Lokasi-lokasi penting menurut masyarakat

Tana „Ulen Lalut Birai tidak memiliki perbedaan dengan kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang yang mengelilinginya. Areanya didominasi oleh hutan lebat dan beberapa anak sungai. Puncak gunung maupun bukit sama seperti dalam areal Tana „Ulen, yakni terhubung dengan lainnya dan terkadang terputus dari lainnya. Sungai dan anak sungai sama seperti dalam Tana „Ulen, banyak tersebar di kanan dan kiri areal. Berdasarkan penuturan masyarakat, area di titik pertemuan sisi kanan utara dan sisi kiri selat an Tana „Ulen merupakan bebatuan besar, terutama di punggung gunung dan puncak gunung sehingga perjalanannya sulit. Hal tersebut sama seperti daerah di sekitarnya yakni Sungai Lurah yang merupakan daerah Taman Nasional Kayan Mentarang. Tana „Ulen Lalut Birai merupakan sebuah sub DAS dengan hutan yang masih baik. Kondisi ini menandakan sub DAS tersebut masih baik, khususnya dalam mensuplai air bagi sungai-sungai besar di Kalimantan timur. Dengan demikian pengelolaan yang dilakukan sudah baik dan perlu mendapatkan dukungan, agar pelestarian daerah tangkapan air dapat terlaksana.

5.3.3 Lokasi-lokasi penting menurut masyarakat

Tana „Ulen Lalut Birai merupakan tanah adat suku Kenyah Leppo Ma‟ut yang tinggal di Desa Long Alango. Meskipun pemanfaatannya dibatasi, masyarakat memiliki beberapa lokasi penting yang sering dikunjungi maupun dijaga keberadaannya Gambar 21. Lokasi tersebut berupa area yang menyediakan kebutuhan masyarakat dan sangat besar pengaruhnya untuk kehidupan sehari-hari. Sedangkan lokasi yang dijaga keberadaannya merupakan lokasi peninggalan sejarah seperti pemakaman. Damar memiliki peran besar dalam perekonomian masyarakat saat itu, harganya melebihi gaharu sehingga masyarakat sering bepergian kedalam hutan untuk mencari damar. Letak damar di Tana „Ulen Lalut Birai berada di hulu Sungai Enggeng Belua yang merupakan anak sungai dari Sungai Enggeng. Letak pohon Agathis Agathis borneensis yang menyebar, memberikan gambaran adanya daerah lain sebagai lokasi pengambilan damar. Namun lokasi di hulu Sungai Enggeng Belua maupun di sekitar Batu Tuang merupakan areal pengambilan damar yang sering disebutkan masyarakat. 46 Gambar 20 Peta Tana „Ulen Lalut Birai berdasarkan survey dan diskusi. Madu hutan saat ini diperoleh masyarakat dari suku Punan yang datang ke desa. Selain itu masyarakat mendapatkan dari desa tetangga dan saat peringatan hari jadi Kabupaten Malinau IRAU. Namun dahulu masyarakat memperoleh madu dari hutan sekitar desa. Salah satu lokasi pengambilan madu adalah Tana „Ulen Lalut Birai. Lokasi pencarian madu pada umumnya terdapat pohon kapur dewasa yang tinggi Gambar 23. Lokasi pohon kapur banyak terdapat di salah satu anak sungai, sehingga masyarakat memberi nama anak sungai tersebut dengan Lalut Kapun kapur. Lokasi ini menjadi salah satu lokasi penting di masyarakat karena menyediakan kebutuhan masyarakat berupa madu. Jembatan gantung Lalut Birai melintasi muara Sungai Enggeng dan menjadi salah satu lokasi penting bagi masyarakat Gambar 22. Selain itu lokasi ini memudahkan pengunjung memasuki Stasiun Penelitian Hutan Tropis SPHT Lalut Birai. Jembatan ini terletak di bagian depan timur dari Tana „Ulen dan dapat terlihat dari Sungai Bahau. Jembatan ini menghubungkan lokasi penting lainnya di Tana „Ulen yaitu SPHT Lalut Birai. Areal ini dibangun oleh LSM saat itu sebagai tempat tinggal selama kegiatan penelitian biologi kawasan. Stasiun Penelitian Hutan Tropis Lalut Birai hingga saat ini menjadi salah satu areal yang sering dikunjungi oleh masyarakat maupun para peneliti. Selama aktifnya kegiatan penelitian di areal ini, secara tidak langsung mengajarkan masyarakat untuk menjaga sumberdaya yang ada di dalamnya. Lokasi penting lainnya yang sering digunakan masyarakat untuk mendapatkan hewan buruan adalah mata air asin atau Sungan yang ada di dalam Tana „Ulen. Areal ini banyak tersebar di Tana „Ulen, namun satu mata air asin sungan yang cukup besar dan terkenal berada di persimpangan Sungai Tee dan Sungai Enggeng, sehingga salah satu anak sungai di sana diberi nama Lalut Sungan. Beberapa anak sungai lainnya diberi nama yang sama karena letak sungan yang menyebar di Tana „Ulen. 48 Gambar 21 Peta lokasi- lokasi penting di dalam Tana „Ulen Lalut Birai. Gambar 22 Lokasi penting di Tana „Ulen a. Jembatan gantung Lalut Birai dan b. Batu Tuang batu menunduk. Bentuk alam lainnya yang banyak diingat oleh masyarakat adalah Batu Tuang batu menunduk. Keberadaannya sering dijadikan acuan masyarakat dalam menelusuri Tana „Ulen Lalut Birai, sehingga areal ini banyak diingat masyarakat. Batu Tuang Gambar 22 merupakan batuan besar yang ditumbuhi berbagai tumbuhan dan memiliki posisi seperti menunduk, sehingga masyarakat menamainya dengan Batu Tuang. Wulffraat et al. 2005 mengatakan batu ini memiliki tinggi 30 meter dengan diameter 15 meter. Lokasi batu tuang berada di ketinggian 1530 mdpl. Batunya berwarna abu-abu cerah dan menjulang keatas, sehingga batu ini menjadi acuan dalam menyusuri Tana „Ulen. Lokasi penting lainnya merupakan peninggalan sejarah yang telah lama menandakan adanya kehidupan di areal ini. Peninggalan sejarah tersebut berupa kubur batu Gambar 23 yang diperkirakan telah ada sejak tahun 1700 Sellato 1995 diacu dalam Wulffraat et al. 2005. Peninggalan kubur batu tersebut merupakan peninggalan Suku Ngorek yang sempat menempati areal tersebut. Masyarakat mengatakan Suku Ngorek merupakan suku yang terakhir menempati areal tersebut, sehingga sampai saat ini kubur batu tersebut terkenal sebagai peninggalan Suku Ngorek. Pengertian lainnya, Suku Ngorek merupakan kumpulan dari beberapa suku yang pernah menempati areal tersebut Wulffraat et al. 2005. Tana „Ulen Lalut Birai ini pernah pula ditempati oleh Suku Punan, namun tidak lama mereka meninggalkan lokasi ini pada akhir tahun 1969. Letak kubur batu tersebut tersebar di dalam Ta na „Ulen maupun dalam wilayah adat Hulu Bahau. Kubur batu di Tana „Ulen yang cukup besar berada di a b persimpangan antara Lalut Lepo‟en dan Sungai Enggeng Belua, sedangkan lokasi berikutnya ada di hulu Sungai Tee. Gambar 23 Lokasi penting di Tana „Ulen a. Kubur batu di tepi Sungai Bahau dan b. Pohon Kapur sebagai tempat keberadaan madu hutan.

5.3.4 Sejarah Tana ‘Ulen Lalut Birai