Tujuan Manfaat Pemetaan Identifikasi Batas Lapang Tana „Ulen Lalut Birai dan Inventarisasi Aturan Pengelolaannya di Taman Nasional Kayan Mentarang

lapang areal Tana „Ulen tersebut. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui areal Tana „Ulen sebenarnya dan untuk membedakan dengan areal di sekitarnya. Mengetahui batas lapang areal Tana „Ulen yang sebenarnya akan dapat digunakan untuk membandingkan dengan kawasan TNKM yang mengelilinginya. Latar belakang lainnya adalah hasil lokakarya mengenai pengelolaan Tana „Ulen Lalut Birai. SPHT Lalut Birai atau Tana „Ulen Lalut Birai yang berada dalam kawasan TNKM, saat ini dikelola secara kolaboratif oleh masyarakat BPTU dan Balai TNKM. Masyarakat Desa Long Alango sebagai pengelola di lapangan saat ini perlu mengetahui areal Tana „Ulen sebenarnya, dengan demikian masyarakat akan mengetahui areal yang dikelolanya secara baik. Sehingga kegiatan identifikasi batas lapang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengelola kawasan. Kegiatan inventarisasi berbagai peraturan pengelolaan yang diterapkan da lam Tana „Ulen dimaksudkan untuk membandingkan dan mengumpulkan aturan pengelolaan masyarakat adat maupun pemerintah selama ini. Dengan demikian dapat diketahui berbagai perubahan kebijakan pengelolaan kawasan dan dapat membandingkan peraturan pengelolaan yang diterapkan kedua belah pihak. Sistem Informasi Geografi SIG digunakan sebagai alat yang membantu melakukan visualisasi dalam menganalisa data-data geografis Prahasta 2004. Dalam hal ini, SIG digunakan untuk memetakan areal Tana „Ulen dari berbagai data-data geografis yang dikumpulkan dalam pengambilan data. Penampakan secara visual areal Tana „Ulen dalam bentuk peta dapat digunakan untuk menganalisa berbagai informasi yang diperoleh saat pengumpulan data dan dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan oleh masyarakat adat maupun pemerintah.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi batas lapang areal Tana „Ulen Lalut Birai di TNKM wilayah SPTN II; 2. Memetakan batas lapang Tana „Ulen Lalut Birai dan; 3. Inventarisasi aturan pengel olaan yang diterapkan dalam Tana „Ulen Lalut Birai oleh masyarakat adat dan pemerintah.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola kawasan dalam menjalin pengelolaan kolaboratif bersama masyarakat. Sehingga kawasan konservasi ini menjadi contoh yang kuat dalam melakukan pengelolaan hutan bersama masyarakat. Masyarakat Desa Long Alango selaku pengelola Tana „Ulen Lalut Birai dapat menggunakannya sebagai salah satu panduan dalam mengelola areal tersebut. Para pihak yang terlibat dalam konservasi daerah tangkapan air di Kalimantan dapat menggunakannya sebagai informasi dalam mengelola daerah tangkapan air. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemetaan

Pemetaan dapat diartikan sebagai proses terpadu yang meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data keruangan Wibowo 2009. Sedangkan peta dapat berupa gambaran permukaan bumi yang menggambarkan lokasi suatu tempat dan memiliki topik tersendiri Flavelle, tidak ada tahun terbit. Proses pemetaan partisipatif tidak berbeda dengan proses pemetaan, yang membedakan hanyalah teknik yang digunakan dan sumberdaya yang melakukan. Pemetaan partisipatif memiliki kriteria tersendiri, yakni melibatkan seluruh anggota masyarakat, masyarakat menentukan sendiri topik pemetaan dan tujuannya, masyarakat menentukan sendiri proses yang berlangsung, proses pemetaan dan produk-produk yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat, sebagian besar informasi yang terdapat di peta berasal dari pengetahuan lokal dan masyarakat menentukan penggunaan peta yang dihasilkan. Peta dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti mencatat dan mengesahkan pengetahuan lokal atau pengetahuan tradisional, pengorganisasian rakyat dan meningkatkan kesadaran mengenai masalah-masalah tanah dan lingkungan, perencanaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam masyarakat adat, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan pihak luar dan menegaskan serta menegosiasikan kepemilikan kawasan adat.

2.2 Masyarakat adat