berdasarkan hasil uji chi-square seperti yang disajikan dalam tabel diatas dapat dilihat nilai χ 2 hitung = 0,004 yang lebih kecil dari χ 2 tab = 5,99 yaitu tipe habitat tidak berpengaruh terhadap frekuensi perilaku bersuara. Frekuensi perilaku bersuara di habitat hutan musim dekat aktivitas manusia, hutan musim jauh dari aktivitas manusia dan hutan savana TNBB memiliki peluang yang sama. Sedangkan durasi perilaku bersuara dengan nilai χ 2 hitung = 135,182 melebihi nilai χ 2 tab = 5,99 sehingga dapat dikatakan tipe habitat berpengaruh terhadap durasi perilaku bersuara. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Habitat ayam hutan hijau Gallus varius di TNBB