4.7. Adaptasi Ekologi Masyarakat Desa Pasawahan
Desa Pasawahan secara etimologis berasal dari kata sawah. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal desa ini merupakan daerah dengan kegiatan
utama berpusat pada kegiatan pertanian, khususnya pertanian tanaman padi sawah. Dari 625 hektar luas lahan Desa Pasawahan, sekitar 350 hektar digunakan
sebagai lahan pertanian tanaman padi sawah. Sejak dilakukannya pembebasan lahan oleh pihak swasta maupun
pemerintah, luas lahan pertanian pun semakin berkurang. Pembebasan lahan mulai dilakukan sejak 1990-an awal dan puncaknya terjadi pada awal tahun 2000-
an, beberapa tahun setelah krisis moneter terjadi. Dari 350 hektar lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian, pada tahun 2010 hanya tersisa sekitar 86
hektar lahan pertanian. Menanggapi perubahan peruntukkan lahan tersebut, maka masyarakat
lokal dihadapkan pada pentingnya adaptasi. Upaya adaptasi yang dilakukan oleh penduduk Desa Pasawahan dapat dilihat sebagai upaya penyesuaian diri terhadap
perubahan lingkungan sumberdaya yang terjadi, agar mereka dapat terus memperoleh dan menggunakan sumberdaya yang ada, serta untuk memecahkan
berbagai masalah yang timbul pada lingkungan di sekitar mereka. Ada dua bentuk strategi adaptasi yang dikembangkan oleh penduduk Desa Pasawahan untuk
menanggapi tekanan lingkungan agar mereka dapat bertahan pada lingkungan yang bersangkutan, yaitu diversifikasi mata pencaharian dalam arti pengalihan
mata pencaharian ke bentuk lain yang dianggap sesuai dengan perubahan- perubahan yang terjadi, dan upaya mempertahankan mata pencaharian semula.
Pembangunan kawasan industri di Desa Pasawahan membutuhkan lahan yang cukup luas. Letak kampung yang dianggap berpotensi dalam arti memiliki
sejumlah lahan yang luas dan berada dekat dengan jalan raya, menjadi sasaran pendirian lokasi industri. Kebutuhan industri terhadap daerah di sekitarnya
menyebabkan sejumlah masyarakat yang memiliki lahan yang cukup luas dan umumnya berupa lahan pertanian, menjual lahannya pada pihak perusahaan
dengan atau tanpa paksaan. Bagi mereka yang memutuskan untuk menjual lahan pertaniannya, dana yang diperoleh biasanya dimanfaatkan untuk mendirikan unit
usaha lain seperti warung atau kontrakan, ada pula yang menggunakan dananya
dengan membeli lahan pertanian di daerah-daerah pinggiran desa. Oleh karena itu, saat ini banyak dijumpai lahan-lahan pertanian berukuran sempit di pojok-pojok
desa. Bagi masyarakat sekitar yang tidak memiliki lahan pertanian namun
menggantungkan hidupnya pada pertanian, perubahan kepemilikan lahan dari masyarakat lokal ke pihak lain investor atau orang kota sangat mempengaruhi
kelangsungan mata pencaharian mereka. Sebagian dari masyarakat tersebut ada yang memilih untuk beralih ke mata pencaharian di luar pertanian, ada pula yang
mencoba tetap bertahan pada mata pencaharian semula. Sejauh ini pengembangan industri di Desa Pasawahan tidak begitu
berpengaruh pada menurunnya kualitas lingkungan, karena pencemaran oleh limbah pabrik hampir tidak pernah terjadi. Hal ini didukung oleh sistem
pengolahan limbah pabrik dengan menggunakan peralatan canggih yang dioperasikan oleh tenaga ahli.
4.8. Karakteristik Responden