Implikasi Manajerial 1. Manajerial Lingkungan Eksternal Industri
96
H. Implikasi Manajerial H.1. Manajerial Lingkungan Eksternal Industri
Pendirian industri bioinsektisida di Indonesia merupakan wacana yang sudah dimulai dan berkembang sejak dekade 60-an. Namun, hingga kini belum terdapat industri bioinsektisida yang
berproduksi secara lokal di Indonesia. Keseluruhan kebutuhan bioinsektisida dipenuhi dengan impor. Industri bioinsektisida yang berkembang adalah industri dilusi dan pengemasan kembali. Negara-
negara Eropa, Amerika, dan Asia Timur sudah mengembangkan industri bioinsektisida sejak dekade 30-an. Bagi industri baru yang ingin memproduksi bioinsektisida secara lokal, terdapat kondisi
eksternal yaitu persaingan pasar yang kuat. Industri bioinsektisida asing memiliki informasi pasar yang sudah pasti, teknologi produksi yang sudah maju, dan kualitas produk yang sudah terbukti.
Selain itu industri baru juga menghadapi persaingan dengan produk insektisida kimia yang sudah digunakan oleh petani untuk tanaman mereka. Kebutuhan insektisida di Indonesia adalah + 72 ribu
ton tahun Depperin 2010. Saat ini produk bioinsektisida asing memasuki cerug pasar dengan volume maksimal + 8,3 ribu ton tahun. Volume pasar ini terdiri dari produk bioinsektisida asing,
insektisida kimia impor, dan bahan-bahan pembantu. Industri bioinsektisida baru yang akan berproduksi secara lokal menghadapi 4 kondisi
lingkungan pasar yang harus dijadikan dasar pengendalian strategi perusahaan, yaitu: 1.
Pasar insektisida kimia dan bioinsektisida asing merupakan pasar yang sudah matang dengan segmen dan target konsumen yang sudah loyal.
2. Konsumen insektisida petani tidak akan serta merta dapat menerima suatu produk baru
sebelum teruji sustainable performance-nya. Petani tidak akan mengambil resiko untuk mengorbankan barang ekonomi mereka hasil panen demi isu green campaign atau pertanian
organik. Petani Indonesia secara umum memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Mereka berani menggunakan suatu produk jika sudah terbukti hasilnya.
3. Produk insektisida merupakan produk strategis bagi pertanian secara konvensional. Produk
bioinsektisida merupakan produk strategis untuk pertanian organik. 4.
Pasar pertanian organik di Indonesia terkonsentrasi pada daerah-daerah perkotaan besar seperti Jabodetabek. Konsumen hasil pertanian organik adalah kaum menengah ke atas. Pasar
bioinsektisida lebih berkembang dan tersebar dengan baik di Eropa, Amerika, dan Asia Timur. Keempat kondisi di atas memberikan gambaran bahwa terdapat 3 asumsi yang harus diperhatikan
yaitu 1.
Pasar bioinsektisida di Indonesia tidak dapat serta merta diasumsikan dengan mengambil besar cerug pasar yang ada dari pasar insektisida. Industri harus memperhatikan kondisi persaingan
pasar yang sudah ada, sosial ekonomi konsumen petani, dan kecenderungan pasar pertanian organik. Asumsi yang tidak tepat akan menghasilkan informasi yang salah.
2. Industri memiliki 3 pilihan segmen pasar yaitu berproduksi secara lokal untuk pasar lokal, pasar
ekspor, atau kombinasi pasar lokal-ekspor. Masing-masing target pasar memiliki kelayakan finansial yang berbeda.
3. Jika target pasar adalah pasar lokal, maka industri baru harus melakukan edukasi pasar terhadap
produk bioinsektisida yang baru. Industri bioinsektisida harus membangun kelembagaan yang menunjang pertumbuhan pasar pertanian organik. Kelembagaan ini nantinya mendukung pasar
bioisektisida. Pada penelitian ini pasar yang ditargetkan adalah pasar dalam negeri. Industri yang baru dapat
mengimplementasikan hasil submodel PHA penentuan pasar, submodel PHA untuk mencapai industri bioinsektisida yang, dan submodel PHA untuk mencapai kelembagaan yang sustainable. Ketiga
submodel PHA tersebut merupkan gambaran kondisi yang melibatkan pihak di luar lingkungan
97
industri. Berdasar hasil implementai pada model-model PHA, diperoleh deskripsi manajerial seperti pada Gambar 77.
Gambar 77. Implikasi manajerial lingkugan eksternal Industri baru dapat memutuskan luasan produksinya, jika volume pasar dapat dideskripsikan
dengan jelas. Teknologi yang diterapkan disesuaikan dengan luasan produksi yang akan dicapai. Untuk dapat menjamin keberlangsungan usaha, kemapanan finansial merupakan hal yang mutlak
dimiliki. Untuk mencapai kelayakan usaha, industri harus memperhatikan perilaku dan volume pasar yang ada. Pasar bioinsektisida Bta merupakan irisan dari pasar bioinsektisida, sehingga lebih
mendukung jika industri melakukan studi kelayakan dengan melakukan produksi tidak pada satu jenis bioinsektisida, tetapi pada beberápa jenis bioinsektisida Bt.Pada keseluruhan kegiatan pendirian harus
dipersiapkan sistem pengendalian melalui perunutan kegiatan dengan detail.
H.2. Manajerial Lingkungan Internal Industri H.2.1. Pengembangan Produk
Produk bioinsektisida Bta merupakan produk mikorbial yang memiliki ciri berasal dari mikroba yang tidak stabil dan memiliki rendemen biomassa rendah Mc Neil dan Harvey 2008. Hal ini
berdampak pada diperlukannya pengembangan produk secara kontinu untuk menjaga karakteristik produk sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. Pengembangan produk tersebut dilakukan dengan
pembangunan fasilitas laboratorium dalam pabrik. Fasilitas ini diperlukan juga untuk melakukan proses translasi produk menjadi skala industri. Dasar translasi tersebut adalah hasil perhitungan pada
skala laboratorium. Industri dapat menggunakan hasil translasi pada analisis kelayakan teknis- teknologis.
Seperti dijelaskan dalam Gambar 13, setiap produk mengikuti siklus hidup produk yang terdiri dari 5 tahap yaitu pengembangan, pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan Kotler dan
Amstrong 2008. Industri baru harus mampu menjadikan produk bioinsektisida Bta untuk mencapai satu siklus produk terlebih dahulu. Ketika produk berada pada tahapan dewasa, pada saat itulah
dilakukan pengembangan produk berikutnya guna meningkatkan kemampuan bersaing produk di pasar. Namun, terlepas dari proses pengembangan produk kedua, siklus hidup pertama dari produk
harus dicapai terlebih dahulu.
H.2.2. Strategi Manajerial
Pengembangan produk pada analisis kelayakan ini merupakan tahapan awal dari proses berjalannya industri. Produk bioinsektisida lokal hingga tahun 2010, belum diimplementasikan secara
komersial oleh produsen lokal. Berdasarkan hasil pemodelan PHA, diketahui bahwa pihak yang memiliki pengaruh kuat terhadap adanya pasar adalah pemerintah. Menyikapi hal ini, industri
98
bioinsektisida secara bertahap memasukkan pemerintah dalam perencanaan jangka panjang. Proyek industri bioinsektisida dalam penelitian ini telah mencapai layak dengan usia proyek 12 tahun. Jika
industri menginginkan industri menjadi berkelanjutan, keterlibatan Pemerintah merupakan solusi terbaik untuk mencapai pangsa pasar hingga 44. Model-model yang telah dibangun dalam penelitian
ini dapat digunakan oleh industri untuk merancang strategi secara menyeluruh. Aspek-aspek kelayakan yang telah dianalisis dapat digunakan untuk menunjang keputusan implementasi indsutri.
99
VI. KESIMPULAN DAN SARAN