penduduk lokal dan pendatang. Dari interaksi ini terjadi proses penerimaan hal- hal baru pada masyarakat desa.
4.6. Deskripsi Industri Pedesaan di Desa Pasawahan
Industri merupakan motor penggerak yang menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern. Banyak kebutuhan utama manusia hanya bisa
dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan industri. Salah satu pusat kegiatan industri di Jawa Barat adalah Sukabumi. Sebagai bagian dari Sukabumi, maka
daerah Cicurug turut menjadi sasaran bagi pengembangan kawasan industri. Dengan wilayah seluas 625 Ha pengembangan kawasan industri di Kecamatan
Cicurug dipusatkan di beberapa titik desa. Berdasarkan data sekunder pemerintahan Kecamatan Cicurug terdapat dua kawasan industri skala besar di
daerah Cicurug, yaitu Desa Benda dan Desa Pasawahan. Kedua desa ini memang tidak berbatasan langsung namun masih berada dalam satu jalur lintasan. Untuk
kepentingan penelitian, maka pembahasan difokuskan pada pengembangan industri skala besar di Desa Pasawahan.
Keberadaan kawasan industri di Desa Pasawahan bermula sejak terjadinya pembebasan lahan di akhir tahun 1990-an oleh investor yang sebagian besar
berasal dari luar negeri. Penetapan Desa Pasawahan sebagai salah satu daerah yang termasuk dalam kawasan industri cukup beralasan, karena dalam
merencanakan suatu kawasan industri, suatu wilayah harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti upah tenaga kerja yang relatif rendah,
ketersediaan listrik, air, sarana telekomunikasi, jalan dan saluran pembuangan, maupun faktor wilayah pada daerah
4
seperti berada pada posisi jalur jalan besar antara Sukabumi-Bogor-Jakarta.
Pembebasan lahan oleh pihak swasta, pertama kali dilakukan oleh investor asing atas nama PT. Indolakto, sebuah industri yang bergerak dalam bidang
minuman olahan. Berdirinya perusahaan industri milik PT. Indolakto di awal tahun 2000-an, menjadi langkah awal berkembangnya industri-industri serupa di
Desa Pasawahan. Hingga saat ini terdapat tujuh perusahaan industri skala sedang
4
Kriteria kawasan industri menurut Diperindagkop.
dan besar yang bergerak dalam bidang pengolahan minuman ringan yang berproduksi di Kawasan Industri Indolakto Desa Pasawahan.
Seluruh perusahaan industri skala besar yang berproduksi di Kawasan Industri Indolakto adalah industri yang berorientasi padat modal. Adapun
keberadaan industri skala besar di Desa Pasawahan tidak didasarkan oleh ketersediaan bahan baku sebagai sarana produksi, tetapi lebih didasarkan pada
lokasi yang strategis dan tingkat Upah Minimum Regional UMR Kabupaten Sukabumi yang tergolong rendah dari daerah lain di sekitar Jakarta. Dengan
demikian, desa hanya menjadi penyedia lokasi dan tenaga kerja sementara sumber bahan baku diimpor dari daerah lain. Pemasaran produk hasil produksi perusahaan
industri dipasarkan secara nasional. Industri di pedesaan dapat dilihat sebagai salah satu saluran bagi terjadinya
perubahan dalam masyarakat pedesaan. Pengembangan industri berkaitan dengan kebutuhan terhadap lahan dalam jumlah yang luas, oleh karena Desa Pasawahan
merupakan salah satu daerah pertanian di Kecamatan Cicurug, maka pengembangan industri di pedesaan akan bersentuhan langsung dengan
pemanfaatan fungsi lahan pertanian sebagai lokasi bagi kawasan industri. Dalam sudut pandang pemerintah, industri pedesaan merupakan institusi
yang dipercaya dapat menjembatani kesenjangan transformasi ekonomi dengan transformasi sosial yang terjadi di tengah pedesaan. Sejalan dengan tujuan
pembangunan industri yang termuat dalam pasal 3 UU No. 5 Tahun 1984, bahwa industri bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan keikutsertaan masyarakat terutama golongan lemah, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan
penerimaan devisa sehingga dapat menunjang stabilitas nasional. Mengacu pada undang-undang tersebut, maka pengembangan industri terutama di daerah
pedesaan diharapkan akan mampu memenuhi tujuan pembangunan industri tersebut. Dalam prosesnya, program pembangunan di daerah pedesaan melalui
industrialisasi seperti yang berlangsung di Desa Pasawahan tidak lantas menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa. Hal ini dikarenakan
adanya standardisasi keterampilan dan pendidikan yang belum sepenuhnya dimiliki masyarakat desa.
4.7. Adaptasi Ekologi Masyarakat Desa Pasawahan