BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Kerangka Sederhana SNSE
Matriks SNSE dapat menggambarkan keterkaitan antar sektor, distribusi pendapatan factorial distribution dan income distribution, dan pengaruh dari
konsumsi, investasi, serta ekspor-impor terhadap pendapatan regional dan kesempatan kerja.
Dalam perjalan waktu, Thorbecke 1998 mengembangkan neraca-neraca dalam SNSE sederhana menjadi enam tipe neraca, yakni: 1 neraca aktivitas
produksi, 2 neraca komoditas, 3 neraca faktor produksi, 4 neraca institusi, 5 neraca modal kapital, dan 6 neraca Rest of The World.
Neraca aktivitas produksi merupakan neraca yang berkaitan dengan transaksi pembelian row material, intermediate goods, dan sewa faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa komoditas. Pada baris neraca aktivitas penerimaan aktivitas meliputi hasil penjualan komoditas pada pasar domestik
dan pasar luar negeri, serta penerimaan subsidi ekpor dari pemerintah. Pada kolom neraca aktivitas pengeluaran aktivitas meliputi pengeluaran untuk impor,
biaya-biaya dari jasa perdagangan, dan pembayaran pajak tidak langsung. Neraca institusi oleh Thorbecke 1998 dipecah lagi menjadi tiga neraca,
yaitu: 1 rumah tangga, 2 perusahaan, dan 3 pemerintah. Baris neraca rumah tangga meliputi penerimaan atas kompensasi tenaga kerja, keuntungan atas
modal, transfer antara rumah tangga, penerimaan transfer dari perusahaan berupa asuransi, transfer dari pemerintah, dan transfer luar negeri. Sedangkan
kolom neraca rumah tangga meliputi pengeluaran konsumsi, transfer antar rumah tangga, transfer kepada perusahaan, pembayaran pajak langsung, dan
87
tabungan pada neraca modal. Selanjutnya, baris neraca perusahaan penerimaan perusahaan meliputi laba yang ditahan, transfer dari rumah tangga,
dan transfer pemerintah. Sedangkan kolom neraca perusahaan pengeluaran perusahaan meliputi
transfer kepada rumah tangga, pembayaran pajak, dan tabungan perusahaan pada neraca kapital. Baris neraca pemerintah meliputi semua penerimaan pajak,
yakni pajak nilai tambah, pajak tidak langsung, pajak pendapatan, pajak langsung, dan pajak keuntungan dari perusahaan. Sedangkan kolom neraca
pemerintah meliputi pengeluaran subsidi ekspor, belanja barang dan jasa, transfer kepada rumah tangga dan perusahaan, serta tabungan pemerintah. Sisi
penerimaan dari neraca kapital meliputi tabungan bruto yang terdiri dari tabungan rumah tangga, tabungan perusahaan, dan tabungan pemerintah serta net-
borrowing dari luar negeri yang merupakan sumber pembiayaan investasi riil domestik sedangkan sisi pengeluarannya meliputi investasi riil domestik dan net-
lending ke luar negeri. Secara matematis, keempat neraca tersebut disusun dalam bentuk matriks, yang terdiri atas baris dan kolom. Neraca baris
menunjukkan penerimaan dan neraca kolom menggambarkan pengeluaran. Setiap sel perpotongan antara baris dan kolom menggambarkan interaksi
antara neraca. Secara matematis, keempat neraca tersebut disusun dalam bentuk
matriks, yang terdiri atas baris dan kolom. Neraca baris menunjukkan penerimaan dan neraca kolom menggambarkan pengeluaran. Setiap sel
perpotongan antara baris dan kolom menggambarkan interaksi antara neraca. Makna dari setiap sel terdapat di dalam Tabel 3.
88
Tabel 3. Kerangka Data Matriks SNSE
Pengeluaran Penerimaan
Faktor Produksi
Institusi Sektor
Produksi Neraca
Eksogen Total
1 2
3 4
5 Faktor
Produksi 1
T
11
T
12
T
13
X
14
Y
1
Institusi 2
T
21
T
22
T
23
X
24
Y
2
Sektor Produksi
3 T
31
T
32
T
33
X
34
Y
3
Neraca Eksogen
4 X
41
X
42
X
43
X
44
Y
4
Total 5
Y’
1
Y’
2
Y’
3
Y’
4
Sumber: Thorbecke 1988
Dari Kerangka Data matriks SNSE Tabel 3 di atas dapat dirumuskan persamaan matriks pendapatan dan pengeluaran neraca endogen secara
agregat sebagai berikut: Y = T + X
…………………………….............................................. 4.1 Dimana Matriks Y atau matriks permintaan akhir yang terdiri atas perintaan untuk
konsumsi rumah tangga C, pemerintah G, investasi I, dan Ekspor X. Matriks T atau matriks transaksi input antara, dan X atau matriks input primer
yang terdiri dari atas upahgaji W, surplus usaha S, penyusutan D dan pajak tidak langsungminus subsidi T.
Jika struktur sederhana SNSE dilihat secara baris maka dapat diperoleh distribusi pendapatan blok blok neraca endogen dan neraca eksogen dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
89
Y
1
= T
13
+ X
14
……………………………………………………… 4.2 Y
2
= T
21
+ T
22
+ X
24
………………………………….…………… 4.3
Y
3
= T
32
+ T
33
+ X
34
……………………………………………… 4.4
Y
4
= X
41
+ X
42
+ X
43
+ X
44
………………………………….......... 4.5
Persamaan 4.2 menunjukkan pendapatan blok neraca faktor produksi tenaga kerja dan kapital atau disebut juga sebagai distribusi pendapatan faktorial.
Sedangkan persamaan 4.3 menunjukkan pendapatan blok neraca institusi atau disebut
sebagai distribusi
pendapatan institusional,
persamaan 4.4
menunjukkan pendapatan blok sektor atau aktivitas produksi atau distribusi pendapatan sektoral. Persamaan 4.2 sampai dengan persamaan 4.4
merupakan pendapatan dari blok neraca endogen. Selanjutnya persamaan 4.5 menunjukan total pendapatan blok neraca lainnya sebagai neraca eksogen.
Selanjutnya, distribusi pengeluaran neraca endogen dan neraca eksogen dirumuskan sebagai berikut:
Y’
1
= T
21
+ X
41
…………………………………............................. 4.6
Y’
2
= T
22
+ T
32
+ X
42
….................................................................... 4.7 Y’
3
= T
13
+ T
23
+ T
33
+ X
43
……………………………………..... 4.8
Y’
4
= X
14
+ X
24
+ X
34
+ X
44
……………………………………… 4.9
Persamaan 4.6 menunjukkan total pengeluaran blok neraca faktor-faktor produksi factorial. Sedangkan persamaan 4.7 menunjukkan total pengeluaran
blok neraca institusional, persamaan 4.8 menunjukkan total pembelanjaan input oleh blok neraca sektor-sektor produksi; dan persamaan 4.9 menunjukan total
pengeluaran blok neraca lainnya eksogen. Sebenarnya model SNSE merupakan perluasan dari model Input-output.
Namun demikian model ini memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat pada
90
asumsi-asumsi dari model. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah: 1 seluruh produk yang dihasilkan oleh setiap sektor habis dikonsumsi pada periode
tertentu, 2 hubungan input-output dalam kegiatan produksi bersifat linier atau constant return to scale, 3 tidak ada substitusi antara faktor produksi yang
digunakan, 4 suatu kelompok produk tidak dihasilkan bersama-sama oleh dua perusahaan atau lebih, 5 harga konstan, 6 tidak ada eksternalitas negatif, dan
7 perekonomian dalam keadaan keseimbangan. Sekalipun SNSE memiliki sejumlah keterbatasan, namun model ini telah
digunakan secara luas, yang antara lain oleh Marko Nokkala 2000 dalam penelitiannya yang berkaitan dengan kebijakan investasi sektor pertanian di
Zambia serta oleh Iqbal dan Siddiqui 2002 untuk menganalisis dampak penyesuaian struktural terhadap ketidakmerataan pendapatan income inequity
di Pakistan. Argumentasi umum yang kemukakan dalam menggunakan model SNSE adalah bahwa model ini dapat memotret keterkaitan aktivitas
perekonomian pada suatu region atau interregional dengan disagregasi yang luas sehingga dapat diperoleh obyek yang beragam. Wagner 1998
mengemukakan tiga alasan mengapa ia memakai model SNSE, yaitu: 1 model SNSE dapat menjelaskan keterkaitan antara aktivitas produksi, distribusi
pendapatan, konsumsi barang dan jasa, tabungan dan investasi, serta perdagangan luar negeri, 2 SNSE dapat memberikan suatu kerangka kerja
yang bisa menyatukan dan menyajikan seluruh data perekonomian wilayah, dan 3 dengan SNSE dapat dihitung multiplier perekonomian wilayah yang berguna
untuk mengukur dampak dari ecotourism terhadap produksi, distribusi pendapatan dan permintaan, yang menggambarkan struktur perekonomian.
91
4.2. Kerangka Analisis Pengganda SNSE