29 Berdasarkan nilai proporsi IP makanan ikan tembang seperti tersebut di atas
menunjukkan bahwa secara umum makanan utama ikan tembang di perairan Selat Sunda adalah fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae karena nilai proporsi IP
untuk Bacillariophyceae selalu 40 pada seluruh bulan pengamatan. Sedangkan sebagai makanan pelengkap ikan tembang di perairan Selat Sunda untuk melengkapi
makanan utamanya adalah fitoplankton dari kelompok Dinophyceae, yang ditunjukkan dengan nilai proporsi IP sebesar antara 4 hingga 40 pada setiap
bulan pengamatan dan zooplankton yang terdiri dari kelompok Cilliata, Crustacea, dan Chaetognatha merupakan makanan tambahan ikan tembang di perairan Selat
Sunda, karena nilai proporsi IP rata-rata 4 pada setiap bulan pengamatan. Ikan tembang di perairan Selat Sunda memanfaatkan fitoplankton dari
kelompok Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya di setiap bulan dikarenakan fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae ini merupakan fitoplankton yang
melimpah dan dominan berada di perairan Selat Sunda dan perbedaan makanan utama pada bulan Juni 2011, dimana ikan tembang memanfaatkan fitoplankton dari
kelompok Dinophyceae. Hal ini mungkin dipengaruhi bahwa pada bulan Juni 2011 ketersediaan fitoplankton dari kelompok Dinophyceae paling melimpah di perairan
Selat Sunda. Ditemukannya jenis organisme makanan yang berbeda di setiap bulan pengamatan dapat diduga dipengaruhi oleh keberadaan jenis organisme makanan
ikan tembang di Perairan Selat Sunda. Hal ini didukung dengan penyataan Effendie 2002 dimana dalam satu spesies ikan mungkin makanannya berbeda-beda dari
waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu perubahan lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan ikan diantaranya
penyebaran suatu organisme makanan dan ketersediaan makanan di lingkungan perairan tersebut Quaaatey Maravelias 1999 in Rahardjo Simanjuntak 2002.
4.6 Luas Relung makanan
Analisis luas relung makanan dilakukan untuk melihat proporsi sumberdaya makanan yang dimanfaatkan oleh ikan. Luas relung makanan menunjukkan
keragaman makanan yang dimanfaatkan oleh suatu organisme Oktaviani 2006. Luas relung makanan dapat membantu dalam menentukan posisi suatu spesies ikan
30 dalam rantai makanan yang berguna dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Luas
relung makanan ikan tembang berdasarkan kelompok ukuran panjang disajikan dalam Tabel 3 dan Lampiran 7.
Tabel 3. Luas relung makanan ikan tembang berdasarkan kelompok ukuran panjang mm
Kelas Ukuran mm Jantan
Betina
Luas Relung
Standarisasi Luas Relung
Standarisasi
Kecil 100-128
4,8837 0,2589
4,6246 0,2416
Sedang 129-157
5,9586 0,2610
6,1165 0,2693
Besar 158-186 5,2160
0,2635 6,4614
0,2874
Berdasarkan kelompok ukuran panjang, telihat bahwa nilai luas relung makanan ikan tembang jantan berkisar antara 4,8837
– 5,9586 dengan nilai standarisasi 0,2589
– 0,2610. Nilai luas relung terbesar terdapat pada kelompok ukuran 129
– 157 mm dan luas relung terkecil terdapat pada kelompok ukuran 100 – 128 mm. Sementara itu kisaran pada ikan tembang betina adalah 4,6246
– 6,4614 mm dengan nilai standarisasi 0,2416
– 0,2874 dengan nilai luas relung terbesar terdapat pada kelompok ukuran 158
– 186 mm dan nilai luas relung terkecil terdapat pada kelompok ukuran 100
– 128 mm. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok ukuran sedang 129
– 157 mm pada ikan tembang jantan memilih makanan yang lebih beragam dibandingkan ikan tembang jantan yang berukuran kecil 100
– 128 mm dan besar 158
– 186 mm sedangkan untuk ikan tembang betina, kelompok ukuran besar 158
– 186 mm memilih makanan yang lebih beragam dibandingkan ikan tembang betina yang berukuran kecil 100
– 128 mm dan sedang 129 – 157 mm .
Standarisasi dilakukan agar nilai luas relung berkisar pada 0-1 dan selang antar variabel tidak terlalu berbeda. Besarnya nilai luas relung pada ukuran tersebut di
atas dikarenakan pada ukuran tersebut ikan tembang memanfaatkan kelompok makanan yang beragam yang dikonsumsi dalam proporsi yang relatif seimbang.
Kelompok ikan dengan luas relung makanan terbesar memiliki jenis makanan yang lebih beragam dibandingkan dengan kelompok yang memiliki luas relung kecil
31 Satia et al. 2009
.
Perbedaan nilai luas relung makanan antar kelompok ukuran menunjukkan bahwa pertambahan panjang ikan tidak berkaitan dengan kelimpahan
dan kemampuan ikan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia di perairan Nurnaningsih et al. 2005. Namun variasi makanan yang banyak tidak menjamin
akan memberikan nilai luas relung yang besar Satia et al. 2009
.
4.7 Tumpang Tindih Relung Makanan