Aspek Finansial 1. Alokasi Kebutuhan Biaya

77 Jaringan kerja yang diperoleh berdasar bagan di atas adalah seperti pada Gambar 58. Gambar 58. Jaringan kerja kelayakan manajemen dengan alokasi waktu Kegiatan analisis kelayakan lingkungan membutuhkan waktu 167 hari dengan termasuk waktu 152 hari penyelesaian kelayakan sebelumnya. Untuk menyelesaikan keseluruhan aspek analisis membutuhkan sumber daya manusia 3 orang. Rencana biaya yang dibutuhkan adalah Rp 1.675.000. Pada Gambar 58 terdapat hanya 1 jalur kritis yaitu jalur H’-J-J’ yang membutuhkan waktu 52 hari. F. Aspek Finansial F.1. Alokasi Kebutuhan Biaya Pembiayaan pada industri baru digunakan untuk pembiayaan investasi dan inisialisasi cash flow . Secara umum industri menggunakan kombinasi sumber pembiayaan. Besarnya sumber pembiayaan belum dapat memastikan suatu industri dapat memperoleh keuntungan secara sustainable . Pembiayaan pada industri bioinsektisida diperlukan dalam tiga tahapan yaitu investasi, pengenalan produk, dan penguatan produk. Pembiayaan berasal dari tiga sumber yaitu investorkreditor melalui dana ventura, bank melalui kredit usaha dan kredit investasi, atau modal mandiri. Secara umum untuk untuk kredit usaha, bank memberikan pinjaman maksimal pinjaman Rp 500 juta, sedangkan kredit investasi maksimal 65 dari kebutuhan modal Bank Mandiri 2010. Bunga pinjaman yang diberikan beragam. Besar bunga yang diberlakukan pada pinjaman bank dapat dilihat pada Lampiran 9. Besar pembiayaan dari investor tidak dapat ditentukan. Besar pemodalan dari investor beragam, bergantung pada kemampuan industri merencanakan proyek dan bisnisnya, serta ada tidaknya hubungan kekerabatan atau hubungan sosial lainnya. Berdasar perhitungan yang dilakukan, industri akan layak jika proyek dilakukan selama 12 tahun Lampiran 8. Pada análisis finansial ini dilakukan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi yang digunakan adalah: 1. Modal usaha 65 berupa pinjaman dan 35 modal pribadi. 2. Pasar yang diambil adalah area Bogor dengan volume17 dari potensi pasar Bogor yaitu 145,2 kgtahun 3. Tahun 0 merupakan tahun investasi tanpa produksi. 4. Tahun 1 dan 2 merupakan tahun investasi edukasi pasar . 5. Tahun 3 hingga tahun n adalah masa komersialisasi produk. 6. Bunga MARR minimum attractive of rate return yang digunakan 15 . 7. Pajak yang digunakan sebesar 28. 8. Pajak bumi dan bangunan 0,1. 9. Persentase Penyusutan sebesar 10 dan mulai diperhitungkan pada tahun ke-3. 12 10 12 25 7 2 3 3 12 25 F’ G’ J’ J3 J2 J4 J1 H’ J I’ 78 Penggunaan biaya pada tahun ke-0 adalah meliputi biaya investasi yang mencakup biaya bangunan dan lahan sebesar Rp1.046.100.000. Biaya investasi peralatan industri Rp378.316.000. Biaya penanganan limbah Rp2.700.000. Biaya peralatan lahan percontohan Rp1.775.000. Biaya sarana adsministrasi kantor Rp15.500.000. Perencanaan alokasi penggunaan dana untuk tahun ke-0 adalah seperti pada Tabel 33. Tabel 33. Biaya investasi tahun Ke-0 79 Rencana biaya operasional pabrik pada tahun ke-1 dan ke-2 adalah Rp375.306.600. Biaya overhead pabrik Rp10.656.000. Biaya variabel Rp15.000.000. Penggunaan dana pada tahun ke-1 dan 2 seperti pada Tabel 34. Tabel 34. Alokasi penggunaan dana tahun ke-1 dan 2 Pada tahun ketiga hingga keduabelas, pengeluaran industri adalah Rp 398.490.600 dengan alokasi seperti pada Tabel 35. Produk dijual dengan harga Rp5.465.641 atau setara dengan Rp546.564, untuk produk lain dengan konsentrasi 10. Harga tersebut diperoleh dengan menjumlahkan keseluruhan biaya tetap, overhead, dan variabel dan keuntungan yang akan diambil, kemudian membagi dengan jumlah produksi. Perhitungan terlampir dalam software. Penggunaan dana pada tahun ke-3 hingga 12 seperti dalam Tabel 35. 80 Tabel 35. Alokasi penggunaan dana tahun ke-3 hingga ke-12 F.2. Parameter Kelayakan a. Net Present Value Proyek dapat dinyatakan layak, jika jumlah nilai manfaat yang diterima selama proyek lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut manfaat bersih. Nilai NPV merupakan nilai jumlah manfaat bersih setiap tahun berjalan proyek yang telah dikalikan dengan discount factor. Dengan volume pasar 145,2 kg Bta kering tahun total manfaat bersih Rp259.028.602. Dari parameter ini diketahui bahwa industri belum layak jika hanya berjalan selama 12 tahun. NPV pada masing-masing tahun berjalan proyek dapat dilihat pada Lampiran 8. b. Internal Rate Return Nilai IRR yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar 16. Nilai IRR tersebut diatas nilai MARR 15, maka industri layak secara IRR. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8. 81 c. Payback Period Periode yang dibutuhkan untuk kembali modal adalah 10,71 tahun. Periode yang dibutuhkan lebih dari 10 tahun, namun periode tersebut masih dalam cakupan periode proyek. Berdasarkan Pbp, industri layak untuk didirikan. d. Break Event Point Total produksi yang harus dilakukan dalam satu tahun untuk mencapai titk impas adalah 75,33 kg Bta kering. Kapasitas ini merupakan kapasitas eknonomik yang harus diproduksi untuk industri tidak memperoleh kerugian namun juga tidak memperoleh keuntungan. Produksi diatas nilai tersebut akan menghasilkan keuntungan. Perhitungan scale up untuk kapasitas tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. e. Net Benefit Cost Ratio Nilai Net BC yang diperoleh adalah 1,518. Nilai ini menunjukkan bahwa industri layak secara Net BC . F.3. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas memiliki unsur-unsur yang meliputi harga bahan baku, biaya produksi, fluktuasi volume pasar, harga jual produk, dan tingkat bunga pinjaman Soeharto 2000 dalam Faoji 2009. Unsur-unsur tersebut dapat dijadikan dasar analisis untuk mengetahui pada unsur mana industri bersifat sensitif. Masing-masing unsur juga dapat dikombinasikan. Pada penelitian ini unsur analisis yang digunakan adalah harga jual dan biaya operasional. Nilai suku bunga yang berlaku saat ini cukup stabil pada kisaran 15-18, unsur yang dirasa berpengaruh adalah harga jual dan biaya produksi. Biaya produksi yang rendah berdampak pada rendahnya harga jual dan tingginya penerimaan konsumen. Namun, harga jual yang rendah akan mengurangi keuntungan produsen. Analisis sensitivitas dilakukan dengan perubahan variabel 15. Nilai tersebut merupakan nilai MARR, yang menjadi variabel dalam parameter kelayakan. Untuk volume pasar 145,2 kg Bta keringtahun, diperoleh hasil analisis sensitivitas seperti dalam Tabel 36. Tabel 36. Hasil analisis sensitivitas No Perubahan faktor a,b Presentase a,b Net BC NPV IRR 1 Harga jual naik, Biaya tetap 15,0 1,77 Rp361.614.149 20 2 Harga jual turun, Biaya tetap 15,0 1,29 Rp156.443.056 13 3 Harga jual tetap, Biaya naik 0,15 1,21 Rp130.247.283 12 4 Harga jual tetap, Biaya turun 0,15 1,99 Rp387.809.921 23 5 Harga jual naik, Biaya naik 15,15 1,40 Rp118.857.582 15 6 Harga jual turun, Biaya turun 15,15 1,67 Rp185.496.032 19 7 Harga jual naik, Biaya turun 15,15 2,36 Rp490.395.468 26 8 Harga jual turun, Biaya naik 15,15 1,04 Rp27.661.737 8 Tabel 37 menunjukkan bahwa berdasarkan nilai IRR, industri sensitif terhadap perubahan harga jual dan biaya. Berdasarkan nilai Net BC, perubahan biaya dan harga jual hingga 15 tidak mengakibatkan dampak sensitif. Nilai Net BC tersebut tetap 0. Namun berdasarkan hasil perhitungan sensitivitas secara keseluruhan, jika industri ingin tetap memperoleh keuntungan, terdapat 3 batasan yang harus diperhatikan dalam menjalankan industri: 1. Tidak boleh menurunkan harga hingga 15 ketika biaya tetap atau naik hingga 15. Hal tersebut akan mengakibatkan tingkat pengembalian modal rendah. 2. Harga dapat diturunkan jika biaya juga turun dengan persentase penurunan sama. 3. Jika biaya naik, harga jual harus dinaikkan dengan persentase lebih dari persentase kenaikan biaya. Penambahan dengan persentase setara tidak dapat menutupi kerugian dari kenaikan biaya. 82 Ketiga langkah tersebut perlu diperhatikan guna memperoleh tingkat pengembalian modal tetap di atas nilai MARR. F.4. Jaringan Kerja Kelayakan Finansial Kegiatan dalam aspek finansial membutuhkan sumber daya yang telah mengerjakan aspek- aspek sebelumnya. Kegiatan pada aspek ini merupakan kelanjutan dari keseluruhan aspek yang telah dijalankan. Keseluruhan alokasi sumber daya yang dibutuhkan pada aspek finansial dijelaskan pada Tabel 37. Penjelasan jenis kegiatan pada aspek ini dapat dilihat pada halaman 38. Tabel 37. Alokasi sumber daya kelayakan finansial Kegiatan Rincian Kegiatan Predecessor Successor Perkiraan Alokasi SDM orang Biaya Rporanghari Waktu hari Biaya Peralatan dan akomodasi Rp K K1 F’ K2 3 35.000 7 G’ H’ I’ J’ K2 K1 K3 7 K3 K2 K’ 7 Total 3 Rp785.000 21 Biaya Total SDM x Biaya Rp 2.355.000 Keterangan : Upah Minimum Regional UMR Bogor + Rp 1.000.000bulan BPLHD Jawa Barat 2011 Hasil jaringan kerja yang diperoleh berdasar Tabel 38 adalah seperti pada Gambar 59. Gambar 59. Jaringan kerja kelayakan finansial dengan alokasi waktu Kegiatan analisis kelayakan lingkungan membutuhkan waktu 188 hari dengan termasuk waktu 167 hari penyelesaian kelayakan sebelumnya. Untuk menyelesaikan keseluruhan aspek analisis membutuhkan sumber daya manusia 3 orang. Rencana biaya yang dibutuhkan adalah Rp2.355.000. Pada Gambar 59 terdapat 1 jalur kritis yaitu jalur H’-K-K’ yang membutuhkan waktu 73 hari. Keseluruhan biaya dimasukkan dalam perhitungan finansial yang dapat dilihat pada software terlampir. G. Aspek Strategi Pengembangan G.1. Submodel Strategi Pengembangan