5
2.1.2 Morfologi
Ikan tembang memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih serta memiliki duri di bagian bawah badan. Lengkung kepala bagian atas ikan tembang sampai di atas
mata hampir lurus, dan dari setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Tinggi badan ikan tembang lebih besar daripada panjang kepala dengan
mata tertutup oleh kelopak mata. Awal dasar sirip punggung ikan tembang terletak sebelum pertengahan badan, sedangkan dasar sirip dubur sama panjang dengan
dasar sirip punggung. Kepala dan badan bagian atas ikan tembang berwarna hijau kebiruan, sedangkan bagian bawah berwarna putih keperakan. Adapun sirip-sirip
berwarna keputihan. Sirip punggung dorsal ikan tembang mempunyai 18 jari-jari lemah, sirip dada pectoral mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip dubur anal
memiliki 18 jari-jari lemah, dan sirip perut ventral memiliki 8 jari-jari lemah Peristiwady 2006.
Ikan tembang Sardinella fimbriata memiliki ciri-ciri rangka yang terdiri dari tulang benar dan tulang bertutup insang. Ikan tembang mempunyai bentuk kepala
simetris, bentuk badan tidak seperti ular dan seluruh sisik tidak terbungkus dalam kelopak tebal. Bagian ekor ikan tembang tidak bercincin dan hidung tidak
memanjang ke depan serta pipi atau kepala tidak mempunyai kelopak keras dan duri. Sirip punggung ikan tembang terdiri dari jari-jari lemah yang berbuku dan
berbelah, bersisik dan tidak bersungut, dan tidak berjari-jari keras pada tulang punggung. Ikan tembang tidak mempunyai sirip punggung tambahan seperti kulit,
tidak berbercak-bercak yang bercahaya, bertulang dahi belakang, dan sirip dada senantiasa sempurna. Perut ikan tembang sangat pipih dan bersisik tebal yang
bersiku. Ikan tembang mempunyai sirip perut sempurna, rahang sama panjang, daun insang satu sama lain tidak melekat, bentuk mulut ikan tembang ini terminal, tajam
serta bergerigi dan gigi-giginya lengkap pada langit-langit, serta terdapat sambungan tulang rahang dan lidah Saanin 1984.
2.1.3 Kebiasaan Makanan
Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas, dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Sedangkan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan
6 dengan waktu, tempat, dan cara makanan yang diperoleh oleh ikan. Kebiasaan
makanan ikan secara alami tergantung pada lingkungan tempat ikan hidup, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis
makanan tertentu, musim, ukuran, umur ikan, periode harian mencari makan, dan spesies kompetitor Febyanti Syahailatua 2008.
Berbagai jenis makanan ikan tersedia di alam. Ikan dapat dikelompokkan berdasarkan variasi makanannya Nikolsky 1963. Eurifagus adalah ikan yang
memakan berbagai jenis makanan, sebagai contoh yaitu ikan buntal Tetraodon reticularis di perairan Ujung Pangkah yang memakan berbagai jenis makanan,
yaitu bivalvia kerang hijau, Crustacea udang, balanus, kepiting, gastropoda, dan ikan Lubis 2001; ikan tipe stenofagus adalah ikan yang memakan makanan yang
sedikit jenisnya, sebagai contoh ikan biji nangka Upenus moluccensis yang terdapat di perairan Teluk Labuan karena ikan ini variasi jenis makanannya sedikit
berupa udang-udangan, ikan kecil, dan detritus Susilawati 2000; dan ikan tipe monofagus adalah ikan yang hanya memakan satu jenis makanan saja, sebagai
contoh ikan kapasan Gerres kapas jantan dan betina yang terdapat di perairan Pantai Mayangan, Subang, hanya memakan Tellina Sarjono 2005. Setiap hewan
membutuhkan energi yang didapatkan dari makanan antara lain untuk reproduksi selain hidup, tumbuh, dan perawatan Royce 1972 in Krismono et al. 2008.
Ketersediaan makanan merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah populasi, pertumbuhan, reproduksi, dan dinamika populasi serta kondisi ikan yang
ada di perairan Nurmawati 2007 in Satia et al. 2009. Dalam satu spesies, ikan mungkin makanannya berbeda-beda dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh
adanya suatu perubahan lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan ikan diantaranya penyebaran suatu organisme makanan dan ketersediaan
makanan di lingkungan perairan tersebut Effendie 2002. Penyebaran jenis makanan yang paling banyak di suatu perairan akan menyebabkan pengambilan dari
jenis makanan tersebut bertambah Effendie 1979 in Widyorini 2010. Kebiasaan makanan
ikan-ikan dapat
berbeda sesuai
perubahan waktu
meskipun penangkapannya dilakukan pada tempat yang sama Lagler 1972 in Simanjuntak
Rahardjo 2001
.
7 Berdasarkan kelompok ukuran, terlihat perbedaan jumlah dan jenis organisme
yang dimakan. Perbedaan ini antara lain diduga oleh perbedaan tapis insang, ukuran makanan, tingkat kelaparan ikan, dan frekuensi pengambilan makanan Pradini et al.
2001. Dengan mengetahui kebiasaan makanan ikan, kita dapat melihat hubungan ekologis antar organisme pada perairan tersebut, misalnya bentuk-bentuk
pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Ikan tembang, seperti ikan clupeid lainnya memanfaatkan plankton sebagai
makanannya Pradini 1998 in Rosita 2007. Makanan utama ikan tembang di perairan Ujung Pangkah pada bulan Juli - Desember adalah Bacillariophyceae,
makanan pelengkap adalah kelompok Crustacea, dan makanan tambahannya berupa Cilliata dan Dinophyceae Robiyanto 2006. Dari jenis makanan yang dimakan,
dapat diketahui bahwa ikan tembang tergolong omnivora cenderung herbivora. Bacillariophyceae diatom merupakan kelompok fitoplankton yang sering
dijumpai selama pencacahan sampel. Bacillariophyceae Diatom merupakan kelompok fitoplankton dengan jumlah terbesar di perairan laut dan berperan penting
sebagai produsen primer di perairan laut Sachlan 1983 in Subiyanto et al. 2008. Bacillariophyceae mempunyai ukuran yang sangat halus sehingga sangat mudah
dicerna di dalam saluran pencernaan Rosita 2007. Pertumbuhan diatom yang dominan tersebut dipengaruhi oleh parameter lingkungan. Salah satu parameter yang
berperan adalah suhu perairan. Suhu optimal untuk pertumbuhan diatom adalah sekitar 20-30
C Effendi 2003 in Agustini et al. 2008.
2.1.4 Habitat dan Penyebaran