Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Semakin tinggi pengembangan industri di pedesaan, semakin terjadi perubahan struktur masyarakat petani pada hubungan kerja pertanian. 2. Semakin tinggi pengembangan industri di pedesaan, semakin terjadi perubahan struktur masyarakat petani pada jenis mata pencaharian. 3. Semakin tinggi pengembangan industri di pedesaan, semakin terjadi perubahan struktur masyarakat petani pada mobilitas sosial. 4. Semakin tinggi pengembangan industri di pedesaan, semakin terjadi perubahan struktur masyarakat petani pada relasi sosial.

2.4. Definisi Operasional

Berikut adalah definisi operasional dari berbagai variabel yang akan dianalisis: 1. Komersialisasi lahan adalah suatu proses menjadikan lahan sebagai komoditas ekonomi atau barang dagangan. Sementara tingkat komersialisasi lahan menunjukkan laju pengalihan kepemilikan lahan dari satu orang ke orang lainnya yang dilakukan atas dasar ekonomi. Tingkat komersialisasi lahan dikategorikan menjadi: i. Tinggi : Pemilikan atau penguasaan lahan responden diperoleh dari hasil jual beli. ii. Rendah: Pemilikan atau penguasaan lahan responden diperoleh dari hasil warisan. 2. Konversi lahan adalah perubahan fungsi peruntukkan lahan. Sementara tingkat konversi lahan menunjukkan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dari waktu ke waktu. Konversi lahan berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan pertanian. Tingkat konversi lahan dikategorikan menjadi: i. Tinggi: Perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian sejak berkembangnya industri hingga saat ini dalam kurun waktu 10 tahun meningkat. ii. Rendah: Perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian sejak berkembangnya industri hingga saat ini dalam kurun waktu 10 tahun menurun. 3. Penyerapan tenaga kerja TK adalah kesempatan kerja yang diberikan sektor industri pada masyarakat, serta sejauh mana masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan kerja tersebut. Tingkat penyerapan tenaga kerja dikategorikan menjadi: i. Tinggi: a. Ketersediaan TK untuk usaha non pertanian lebih tinggi dari ketersediaan TK untuk usaha pertanian. b. Peluang kesempatan kerja di sektor non pertanian lebih tinggi dari peluang kerja di sektor pertanian. c. Permintaan dan penawaran TK di sektor non pertanian lebih tinggi dari permintaan dan penawaran TK di sektor pertanian. ii. Rendah: a. Ketersediaan TK untuk usaha non pertanian lebih rendah dari ketersediaan TK untuk usaha pertanian. b. Peluang kesempatan kerja di sektor non pertanian lebih rendah dari peluang kerja di sektor pertanian. c. Permintaan dan penawaran TK di sektor non pertanian lebih rendah dari permintaan dan penawaran TK di sektor pertanian. 4. Perubahan hubungan pertanian berkaitan dengan penguasaan lahan pertanian oleh responden. Perubahan hubungan kerja dikategorikan menjadi: i. Tinggi: a. Ada perubahan dalam sistem upah pertanian: a1 gotong-royong ke upah borongan, a2 gotong-royong ke upah harian, a3 upah borongan ke upah harian, dan a4 upah harian ke upah borongan. b. Ada perubahan penguasaan lahan: b1 sistem gadai ke sewa, b2 sistem gadai ke bagi hasil, b3 sewa ke bagi hasil, b4 sewa ke gadai, b5 bagi hasil ke sewa, dan b6 bagi hasil ke gadai. c. Ada perubahan sifat hubungan kerja dari dasar keluarga ke dasar ekonomi. ii. Rendah: a. Tidak ada perubahan dalam sistem upah pertanian: a1 gotong-royong ke upah borongan, a2 gotong-royong ke upah harian, a3 upah borongan ke upah harian, dan a4 upah harian ke upah borongan. d. Tidak ada perubahan penguasaan lahan: b1 sistem gadai ke sewa, b2 sistem gadai ke bagi hasil, b3 sewa ke bagi hasil, b4 sewa ke gadai, b5 bagi hasil ke sewa, dan b6 bagi hasil ke gadai. b. Tidak ada perubahan sifat hubungan kerja dari dasar keluarga ke dasar ekonomi. 5. Perubahan jenis mata pencaharian dilihat dari ada atau tidak adanya diversifikasi mata pencaharian di luar pertanian pada rumahtangga responden. Perubahan diversifikasi yang dimaksud berkaitan dengan peluang ekonomi dari adanya industri. Perubahan jenis mata pencaharian dikategorikan menjadi: i. Tinggi: Sumber pendapatan responden berasal dari kegiatan pertanian dan kegiatan di luar pertanian, termasuk pendapatan yang berasal dari anggota keluarga yang tinggal bersama responden. ii. Rendah: Sumber pendapatan responden hanya berasal dari kegiatan pertanian. 6. Perubahan mobilitas sosial dilihat dari pergerakan individu dalam lapisan sosialnya. Perubahan mobilitas sosial berkaitan dengan simbol-simbol yang menjadi dasar dalam pelapisan sosial yang turut dipengaruhi oleh pengembangan industri di pedesaan. Perubahan mobilitas sosial dikategorikan menjadi: i. Tinggi: a. Ada perubahan kedudukan individu dari kedudukan yang tinggi ke kedudukan yang lebih rendah. b. Ada perubahan kedudukan individu dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. ii. Rendah: a. Tidak ada perubahan kedudukan individu dari kedudukan yang tinggi ke kedudukan yang lebih rendah. b. Tidak ada perubahan kedudukan individu dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. 7. Perubahan relasi sosial dilihat dari hubungan-hubungan sosial yang berlangsung antara responden dalam masyarakat, dengan sesama masyarakat desa maupun dengan pendatang dari luar desa. Perubahan relasi sosial dilihat dari perubahan frekuensi interaksi, kuat lemahnya interaksi, dan kecenderungan arah hubungan sosial yang terbentuk.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Lampiran 1. Sebelum menentukan lokasi penelitian, dilakukan penjajagan dan telaah melalui internet. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Desa Pasawahan merupakan salah satu daerah pertanian yang mengalami proses pembangunan pedesaan melalui industrialisasi. Industrialisasi di pedesaan ditunjukkan dengan berdirinya kawasan industri skala besar di Desa Pasawahan. Hadirnya industri di lingkungan masyarakat petani menjadi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aspek-aspek struktural masyarakat petani. Atas pertimbangan tersebut, maka hubungan adanya industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani di pedesaan dapat ditemukan. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan selama satu bulan, yaitu pada bulan April 2011. Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data serta penulisan draft skripsi pada bulan Mei hingga Agustus 2011.

3.2. Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling dalam bentuk stratified random sampling. Pengambilan sampel dalam bentuk stratified random sampling dipilih karena populasi yang akan diteliti bersifat heterogen, sehingga populasi yang bersangkutan harus dibagi ke dalam lapisan-lapisan strata yang seragam, dan dari setiap lapisan kemudian diambil sampel secara acak Singarimbun dan Effendi 1989. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga dengan unit pengamatan kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian. Oleh karena unit pengamatan adalah individu yang bekerja di bidang pertanian, maka dasar untuk menstratifikasi populasi ke dalam lapisan- lapisan dilihat dari luas lahan yang dimiliki atau luas lahan yang digarap.