Teori Distribusi Pendapatan TINJAUAN PUSTAKA

produktivitas buruh, tapi kekuatan dan seberapa penting efeknya tidak cukup jelas.

2.7. Teori Distribusi Pendapatan

Mankiw 2007 mengungkapkan bahwa variabel makroekonomi paling penting adalah Produk Domestik Bruto PDB, yang merupakan ukuran output barang dan jasa total suatu negara dan pendapatan totalnya. Dilihat dari institusi yang menghasilkan, pendapatan nasional bisa berasal dari rumah tangga, pemerintah maupun perusahaan. Untuk memahami konsep pendapatan, baik pendapatan rumah tangga, pemerintah maupun perusahaan, serta untuk memahami proses bagaimana pendapatan tersebut terjadi dapat dianalisa melalui arus perputaran aktivitas ekonomi circulair flow of economic activity sebagaimana dipaparkan pada Gambar 1. Gambar 1 secara detail menunjukkan bagaimana perekonomian berfungsi, dimana terdapat keterkaitan diantara para pelaku ekonomi rumah tangga, pemerintah, dan perusahaan serta bagaimana uang mengalir di antara mereka melalui berbagai macam pasar didalam perekonomian Hafizrianda, 2007. Institusi rumah tangga menerima pendapatan dan mempergunakannya untuk membayar pajak kepada pemerintah, mengkonsumsi barang dan jasa, dan menabung melalui pasar uang. Perusahaan menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasa dan menggunakannya untuk membayar faktor-faktor produksi. Rumah tangga dan perusahaan meminjam di pasar di pasar keuangan untuk membeli barang-barang investasi, seperti rumah dan pabrik. Pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak dan menggunakannya untuk membayar belanja pemerintah. Adanya kelebihan dari penerimaan pajak yang melebihi pengeluaran pemerintah disebut tabungan masyarakattabungan publik, yang dapat positif surplus anggaran atau negatif defisit anggaran. Setelah konsep pendapatan ditetapkan, berikutnya didiskusikan mengenai distribusi pendapatan Hafizrianda, 2007. Distribusi pendapatan pada dasamya dapat digolongkan menjadi dua, yakni distribusi pendapatan fungsional afau distribusi balas jasa, dan disiribusi pendapatan antar rumah tangga. Konsep distribusi pendapatan fungsional berusaha menjelaskan pembagian pendapatan yang diterima oleh masing-masing faktor produksi, misalnya antara pendapatan yang diterima pekerja, pemilik modal dan kekayaan. Konsep ini mengacu pada teori keseimbangan neoklasik, yang diturunkan dari solusi pasar persaingan sempurna Yotopoulus and Nuggent, 1976. Gambar 1. Arus Perputaran Uang dalam Perekonomian Sumber: Mankiw, 2007 Pada prinslpnya distribusi pendapatan dengan pendekatan fungsional dapat dijabarkan dengan menggunakan fungsi produksi, contohnya sebagai berikut Hafizrianda, 2007: Y = fK,L..................................................................................................1 dimana Y adalah output fisik, K adalah kapital, dan L adalah tenaga kerja. Melalui derivasi persamaan [1] kita akan memperoleh produk marginal faktor produksi tenaga kerja MP L dan produk marginal faktor produksi kapital MP K . Dengan mengetahui besarnya MP L dan MP K akan dapat ditentukan pembagian pendapatan atau output fisik yang dihasilkan oleh masirig-masing faktor produksi menurut harga pasar. Gambar 2 memberikan suatu ilustrasi yang sederhana mengenai distribusi pendapatan dengan pendekatan fungsional. Sumber: Todaro 2000 Gambar 2. Distribusi Pendapatan dengan Pendekatan Fungsional Anggaplah sekarang hanya ada dua faktor produksi, yaitu modal dan tenaga kerja. Dengan kurva penawaran tenaga kerja neoklasik, S, dan kurva permintaan tenaga kerja, D L, maka tingkat upah pada keseimbangan pasar tenaga kerja adalah sebesar OW, dan tingkat pekerjaan sebesar OL. Jumlah output nasional digambarkan dengan daerah OREL. Pendapatan nasional ini kemudian dibagi dalam dua bagian, yaitu: OWEL untuk tenaga kerja dalam bentuk upah dan WRE merupakan keuntungan pemiiiki modal. Disini kelihatan bagaimana pendapatan nasional itu dibagi-bagi menurut fungsi upah dan modal. Menurut Hafizrianda 2007, kelemahan yang sering dijumpai dengan pendekatan ini terletak pada asumsi yang menyertainya. Misalnya, asumsi adanya pasar persaingan sempurna, motif mendapatkan keuntungan maksimal, penalaran dan informasi sempurna. Asumsi-asumsi tersebut sangat mudah dilengkapi dalam teori, namun dalam kenyataannya sangat sulit dijumpai. Berikutnya adalah distribusi pendapatan rumah tangga. Disini distribusi pendapatan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu distribusi pendapatan absolut atau mutlak dan distribusi pendapatan relatif. Konsep yang disebut pertama berkaitan dengan proporsi jumlah rumah tangga yang pendapatannya dapat mencapai suatu tingkat tertentu atau lebih kecil dari itu, dan biasanya dikaitkan dengan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan relatif atau absolut. Sedangkan distribusi pendapatan relatif menunjukkan perbandingan pendapatan yang diterima oleh berbagai kelas penerima pendapatan Hafizrianda, 2007. Pada umumnya diskusi mengenai disiribusi pendapatan lebih ditekankan pada pengertian atau konsep distribusi pendapatan relatif. Misalkan, 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 17 dari jumlah pendapatan. Baik jumlah pendapatan yang diterima maupun jumlah penduduk, kedua-duanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Selain distribusi pendapatan antar rumah tangga, distribusi pendapatan relatif dapat juga dikaji dengan tolok ukur lain, misalnya distribusi menurut sumber pendapatan, menurut kelompok, menurut klasifikasi pendapatan atau menurut jenis pekerjaan, Meskipun distribusi antar perorangan atau rumah tangga adalah salah satu yang terpenting ditinjau dari segi kesejahteraan, klasifikasi lain mungkin lebih penting ditinjau dari segi kebijakan. Kakwani 1987 dalam studinya tentang distribusi pendapatan di Australia membedakan unit penerima pendapatan menjadi tiga yaitu, individu, keluarga dan rumah tangga. Menurut Sutomo dan Sulistini 1987 didalam Hafizrianda 2007, penerimaan individu maupun rumah tangga dapat bersumber dari 1 keuntungan yang diperoleh dari usaha rumah tangga yang tidak berbadan hukum, 2 pendapatan yang bersumber dari faktor produksi bukan tenaga kerja, yaitu pendapatan dari harta kekayaan yang meliputi bunga, sewa dan deviden, dan 3 transfer hibah yang diperoleh dari rumahtangga lain, dari perusahaan, dari pemerintah dan dari luar negeri. Pendapatan yang dlperoleh individu dan rumahtangga atau keluarga dapat berupa pendapatan yang diperoleh dari pasar kerja earning, transfer, warisan, hadiah dan lain sehagainya. Pendapatan yang diperoleh ini dapat digunakan untuk berbagai keperiuan guna memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Pemahaman tentang teori distribusi pendapatan ini sangat penting, terutama jika kita ingin mengkaji keberhasilan suatu pembangunan ekonomi Hafizrianda, 2007. Untuk melihat berhasil tidaknya suatu pembangunan ekonomi, belum dapat hanya diukur berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan per kapita saja. Pertumbuhan ekonomi tinggi dan pendapatan per kapita meningkat menjadi kurang bermakna jika distribusi pendapatan yang terjadi sangat timpang, dimana Penduduk kaya yang berjumlah sedikit lebih banyak menikmati kenaikan pendapatan tersebut, sementara penduduk miskin yang jumlahnya lebih banyak hanya sedikit mengalami perbaikan pendapatan. Dengan kata lain, dalam kondisi ketimpangan-semacam itu penduduk yang merasakan kenaikan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita tersebut hanyalah penduduk kaya yang Jumlahnya sedikit, sementara pendudukan miskin yang jumlah lebih banyak tidak mengalami perbaikan pendapatan.

2.8. Studi-Studi Terdahulu