Luas Relung dan Tumpang Tindih Relung Makanan

8 terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ikan membentuk kelompok, antara lain sebagai perlindungan dari pemangsa, mencari dan menangkap mangsa, untuk tujuan pemijahan, bertahan pada musim dingin, untuk melalukan ruaya dan pergerakan serta terdapatnya suatu pengaruh dari faktor-faktor yang ada sekelilingnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran suatu jenis ikan di perairan diantaranya adalah kompetisi antar spesies dan intra spesies, heterogenitas lingkungan fisik, reproduksi, ketersediaan makanan, arus air, dan angin Hanson in Pradini 1998. Pergerakan vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada malam hari gerombolan ikan cenderung berenang ke permukaan dan berada pada permukaan sampai matahari sudah akan terbit dan pada waktu malam terang bulan gerombolan ikan tersebut agak berpencar atau berada tetap di bawah permukaan air Dwiponggo 1978 in Monintja et al. 1994. Menurut Hutomo et al. 1975 in Monintja et al. 1994, pada saat akan memijah, Sardinella fimbriata beruaya dari perairan pesisir ke perairan lepas pantai. Ikan ini penyebarannya meliputi perairan Indonesia menyebar ke utara sampai Taiwan, ke selatan sampai ujung utara Australia, dan ke barat sampai Laut Merah .

2.2 Luas Relung dan Tumpang Tindih Relung Makanan

Persaingan terhadap makanan sering terjadi antar individu dalam satu spesies atau antar spesies. Persaingan terhadap makanan merupakan perebutan antara dua spesies ikan atau lebih terhadap organisme makanan yang sama Effendie 1997 in Robiyanto 2006. Luas relung makanan mengindikasikan adanya perbedaan sumberdaya makanan yang dimanfaatkan oleh suatu organisme Oktaviani 2006. Luas relung makanan dapat membantu dalam menentukan posisi suatu spesies ikan dalam rantai makanan yang berguna dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Luas relung makanan dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ukuran ikan. Luas relung ikan memiliki kecenderungan menurun di setiap kelas ukuran panjang. Perubahan nilai luas relung ada pada setiap kelompok ukuran ikan, dimana ikan berukuran kecil akan menggunakan luas relung yang sempit Effendie 1997 in Satia et al. 2009. Sebagai contoh, luas relung makanan ikan blama Nibea soldado 9 jantan di perairan Pantai Mayangan, Subang, lebih luas dari pada ikan blama betina. Berdasarkan ukuran panjang, ikan blama pada kelompok ukuran 261 – 300 mm mempunyai luas relung makanan paling besar Djapari 2003. Luas relung makanan yang besar menandakan bahwa ikan-ikan tidak selektif dalam memilih makanan yang tersedia Satia et al. 2009. Semakin besar ukuran panjangnya, pola kebiasaan makannya juga akan berubah dan akan menggunakan luas relung yang besar. Perbedaan luas relung makanan ikan antar kelompok ukuran menunjukkan bahwa pertambahan panjang ikan tidak berkaitan dengan kelimpahan dan kemampuan ikan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia di perairan Nurnaningsih et al. 2005. Namun variasi makanan yang banyak tidak menjamin akan memberikan luas relung yang besar Satia et al. 2009 . Tumpang tindih relung adalah penggunaan bersamaan atas satu sumberdaya atau lebih oleh dua kelompok atau lebih, sedangkan tumpang tindih relung makanan adalah pemanfaatan jenis makanan yang sama oleh dua kelompok atau lebih. Jika tumpang tindih tinggi berkisar 1, kedua kelompok yang dibandingkan mempunyai jenis makanan yang sama, sebaliknya jika nilai tumpang tindih sama dengan nol, berarti tidak didapatkan makanan yang sama diantara kedua kelompok Colwell et al. 1971 in Mahyasopha 2007. Besarnya nilai tumpang tindih menunjukkan bahwa ikan tersebut mempunyai kesamaan jenis makanan sehingga peluang terjadinya persaingan makanan akan menjadi tinggi, sedangkan kecilnya nilai tumpang tindih yang terjadi akan mengurangi persaingan antar kelompok ukuran ikan karena ikan tidak memanfaatkan makanan yang sama Nurnaningsih et al. 2005. Persaingan dalam memanfaatkan ruang dan sumberdaya makanan yang sama oleh dua atau lebih spesies dapat menimbulkan kematian atau kepunahan jenis ikan tertentu. Hal ini disebabkan karena terbatasnya sumberdaya makanan di suatu perairan, dimana persediaan makanan di perairan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan dan hanya ikan-ikan yang kuat dalam persaingan yang dapat tumbuh dengan baik Weatherley 1972. 10

2.3 Kondisi Umum Perairan Selat Sunda