Global Positioning System GPS Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

Sistem Informasi Geografis memadukan data keruangan dan data atributnya dalam menampilkan dunia nyata. Sistem Informasi Geografis menyimpan semua informasi deskriptif data keruangan sebagai atribut-atribut di dalam basis data yang berbentuk tabel dan dapat dihubungkan. Setelah dihubungkan antara data keruangan dan tabel yang bersangkutan, dapat dilakukan pencarian terhadap data atribut melalui lokasi-lokasi dalam data keruangan. Keterkaitan antara data keruangan dan atributnya ditampilkan dalam satuan-satuan yang disebut layer. Gedung, hutan, jalan dan batas-batas desa merupakan contoh layer yang jika dikumpulkan akan membentuk basis data SIG. Rancangan basis data akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses pemasukan, pengelolaan dan luaran SIG.

2.5 Global Positioning System GPS

Gunarso et al. 2003 mengartikan GPS sebagai sebuah alat dengan sistem radio navigasi dan menggunakan satelit dalam menentukan suatu lokasi. Puntodewo et al. 2003 mengatakan frekuensi sinyal radio yang dipancarkan sebuah satelit sangat rendah dan secara kontinu. Sinyal radio tersebut akan diterima secara pasif oleh GPS. Selain satelit dan GPS, dalam menentukan lokasi terdapat pula stasiun pengontrol yang tersebar di beberapa tempat. Stasiun ini berfungsi menilai kelayakan satelit, menentukan orbit dan memonitor satelit GPS. Satelit GPS tersebut berjumlah 24 buah dengan ketinggian 11.500 mil dan mengorbit selama 12 jam dua orbit dalam sehari serta memiliki kecepatan 2000 mil per jam. Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sinyal yang dipancarkan satelit agar dapat diterima dengan baik oleh GPS memerlukan kondisi dibagian atas GPS tanpa halangan apapun, baik awan, tajuk pepohonan maupun gedung-gedung. Sinyal satelit minimal yang diperlukan untuk menghitung posisi dalam tiga dimensi sebanyak 4 buah. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Taman Nasional Kayan Mentarang, tepatnya di Kecamatan Bahau Hulu Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Timur Gambar 1. Interpretasi citra dan analisis citra dilakukan di Bagian Analisis Spasial Lingkungan Laboratorium Hutan Kota dan Jasa Lingkungan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga bulan Desember 2011. Gambar 1 Lokasi penelitian identifikasi batas lapang Tana „Ulen Lalut Birai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang dilengkapi dengan SIG yang terdiri atas perangkat keras hardware dan perangkat lunak software, Microsoft Office 2007 untuk membuat dan menyusun laporan, ArcGIS 9.3 dan ERDAS 9.1 untuk mengolah data SIG, analisis, dan membuat tampilan berupa peta. Alat yang digunakan di lapangan diantaranya GPS Global Positioning System, kamera, panduan wawancara dan alat tulis. Bahan yang digunakan tersaji dalam Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Bahan yang diperlukan berdasarkan jenis dan sumber datanya No Jenis bahan Sumber bahan Keterangan 1 Peta Kawasan TNKM WWF dan TNKM Peta tahun 1996 2 Peta Topografi Kaltim WWF dan TNKM Peta tahun 1999 3 Peta Kab. Malinau Nunukan WWF dan TNKM Peta tahun 1999 4 Peta Aliran Sungai Kaltim WWF dan TNKM Peta tahun 1999 5 Peta Penutupan Lahan Kaltim WWF dan TNKM Peta tahun 1999 6 Peta Zonasi Kawasan TNKM WWF dan TNKM Peta tahun 2010 7 Citra Landsat 7 ETM+ Enhanced Thematic Mapper Plus USGS Peta tahun 2009 8 Citra SRTM Shuttle Radar Topography Mission USGS Peta tahun 2009

3.3 Metode Pengumpulan Data