25 sisanya ditempati oleh zooplankton yang terdiri dari zooplankton kelompok Cilliata,
Crustacea, dan Chaetognatha. Berdasarkan nilai proporsi IP makanan ikan tembang seperti pada Gambar 8 di
atas menunjukkan bahwa secara umum makanan utama ikan tembang di perairan Selat Sunda adalah fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae karena nilai
proporsi IP untuk Bacillariophyceae selalu 40 pada seluruh bulan pengamatan. Makanan pelengkap ikan tembang di perairan Selat Sunda untuk melengkapi
makanan utamanya adalah fitoplankton dari kelompok Dinophyceae, yang ditunjukkan dengan nilai proporsi IP sebesar antara 4 hingga 40 pada setiap
bulan pengamatan. Adapun zooplankton yang terdiri dari kelompok Cilliata, Crustacea, dan Chaetognatha merupakan makanan tambahan ikan tembang di
perairan Selat Sunda, karena nilai proporsi IP rata-rata 4 pada setiap bulan pengamatan.
Berdasarkan hasil penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa jenis makanan ikan tembang di setiap kelompok ukuran sama, baik makanan utama, makanan
pelengkap maupun makanan tambahannya. Hasil ini seolah-olah menunjukkan bahwa jenis makanan ikan tembang sama pada seluruh kelompok ukuran panjang
sehingga ukuran panjang tidak menyebabkan perubahan dalam jenis makanan ikan. Nilai IP pada masing-masing jenis berfluktuasi pada setiap kelompok ukuran, hal ini
diduga dari ukuran makanan yang masuk dalam tubuh ikan. Ukuran plankton yang dimanfaatkan oleh ikan filter feeder dipengaruhi oleh lebar dari jarak antara tapis
insang dan panjang dari jarak antara lekuk tapis insang yang membentuk wadah penyaringan Blaber 1997 in Mawardi 2007.
4.4 Komposisi Makanan Ikan Tembang Berdasarkan Jenis Kelamin
Penentuan kebiasaan makanan berdasarkan jenis kelamin dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan komposisi makanan yang dimanfaatkan oleh ikan
tembang jantan dan betina. Berdasarkan indeks bagian terbesar IP dari jumlah ikan tembang yang tertangkap ditentukan makanan utama, makanan pelengkap, makanan
tambahan, dan makanan pengganti.
26 Komposisi makanan ikan tembang antara ikan jantan dan ikan betina dapat
dilihat pada Gambar 7 dan komposisi makanan ikan tembang berdasarkan jenis kelamin menggunakan IP dapat dilihat pada Lampiran 5.
Gambar 7. Makanan ikan tembang berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa proporsi IP ikan tembang jantan dan betina hampir sama. Proporsi IP terbesar pada ikan jantan dan betina ditempati oleh
fitoplankton kelompok Bacillariophyceae, masing-masing adalah 77 dan 75,4, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan tembang jantan dan betina memanfaatkan
fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae sebagai makanan utama IP 40. Hal tersebut dapat disebabkan, diantaranya karena organisme tersebut melimpah di
perairan dan dengan ukurannya yang sangat halus menyebabkan sangat mudah untuk dicerna di dalam saluran pencernaan Rosita 2007. Proporsi IP terbesar kedua
pada ikan jantan dan betina dari kelompok Dinophyceae, masing-masing dengan nilai 22,7 dan 24,08, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan tembang jantan
dan betina memanfaatkan zooplankton dari kelompok Dinophyceae sebagai makanan pelengkap 4 IP 40. Proporsi IP untuk ikan tembang jantan dan
betina dari kelompok Cilliata 0,16 dan 0,39, Crustacea 0,11 dan 0,09 dan Chaetognatha 0,00009 dan 0,0007 sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan
tembang jantan dan betina memanfaatkan zooplankton dari kelompok tersebut sebagai makanan tambahan IP 4.
20 40
60
80
100
Jantan N= 155
Betina N= 147
K o
m po
si si
Jenis Kelamin chaetognatha
Crustaceae Cilliata
Dinophyceae Bacillariophyceae
27 Menurut Robiyanto 2006, makanan utama ikan tembang di perairan Ujung
Pangkah pada bulan Juli - Desember adalah Bacillariophyceae, makanan pelengkap adalah kelompok Crustacea, serta makanan tambahannya berupa Cilliata dan
Dinophyceae. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ikan tembang seperti ikan clupeid lainnya memanfaatkan plankton sebagai makanannya Pradini
1998 in Rosita 2007. Adanya kesamaan memanfaatkan Bacillariophyceae sebagai makanan utama pada ikan tembang jantan dan betina diduga karena ikan tersebut
memiliki kesukaan makanan yang sama, berada dalam habitat yang sama, serta ketersediaan makanan yang sama di perairan tersebut. Pernyataan tersebut didukung
dengan melihat makanan utama ikan tembang yaitu fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae Diatom yang merupakan kelompok fitoplankton dengan jumlah
terbesar di perairan laut dan berperan penting sebagai produsen primer di perairan laut Sachlan 1983 in Subiyanto et al. 2008. Pertumbuhan diatom yang dominan
tersebut dipengaruhi oleh parameter lingkungan. Salah satu parameter yang berperan adalah suhu perairan dimana suhu perairan Selat Sunda menurut Yusfiandayani
2004 in Heriawan 2006 sebesar 27 – 31
C dan suhu optimal untuk pertumbuhan diatom adalah sekitar 20-30
C Effendi 2003 in Agustini et al., 2008 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ikan tembang memilih organisme dari kelompok
Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya dikarenakan organisme plankton tersebut paling tinggi populasinya di perairan Selat Sunda. Oleh karena itu,
kebiasaan makanan ikan secara alami tergantung pada lingkungan tempat ikan hidup, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain habitat, kesukaan terhadap
jenis makanan tertentu, musim, ukuran, umur ikan, periode harian mencari makan, dan spesies kompetitor Febyanti Syahailatua 2008.
4.5 Komposisi Makanan Ikan Tembang Berdasarkan Waktu Pengamatan