BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis Backward linkage, sektor yang memiliki koefisien multiplier terbesar dalam perekonomian Jawa Barat adalah sektor
industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit. Kemudian secara berurutan, sektor yang memiliki koefisien multiplier tertinggi lainnya adalah sektor industri makanan
dan tembakau; sektor pemerintahan, pertahanan, pendidikan, kesehatan, film dan jasa sosial lainnya; konstruksi sektor bukan transportasi; konstruksi sektor
transportasi; industri kayu dan barang dari kayu. Berdasarkan analisis forward linkage, sektor yang memiliki koefisien multiplier terbesar adalah sektor industri
kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam
memiliki derajat kepekaan tertinggi terhadap permintaan akhir sektor-sektor lain. Berdasarkan analisis multiplier sektoral, sebagai akibat adanya injeksi
investasi infrastruktur transportasi sebesar Rp.20.95 trilyun, sektor yang menerima manfaat paling besar adalah sektor industri kertas, percetakan, alat
angkutan dan barang dari logam, yaitu sebesar Rp.8.421,66 milyar. Kondisi ini sangat logis, mengingat peningkatan aktivitas infrastruktur transportasi akan
berpengaruh langsung pada peningkatan kebutuhan barang-barang logam untuk keperluan konstruksi. Berdasarkan hasil analisis yang sama dapat dipaparkan
bahwa sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan, dan barang dari logam; sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen; serta sektor industri
makanan, minuman dan tembakau berturut-turut merupakan sektor-sektor yang menerima manfaat paling besar akibat adanya injeksi investasi infrastruktur
transportasi di Provinsi Jawa Barat. Temuan tersebut menjadi bukti bahwa investasi infrastruktur berpengaruh terhadap penciptaan pendapatan sektoral.
Secara garis besar dapat disampaikan bahwa berdasarkan hasil studi dapat dibuktikan bahwa investasi infrastruktur transportasi mampu memberikan
manfaat yang besar terhadap peningkatan kinerja sektor ekonomi. Injeksi investasi infrastruktur transportasi berakibat pada melebarnya
jurang pendapatan antara kelompok rumah tangga miskin dan kaya, baik pada kelompok rumah tangga perkotaan maupun pedesaan. Secara umum kelompok
rumah tangga yang memperoleh manfaat lebih banyak adalah kelompok rumah tangga golongan atas, yaitu sebesar Rp.3.931,37 milyar. Di sisi lain, kelompok
rumah tangga golongan bawah, desa, industri, bukan pertanian merupakan kelompok yang menerima manfaat paling kecil, yaitu sejumlah Rp. 351,72 milyar.
Dari sisi ketenagakerjaan, investasi infrastruktur transportasi sebesar Rp.20.95 trilyun menyerap tenaga kerja sejumlah 17.942 orang, dimana tingkat
penyerapan tenaga kerja terbesar berada pada sektor tanaman pangan dengan penambahan tenaga kerja sebanyak 4.549 orang 25.35. Tingkat penyerapan
tenaga kerja di sektor ini besar dikarenakan sektor ini memiliki koefisien tenaga kerja jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output
tertentu yang besar. Di sisi lain, sektor yang menerima manfaat penyerapan tenaga terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian lainnya, yaitu
sebesar 36 orang 0.2. Sementara itu, sektor industri yang merupakan sektor unggulan di provinsi ini menyerap tenaga kerja sejumlah 2.745 orang 15.3.
Dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan kinerja serta peranan sektor ekonomi di Jawa Barat diperlukan kebijakan strategis dan
langkah nyata dari pemerintah. Ada berbagai langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah, seperti halnya menyiapkan paket kebijakan yang mendukung
perkembangan sektor ekonomi, mengurangi hambatan-hambatan birokrasi yang
membuat ‘ekonomi biaya tinggi’, menciptakan iklim investasi yang lebih baik, menjamin keamanan dan kepastian hukum dalam berinvestasi, menyediakan
infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung perkembangan ekonomi seperti halnya membangun infrastruktur transportasi, telekomunikasi, energi dan lain
sebagainya. Investasi infrastruktur transportasi, secara empiris terbukti menjadi instrumen penting untuk meningkatkan kinerja perekonomian. Temuan didalam
studi ini secara spesifik membuktikan bahwa investasi infrastruktur transportasi memberikan pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kinerja
sektor-sektor serta dapat menjadi instrumen penting untuk mengarahkan distribusi pendapatan masyarakat.
7.2. Saran