panjangnya 16 mm. Leher berwarna putih, dada kecoklatan pucat dengan batas kehitaman, bagian bawah tubuh berwarna keabu-abuan dengan bercak hitam. Bulu
ekor berwarna hitam dan kuning pucat dengan panjang 115 mm. Tungkai ayam hutan hijau betina memiliki panjang 58 mm berwarna putih keabu-abuan sampai
kuning merah muda Delacour 1977. Ayam hutan hijau dalam masa peralihan menjadi dewasa tidak ditandai
dengan pergantian bulu. Spesies jantan ayam hutan hijau yang belum dewasa, menjelang usia dua bulan mulai tumbuh bulu-bulu berwarna hitam, hijau dan
kuning yang berbaur. Anakan dari ayam hutan hijau ada yang berbulu kapas berwarna gelap dan terdapat jalur coklat kehitaman dari jengger sampai ekor, juga
kepala dan sayap. Warna dada coklat dan pada bagian bawah berwarna putih krem Grzimek 1972.
Delacour 1977 menyatakan bahwa jantan muda ayam hutan hijau akan mempunyai bulu dewasa pada tahun pertama dan dapat dibedakan dengan jantan
dewasa berdasarkan ukuran jengger, taji dan bulu. Jantan muda mencapai dewasa kelamin setelah usia satu tahun.
2.3.2 Habitat dan penyebaran
Ayam hutan hijau menurut MacKinnon et al. 1992 tersebar disekitar Jawa, Bali, Kangean, dan Flores. Di Jawa dan Bali umumnya terdapat secara lokal pada
habitat terbuka yang sesuai sampai ketinggian 1500 mdpl. Ayam hutan hijau memilih daerah berumput terbuka dan jarang atau tidak pernah ditemukan di
hutan lebat serta sering mencari makan di padang rumput dekat ternak dengan memakan serangga yang tertarik pada kotoran ternak atau terganggu pada waktu
ternak bergerak. Fuller Garson 2000 menyatakan bahwa ayam hutan hijau menyukai
daerah pinggiran pantai dan dekat dengan aktivitas manusia karena sering ditemukan di beberapa daerah pertanian serta menyukai daerah terbuka dan
padang rumput. Hutan pantai yang disukai adalah hutan pantai yang berbatu-batu, berkarang dengan semak belukar yang berduri, rumpun palma ataupun bambu.
Ayam hutan hijau bergantung pada habitat yang ditumbuhi pepohonan mencakup hutan tropis dataran rendah, hutan tropis pegunungan, habitat terbuka dan padang
rumput yang merupakan tempat untuk mencari makan, berlindung, beristirahat, dan berkembang biak.
Secara umum Gallus spp mencari makan pada pagi dan sore hari. Makan dan minum adalah perilaku makan feeding behaviour. Ayam hutan hijau
memilih tempat terbuka untuk mencari makan. Tempat terbuka tersebut dapat berupa semak belukar di dataran rendah. Makanan ayam hutan hijau adalah biji-
bijian, rumput-rumputan, serangga, binatang kecil lainnya seperti jangkrik, belalang dan lainnya Mufarid 1991.
Arifinsjah 1987 menyatakan bahwa ayam hutan hijau menyukai semak belukar yang relatif lebat, kumpulan pohon yang cukup rindang untuk beristirahat
dan menyembunyikan dirinya dari serangan predator dan panasnya matahari. Sedangkan untuk aktivitas istirahat ayam hutan hijau sebelum aktivitas hariannya
dimulai kembali atau disebut tidur memilih lokasi di percabangan pohon yang rendah antara 0-1 m dari tanah.
2.3.3 Ekologi perilaku ayam hutan hijau