Sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit adalah sektor yang sangat terintegrasi dengan sektor sektor lainnya dalam sistem produksi ekonomi
Jawa Barat. Pada lampiran AA tersebut bahwa nilai multiplier pada total kolom dari sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit adalah sebesar 3.4519.
Nilai tersebut relatif besar dibandingkan dengan dampak sektoral dari sektor lain. Kajian ini bermakna bahwa setiap injeksi pada sektor tersebut mempunyai
dampak relatif besar terhadap aktivitas internal sektor-sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit itu sendiri, serta juga berdampak positif bagi
perkembangan sektor lainnya. Sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit tersebut pada perekonomian Jawa Barat pada tahun 2010 tersebut juga
mempunyai backward efect terbesar dibandingkan sektor sektor lainnya serta memiliki forward effect dengan nilai multiplier berada pada posisi enam besar
dibandingkan sektor lainnya. Dengan demikian maka sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit merupakan sektor penggerak utama di dalam sistem
produksi perekonomian Jawa Barat. Sementara itu, sektor lain yang memberikan dampak besar kepada aktivitas sektor lainnya adalah sektor industri kertas
percetakan alat angkutan dan logam. Dengan demikian, berdasarkan kajian diatas maka setiap kebijakan yang ditujukan kepada sektor industri pemintalan,
tekstil, pakaian dan kulit dan sektor industri kertas percetakan alat angkutan dan logam tersebut akan memberikan dampak positif terbesar dalam menggerakkan
perekonomian Jawa Barat.
6.3. Analisis Multiplier Sektoral
Penentuan kebijakan yang diarahkan kepada stimulus sektoral didasarkan pada kajian mendalam tentang bagaimana karakteristik sektor-sektor,
serta melihat bagaimana dampak stimulus sektor-sektor terhadap perkonomian secara menyeluruh, dampaknya terhadap ketenagakerjaan serta pengaruhnya
terhadap distribusi pendapatan masyarakat. Studi yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal BKF Kementerian Keuangan menyimpulkan bahwa
infrastruktur, termasuk halnya infrastruktur transportasi, merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi dan dapat menjamin tercapainya pemerataan
hasil pembangunan Saragih, 2010. Penelitian ini secara khusus memiliki fokus untuk melihat dampak infrastruktur transportasi sebagai pokok bahasan.
Dalam analisis multiplier sektoral, dikaji dampak sektoral terhadap perkonomian secara umum untuk mengetahui karakteristik masing-masing sektor
serta kontribusinya dalam kinerja pembangunan. Kajian selanjutnya difokuskan kepada dampak investasi infrastruktur transportasi kepada perekonomian Jawa
Barat, dampaknya terhadap ketenagakerjaan serta dampaknya terhadap distribusi pendapatan masing-masing golongan rumah tangga. Nilai Pengganda
Global seperti yang terlihat pada Tabel 19 menunjukkan dampak stimulus
masing-masing sektor terhadap output sektoral, faktor produksi dan neraca institusi. Dengan nilai pengganda global dapat diketahui sektor-sektor mana yang
memberikan pengaruh terbesar didalam perekonomian Jawa Barat. Perubahan output suatu sektor sebagai dampak dari adanya guncangan
shock neraca eksogen dapat diketahui melalui nilai pengganda global. Berdasarkan hasil pengolahan data, sektor yang memberikan dampak terbesar
adalah sektor industri kertas, alat percetakan, alat angkutan dan barang dari logam dengan nilai multiplier sebesar 8.791. Artinya, bila seluruh sektor produksi
naik 1 unit, maka sektor industri kertas, alat percetakan, alat angkutan dan barang dari logam akan naik sebesar 8.791 unit. Sektor berikutnya yang
memberikan dampak multiplier terbesar adalah industri makanan, minuman dan tembakau dengan multiplier sebesar 7.758, atau lebih tinggi dari nilai multiplier
dari sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit dengan nilai 4.776.
Selain itu, sektor jasa-jasa seperti perdagangan juga memberikan dampak relatif besar kepada perekonomian Jawa Barat yaitu sebesar 7.158.
Peningkatan output produksi masing-masing sektor akan meningkatkan pendapatan, yaitu pendapatan faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi yaitu tenaga kerja dan modal. Sektor yang dapat memberikan dampak kepada pendapatan faktorial terbesar adalah jika terdapat guncangan terhadap
sektor industri makanan, minuman dan tembakau dengan nilai multiplier sebesar 3.277, industri kertas percetakan, alat angkutan dan barang dari logam sebesar
2.577, dan sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit dengan nilai multiplier sebesar 1.340. Artinya, bila seluruh pendapatan faktorial di Provinsi
Jawa Barat naik 1 unit, maka sektor-sektor industri tersebut berturut-turut akan naik sebesar 3.277 unit, 2.577 unit dan 1.340 unit.
6.4. Analisis Multiplier Institusi Rumah Tangga