Komposisi Makanan Ikan Tembang Berdasarkan Waktu Pengamatan

27 Menurut Robiyanto 2006, makanan utama ikan tembang di perairan Ujung Pangkah pada bulan Juli - Desember adalah Bacillariophyceae, makanan pelengkap adalah kelompok Crustacea, serta makanan tambahannya berupa Cilliata dan Dinophyceae. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ikan tembang seperti ikan clupeid lainnya memanfaatkan plankton sebagai makanannya Pradini 1998 in Rosita 2007. Adanya kesamaan memanfaatkan Bacillariophyceae sebagai makanan utama pada ikan tembang jantan dan betina diduga karena ikan tersebut memiliki kesukaan makanan yang sama, berada dalam habitat yang sama, serta ketersediaan makanan yang sama di perairan tersebut. Pernyataan tersebut didukung dengan melihat makanan utama ikan tembang yaitu fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae Diatom yang merupakan kelompok fitoplankton dengan jumlah terbesar di perairan laut dan berperan penting sebagai produsen primer di perairan laut Sachlan 1983 in Subiyanto et al. 2008. Pertumbuhan diatom yang dominan tersebut dipengaruhi oleh parameter lingkungan. Salah satu parameter yang berperan adalah suhu perairan dimana suhu perairan Selat Sunda menurut Yusfiandayani 2004 in Heriawan 2006 sebesar 27 – 31 C dan suhu optimal untuk pertumbuhan diatom adalah sekitar 20-30 C Effendi 2003 in Agustini et al., 2008 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ikan tembang memilih organisme dari kelompok Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya dikarenakan organisme plankton tersebut paling tinggi populasinya di perairan Selat Sunda. Oleh karena itu, kebiasaan makanan ikan secara alami tergantung pada lingkungan tempat ikan hidup, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran, umur ikan, periode harian mencari makan, dan spesies kompetitor Febyanti Syahailatua 2008.

4.5 Komposisi Makanan Ikan Tembang Berdasarkan Waktu Pengamatan

Penentuan kebiasaan makanan berdasarkan bulan pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan jenis dan komposisi makanan yang dimanfaatkan oleh ikan tembang jantan dan betina di setiap bulan pengamatan. Berdasarkan indeks bagian terbesar IP dari jumlah ikan tembang yang tertangkap ditentukan makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan, dan makanan pengganti. 28 Komposisi makanan ikan tembang jantan dan betina di setiap bulan pengamatan berdasarkan nilai IP dapat dilihat pada Gambar 8 dan rincian komposisi makanan ikan tembang jantan dan betina berdasarkan bulan pengamatan menggunakan IP dapat dilihat pada Lampiran 6. Gambar 8. Makanan ikan tembang berdasarkan waktu pengamatan Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa proporsi IP makanan alami ikan tembang di perairan Selat Sunda relatif seragam pada setiap bulan pengamatan, kecuali pada bulan Juni. Pada pengamatan bulan April hingga Oktober 2011 kecuali Juni 2011, proporsi IP makanan ikan tembang didominasi oleh fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae dengan proporsi antara 77,79 hingga 88,90. Proporsi IP terbesar kedua ditempati oleh fitoplankton dari kelompok Dinophyceae dengan proporsi antara 10,46 hingga 21,28. Adapun proporsi IP makanan ikan tembang sisanya ditempati oleh zooplankton yang terdiri dari zooplankton kelompok Cilliata, Crustacea, dan Chaetognatha. Dapat dilihat pada Gambar 8 bahwa pada pengamatan bulan Juni 2011, tampak bahwa proporsi IP makanan ikan tembang antara fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae dengan fitoplankton dari kelompok Dinophyceaepada tidak jauh berbeda, yitu masing-masing nilainya 47,34 dan 52,55. Proporsi IP makanan ikan tembang sisanya juga ditempati oleh zooplankton dari kelompok Cilliata, Crustacea, dan Chaetognatha. 20 40 60 80 100 K o m po si si Bulan pengamatan Chaetognatha Crustacea Cilliata Dinophyceae Bacillariophyceae 29 Berdasarkan nilai proporsi IP makanan ikan tembang seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa secara umum makanan utama ikan tembang di perairan Selat Sunda adalah fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae karena nilai proporsi IP untuk Bacillariophyceae selalu 40 pada seluruh bulan pengamatan. Sedangkan sebagai makanan pelengkap ikan tembang di perairan Selat Sunda untuk melengkapi makanan utamanya adalah fitoplankton dari kelompok Dinophyceae, yang ditunjukkan dengan nilai proporsi IP sebesar antara 4 hingga 40 pada setiap bulan pengamatan dan zooplankton yang terdiri dari kelompok Cilliata, Crustacea, dan Chaetognatha merupakan makanan tambahan ikan tembang di perairan Selat Sunda, karena nilai proporsi IP rata-rata 4 pada setiap bulan pengamatan. Ikan tembang di perairan Selat Sunda memanfaatkan fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya di setiap bulan dikarenakan fitoplankton dari kelompok Bacillariophyceae ini merupakan fitoplankton yang melimpah dan dominan berada di perairan Selat Sunda dan perbedaan makanan utama pada bulan Juni 2011, dimana ikan tembang memanfaatkan fitoplankton dari kelompok Dinophyceae. Hal ini mungkin dipengaruhi bahwa pada bulan Juni 2011 ketersediaan fitoplankton dari kelompok Dinophyceae paling melimpah di perairan Selat Sunda. Ditemukannya jenis organisme makanan yang berbeda di setiap bulan pengamatan dapat diduga dipengaruhi oleh keberadaan jenis organisme makanan ikan tembang di Perairan Selat Sunda. Hal ini didukung dengan penyataan Effendie 2002 dimana dalam satu spesies ikan mungkin makanannya berbeda-beda dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu perubahan lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan ikan diantaranya penyebaran suatu organisme makanan dan ketersediaan makanan di lingkungan perairan tersebut Quaaatey Maravelias 1999 in Rahardjo Simanjuntak 2002.

4.6 Luas Relung makanan