Kebiasaan Makanan Ikan Tembang Sardinella fimbriata Cuvier and Valenciennes 1847

5

2.1.2 Morfologi

Ikan tembang memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih serta memiliki duri di bagian bawah badan. Lengkung kepala bagian atas ikan tembang sampai di atas mata hampir lurus, dan dari setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Tinggi badan ikan tembang lebih besar daripada panjang kepala dengan mata tertutup oleh kelopak mata. Awal dasar sirip punggung ikan tembang terletak sebelum pertengahan badan, sedangkan dasar sirip dubur sama panjang dengan dasar sirip punggung. Kepala dan badan bagian atas ikan tembang berwarna hijau kebiruan, sedangkan bagian bawah berwarna putih keperakan. Adapun sirip-sirip berwarna keputihan. Sirip punggung dorsal ikan tembang mempunyai 18 jari-jari lemah, sirip dada pectoral mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip dubur anal memiliki 18 jari-jari lemah, dan sirip perut ventral memiliki 8 jari-jari lemah Peristiwady 2006. Ikan tembang Sardinella fimbriata memiliki ciri-ciri rangka yang terdiri dari tulang benar dan tulang bertutup insang. Ikan tembang mempunyai bentuk kepala simetris, bentuk badan tidak seperti ular dan seluruh sisik tidak terbungkus dalam kelopak tebal. Bagian ekor ikan tembang tidak bercincin dan hidung tidak memanjang ke depan serta pipi atau kepala tidak mempunyai kelopak keras dan duri. Sirip punggung ikan tembang terdiri dari jari-jari lemah yang berbuku dan berbelah, bersisik dan tidak bersungut, dan tidak berjari-jari keras pada tulang punggung. Ikan tembang tidak mempunyai sirip punggung tambahan seperti kulit, tidak berbercak-bercak yang bercahaya, bertulang dahi belakang, dan sirip dada senantiasa sempurna. Perut ikan tembang sangat pipih dan bersisik tebal yang bersiku. Ikan tembang mempunyai sirip perut sempurna, rahang sama panjang, daun insang satu sama lain tidak melekat, bentuk mulut ikan tembang ini terminal, tajam serta bergerigi dan gigi-giginya lengkap pada langit-langit, serta terdapat sambungan tulang rahang dan lidah Saanin 1984.

2.1.3 Kebiasaan Makanan

Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas, dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Sedangkan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan 6 dengan waktu, tempat, dan cara makanan yang diperoleh oleh ikan. Kebiasaan makanan ikan secara alami tergantung pada lingkungan tempat ikan hidup, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran, umur ikan, periode harian mencari makan, dan spesies kompetitor Febyanti Syahailatua 2008. Berbagai jenis makanan ikan tersedia di alam. Ikan dapat dikelompokkan berdasarkan variasi makanannya Nikolsky 1963. Eurifagus adalah ikan yang memakan berbagai jenis makanan, sebagai contoh yaitu ikan buntal Tetraodon reticularis di perairan Ujung Pangkah yang memakan berbagai jenis makanan, yaitu bivalvia kerang hijau, Crustacea udang, balanus, kepiting, gastropoda, dan ikan Lubis 2001; ikan tipe stenofagus adalah ikan yang memakan makanan yang sedikit jenisnya, sebagai contoh ikan biji nangka Upenus moluccensis yang terdapat di perairan Teluk Labuan karena ikan ini variasi jenis makanannya sedikit berupa udang-udangan, ikan kecil, dan detritus Susilawati 2000; dan ikan tipe monofagus adalah ikan yang hanya memakan satu jenis makanan saja, sebagai contoh ikan kapasan Gerres kapas jantan dan betina yang terdapat di perairan Pantai Mayangan, Subang, hanya memakan Tellina Sarjono 2005. Setiap hewan membutuhkan energi yang didapatkan dari makanan antara lain untuk reproduksi selain hidup, tumbuh, dan perawatan Royce 1972 in Krismono et al. 2008. Ketersediaan makanan merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah populasi, pertumbuhan, reproduksi, dan dinamika populasi serta kondisi ikan yang ada di perairan Nurmawati 2007 in Satia et al. 2009. Dalam satu spesies, ikan mungkin makanannya berbeda-beda dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu perubahan lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan ikan diantaranya penyebaran suatu organisme makanan dan ketersediaan makanan di lingkungan perairan tersebut Effendie 2002. Penyebaran jenis makanan yang paling banyak di suatu perairan akan menyebabkan pengambilan dari jenis makanan tersebut bertambah Effendie 1979 in Widyorini 2010. Kebiasaan makanan ikan-ikan dapat berbeda sesuai perubahan waktu meskipun penangkapannya dilakukan pada tempat yang sama Lagler 1972 in Simanjuntak Rahardjo 2001 . 7 Berdasarkan kelompok ukuran, terlihat perbedaan jumlah dan jenis organisme yang dimakan. Perbedaan ini antara lain diduga oleh perbedaan tapis insang, ukuran makanan, tingkat kelaparan ikan, dan frekuensi pengambilan makanan Pradini et al. 2001. Dengan mengetahui kebiasaan makanan ikan, kita dapat melihat hubungan ekologis antar organisme pada perairan tersebut, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Ikan tembang, seperti ikan clupeid lainnya memanfaatkan plankton sebagai makanannya Pradini 1998 in Rosita 2007. Makanan utama ikan tembang di perairan Ujung Pangkah pada bulan Juli - Desember adalah Bacillariophyceae, makanan pelengkap adalah kelompok Crustacea, dan makanan tambahannya berupa Cilliata dan Dinophyceae Robiyanto 2006. Dari jenis makanan yang dimakan, dapat diketahui bahwa ikan tembang tergolong omnivora cenderung herbivora. Bacillariophyceae diatom merupakan kelompok fitoplankton yang sering dijumpai selama pencacahan sampel. Bacillariophyceae Diatom merupakan kelompok fitoplankton dengan jumlah terbesar di perairan laut dan berperan penting sebagai produsen primer di perairan laut Sachlan 1983 in Subiyanto et al. 2008. Bacillariophyceae mempunyai ukuran yang sangat halus sehingga sangat mudah dicerna di dalam saluran pencernaan Rosita 2007. Pertumbuhan diatom yang dominan tersebut dipengaruhi oleh parameter lingkungan. Salah satu parameter yang berperan adalah suhu perairan. Suhu optimal untuk pertumbuhan diatom adalah sekitar 20-30 C Effendi 2003 in Agustini et al. 2008.

2.1.4 Habitat dan Penyebaran