Peraturan desa maupun aturan adat yang ada di masyarakat merupakan bentuk pengelolaan masyarakat terhadap Tana „Ulen Lalut Birai. Pengelolaan
tersebut secara garis besar mendukung kawasan konservasi seperti saat ini. Dalam kaitannya dengan manajemen pengelolaan kawasan konservasi seperti taman
nasional, bentuk pengelolaan di masyarakat dan sistem zonasi kawasan hendaknya mendukung satu dan lainnya.
5.4.2 Pengelolaan di tingkat BTNKM
Pengelolaan yang dilakukan pihak Taman Nasional Kayan Mentarang terhadap Tana „Ulen Laut Birai tidak dituliskan secara khusus selama beberapa
tahun sebelumnya. Peraturan tersebut berupa sistem zonasi untuk pengelolaan kawasan. Namun untuk saat ini peraturan itu sudah dituliskan secara khusus
Tabel 6. Peraturan tersebut dituliskan karena stasiun penelitian dalam Tana „Ulen saat ini telah diserahkan kepada Taman Nasional Kayan Mentarang. Selain
itu area ini merupakan pusat penelitian biologi kawasan hingga saat ini. Tabel 6 Dokuman pengelolaan Tana Ulen Lalut Birai di tingkat BTNKM
No Program
Bentuk kegiatan Sub Kegiatan
1 Pengembangan dan
pemanfaatan wisata alam Penyusunan dan pemasangan
bahan interpretasi ODTWA Penyusunan dan
pemasangan bahan interpretasi SPHT
Lalut Birai
Penguatan kelembagaan ekowisata
Penguatan kelembagaan SPHT
Lalut Birai oleh BPTU
Dukungan operasional SPHT Lalut Birai
Operasional kelembagaan struktur
badan pengelola tana ulen
2 Terjaminnya populasi spesies
TN Kayan Mentarang Terjaminnya populasi spesies
SPTN II Long Alango TN Kayan Mentarang
Pembuatan transek satwa di SPHT Lalut
Birai
Sumber : BTNKM 2012 Pengelolaan yang dilakukan Balai Taman Nasional Kayan Mentarang
BTNKM melibatkan pihak BPTU Badan Pengurus Tana „Ulen yang ada di masyarakat. Pengelolaan tersebut berupa dukungan materi kepada BPTU seperti
biaya administrasi sehari- hari. Selain itu pengelolaan terhadap Tana „Ulen berupa
pengembangan wisata alam. Pengelolaan tersebut merupakan bentuk pengelolaan kolaboratif bersama masyarakat hingga saat ini.
Pengelolaan yang dilakukan oleh BTNKM dan BPTU tidak memiliki perbedaan dalam mendukung konservasi kawasan dan tetap memperhatikan
kebutuhan masyarakat. Hal tersebut terdapat dalam arahan pengelolaan zonasi kawasan dan aturan adat yang ada di masyarakat. Aturan pengelolaan tersebut
saling mendukung dan melengkapi, namun tetap memerlukan pendampingan dalam menerapkan berbagai aturan tersebut.
Pengelolaan kawasan yang dilakukan oleh masyarakat memiliki sejarah panjang dan dimulai sekitar tahun 1920 pada kepemimpinan kepala adat besar
Apuy Njau. Pengelolaan tersebut memiliki beberapa perbedaan dengan saat ini. Pengelolaan saat ini untuk kesejahteraan masyarakat sebesar-besarnya dengan
merubah status Tana „Ulen menjadi milik desa, sedangkan dahulu milik individu. Selain itu saat ini kawasan dapat dijadikan area penelitian dan kegiatan ini diawali
saat terbangunnya stasiun penelitian dalam kawasan. Terjadi perubahan aturan yang dapat diterapkan dalam kawasan setelah kawasan berubah menjadi milik
desa. Perubahan-perubahan tersebut perlu mendapatkan perhatian dengan melakukan pendampingan di masyarakat. Perubahan tersebut secara umum berupa
keleluasaan masyarakat desa setempat dalam memanfaatkan sumberdaya alam di Tana „Ulen Lalut Birai, seperti perijinan kepada kepala adat.
Perubahan pengelolaan kawasan ditingkat Balai Taman Nasional Kayan Mentarang tidak terlihat jelas. Pengelolaan tersebut baru dituliskan secara khusus
untuk tahun ini. Pada tahun sebelumnya pengelolaan yang dilakukan secara umum dengan menerapkan aturan pengelolaan zonasi di seluruh kawasan, termasuk Tana
„Ulen Lalut Birai. Penetapan kawasan menjadi Taman Nasional baru pada tahun 1996 setelah sebelumnya kawasan berupa Cagar Alam pada tahun 1980. Sehingga
pengelolaan yang dilakukan belum banyak memiliki perbedaan dengan tahun- tahun sebelumnya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan