Kadar Total Kolesterol Profil dan Peroksidasi Lipid Tikus yang Diberi Ransum Tepung Kecambah Kacang Komak (Lablab purpureus (L.) Sweet)

Adanya pembesaran pada ginjal diperkirakan terjadi karena ada beban kerja yang tinggi pada ginjal. Plasma darah setiap harinya difiltrasi melalui glomerulus ginjal. Senyawa toksik berukuran kecil dapat lolos filter glomerulus dan dieksresikan melalui urin. Senyawa toksik ini jika berikatan dengan protein plasma yang berukuran kecil dan mencapai sel tubulus proksimal dapat menimbulkan efek toksik Omaye, 2004, yaitu kerusakan ginjal. Sedangkan senyawa toksik yang berukuran besar dan tidak lolos filter glomerulus akan direabsorpsi dan kembali ke aliran darah. Diperkirakan terjadi kenaikan jumlah senyawa yang harus difitrasi oleh ginjal yang berasal dari kecambah kacang komak. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa xenobiotik larut air maupun larut lemak yang dibuat larut air melalui proses biotransformasi dan memperberat kerja ginjal sebagai organ utama pengeluaran senyawa toksik Omaye, 2004. Hal ini didukung Deka dan Sarkar 1990 yang menyatakan bahwa kacang komak mengandung tanin dalam jumlah yang besar dan penurunan kandungannya akibat perkecambahan hanya 56.2 Ramakrishna et al., 2006. Senyawa tanin yang tersisa dan terserap dalam tubuh akan dimetabolisme melalui jalur metabolisme toksikan fase I dan II . C. PROFIL LIPID DAN PEROKSIDASI TIKUS PERCOBAAN

1. Kadar Total Kolesterol

Berdasarkan penelitian Mahfouz dan Kummerow 2000, tikus percobaan tidak sensitif terhadap efek aterogenik akibat diet kolesterol tinggi dibandingkan dengan kelinci. Sejalan dengan itu Mahley 1979 juga telah menyatakan bahwa kelinci dan babi lebih mudah mengalami hiperlipidemia dan kerusakan arteri akibat diet yang dimodifikasi dibadingkan tikus percobaan. Cole et al. 1984 mengembangkan penelitian untuk membandingkan pengaruh diet tinggi lemak 5 lemak babi, tinggi kolesterol 2 dan diet tinggi kolesterol 2 dengan penambahan propiltiourasil PTU 0.1 terhadap profil lipid tikus Sprague Dawley jantan. Hasilnya menunjukkan bahwa selama 21 hari pemberian ransum, diet 43 tinggi kolesterol+PTU jauh lebih efektif menyebabkan hiperlipidemia. Oleh karena itu, pada penelitian ini, pemberian ransum dilakukan dengan penambahan kolesterol 1 dan PTU 0.1 kecuali pada kelompok kontrol negatif. Propiltiourasil PTU merupakan suatu zat antitiroid yang dapat merusak kelenjar tirod sehingga dapat menghambat sintesis hormon tiroid Ganong, 1995. Hormon tiroid berperan dalam menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel-sel hepar menyebabkan pembuangan yang cepat rapid removal LDL dari plasma oleh hati, dimana kolesterol yang pada awalnya terdapat pada LDL disekresi melalui empedu menuju feses Guyton dan Hall, 2006. Penambahan PTU pada ransum berperan untuk menghambat sintesis hormon tiroid, sehingga menurunkan pembuangan kolesterol LDL dan menyebabkan kadar kolesterol serum tikus dapat meningkat dengan diet tinggi kolesterol. Berdasarkan hasil analisis total kolesterol serum setelah masa perlakuan 36 hari Gambar 19 dapat diketahui bahwa tikus pada grup kontrol positif memiliki kadar total kolesterol serum yang paling tinggi, yaitu sebesar 143.45 mgdl, diikuti dengan grup kontrol negatif dan perlakuan kecambah kacang komak yang besarnya berturut-turut 60.23 mgdl dan 60.34 mgdl. Grup kontrol positif memiliki kadar total kolesterol serum paling tinggi, namun masih berada di dalam level normal, yaitu 200mgdl Chen et. al., 2008. Hal ini menunjukkan bahwa masa perlakuan selama 36 hari belum cukup untuk meningkatkan kadar kolesterol serum total tikus kontrol positif hingga mencapai kondisi hiperkolesterol 200mgdl. Masa perlakuan ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2007, yang berlangsung selama 75 hari dan berhasil meningkatkan kadar kolesterol serum tikus kontrol positif hingga 204.0 mgdl. Masa perlakuan yang lebih cepat ini dilakukan dengan pertimbangan berat badan tikus grup kecambah kacang komak yang terus menurun dan penurunan beratnya mencapai 49.39 Tabel 14 pada hari perlakuan ke-36. Berat badan akhir yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan jumlah 44 serum yang ideal untuk analisis profil lipid sehingga pada hari ke-37 diputuskan dilakukan terminasi serta pengambilan darah dan organ tikus. Keterangan : Kelompok kontrol negatif diberi ransum standar. Kontrol positif diberi ransum standar, kolesterol 1 dan PTU 0.1. Kelompok kecambah diberi ransum standar tanpa kasein, tepung kecambah komak 57.1 bb, kolesterol 1 dan PTU 0.1. Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada gambar menunjukkan nilai berbeda nyata pada one way anova uji lanjut Duncan p0.05. Gambar 19 . Kadar Total Kolesterol Serum Tikus Percobaan Meskipun tikus percobaan tidak mencapai kondisi hiperkolesterol dan diketahui bahwa efek hipokolesterolemik dari berbagai pangan khususnya kedelai jelas terlihat pada subjek yang hiperkolesterolemia sedangkan subjek dengan kondisi normolipidemia tidak Anderson et al., 1995, namun perbedaan antara grup kontrol positif dengan kecambah kacang komak pada penelitian ini jelas terlihat seperti pada Gambar 19. Analisis statistik menunjukkan bahwa grup kontrol positif berbeda nyata dengan kontrol negatif dan kecambah kacang komak p0.05, sedangkan grup kecambah kacang komak tidak berbeda nyata dengan kontrol negatif p0.05 Lampiran 12. Jika dilihat berdasarkan kadar total kolesterol serum, perlakuan kecambah kacang komak dapat menurunkan kolesterol sebesar 57.9. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ramakrishna 2007 yang menunjukkan bahwa kecambah kacang komak yang berasal dari India dapat menurunkan kolesterol serum tikus albino strain Wistar. Namun karena asupan intake kolesterol antar perlakuan berbeda, hasil diatas perlu disandingkan dengan rasio total kolesterol dengan asupan kolesterol Gambar 20. Rasio grup perlakuan 45 kecambah kacang komak lebih rendah secara signifikan p0.05 dibandingkan kontrol positif Lampiran 13. Hal ini menunjukkan bahwa setiap jumlah intake kolesterol yang sama, tikus grup kecambah kacang komak memiliki kadar total kolesterol serum yang jauh lebih rendah dari kontrol positif sehingga menguatkan dugaan bahwa kecambah kacang komak memiliki sifat hipokolesterolemik. Keterangan : Keterangan : Kelompok kontrol negatif diberi ransum standar. Kontrol positif diberi ransum standar, kolesterol 1 dan PTU 0.1. Kelompok kecambah diberi ransum standar tanpa kasein, tepung kecambah komak 57.1 bb, kolesterol 1 dan PTU 0.1. Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada gambar menunjukkan nilai berbeda nyata pada one way anova uji lanjut Duncan p0.05. Gambar 20. Kadar Total Kolesterol Serum Relatif Tikus Percobaan Meskipun demikian, perlu diperhatikan pula bahwa efektifitas PTU dalam meningkatkan kadar total kolesterol serum berbeda-beda tergantung jumlah ransum yang dikonsumsi. Meskipun dalam setiap mg kolesterol yang dikonsumsi tikus grup kecambah kacang komak menyebabkan kenaikan kolesterol serum yang lebih rendah dari kontrol positif, namun kenaikan yang lebih rendah ini dapat saja terjadi karena efekifitas PTU menghambat pembuangan kolesterol serum lebih rendah. Seberapa besar pengaruh perbedaan asupan PTU terhadap efektifitasnya menghambat pembuangan secara normal kolesterol serum tikus tidak diketahui secara pasti. Sifat hipokolesterolemik dari kacang komak tanpa perkecambahan telah dilaporkan Nugroho 2007 dan Khayrani 2008. Nugroho 2007 menguji fraksi protein kacang komak pada tikus Wistar dan memberikan hasil protein 46 kacang komak mampu menurunkan kadar kolesterol serum tikus secara signifikan. Begitu pula Khayrani 2008 melaporkan penurunan kolesterol total serum tikus diabetes yang diberi protein kacang komak secara signifikan. Jika dibandingkan, penurunan kadar total kolesterol serum kecambah kacang komak 57.94 143.45 mgdl menjadi 60.34 mgdl lebih besar dari penurunan kadar kolesterol fraksi protein kacang komak pada penelitian Nugroho 2007, yaitu sebesar 44.66 204.0 mgdl menjadi 112. 9 mgdl. Namun kedua hasil ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan apakah perkecambahan meningkatkan efek hipokolesterolemik dari kacang komak. Hal ini dikarenakan masa perlakuan yang lebih singkat dan jumlah konsumsi ransum yang lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Nugroho 2007 sehingga terdapat perbedaan jumlah kolesterol dan PTU yang dikonsumsi. Efek hipokolesterolemik kecambah kacang komak diperkirakan karena kandungan protein, serat dan senyawa lain seperti antinutrisi. Jenis protein yang bersifat hipokolesterolemik dan bagaimana mekanismenya belum diketahui secara jelas dan masih menjadi bagian dari studi yang berkelanjutan. Chen et al. 2008 mengungkapkan ada lima kemungkinan cara suatu pangan menurunkan kolesterol. Mekanisme tersebut antara lain melalui penghambatan enzim HMG-CoA reduktase yaitu enzim penting dalam sintesis kolesterol, aktivasi reseptor LDL, penghambatan Acyl Co-A cholesterol acyltransferase ACAT yang berperan penting dalam absorpsi kolesterol, penghambatan penyerapan asam empedu, dan penghambatan cholesteryl ester transport protein CETP yang menyebabkan peningkatan kadar HDL. CETP diketahui tidak terdapat pada tikus, maka mekanisme penurunan kolesterol oleh kecambah kacang komak mungkin disebabkan oleh empat kemungkinan lainnya. Lovati et al. 1992 berdasarkan penelitiannya menyimpulkan bahwa peptida hasil hidrolisis fraksi globulin 7S protein kedelai secara langsung meningkatkan LDL reseptor dan secara bersamaan menaikkan degradasi LDL. Aktivitas fraksi globulin 7S ini yang diduga bertanggungjawab terhadap sifat hipokolesterolemik protein kedelai. Diduga fraksi globulin 7S kacang komak, 47 yang terdapat dalam jumlah sangat tinggi Subagio, 2006, memiliki aktivitas serupa dengan fraksi globulin 7S kedelai. Hal ini didasarkan penelitian Khodijah 2003 yang menemukan kemiripan pola elektroforesis konsentrat protein globulin 7S dan 11S kacang komak dengan pola elektroforesis kacang kedelai. Oleh karena itu, penurunan kolesterol serum tikus kemungkinan terjadi akibat aktivitas hipokolesterolemik dari fraksi globulin 7S protein kecambah kacang komak. Kemungkinan peranan serat kecambah kacang komak bukan yang utama dalam menurunkan kolesterol serum tikus. Komponen serat pangan dari tepung kecambah kacang komak didominasi oleh serat tidak larut Anita, 2009 sehingga serat larut ransum kecambah kacang komak yang berperan penting dalam menurunkan kolesterol serum Anderson et al., 1999 hanya terdapat dalam jumlah yang sedikit, yaitu sebanyak 2.26. Serat pangan larut berperan mengikat asam empedu, mencegah reabsorpsi empedu sehingga meningkatkan konversi kolesterol dari serum darah menjadi asam empedu Muchtadi, 2001. Peranan serat tidak larut dalam menurunkan kadar kolesterol serum adalah dengan menurunkan tingkat konsumsi dan mencegah pembentukan misel di dalam usus Anderson et al., 1999 sehingga penyerapan lipid, termasuk kolesterol, menurun. Senyawa-senyawa antinutrisi yang terdapat dalam kecambah kacang komak yaitu antitripsin, fitat dan tanin dapat berperan dalam menurunkan kolesterol total serum. Antitripsin mampu membentuk kompleks dengan protein tripsin Muchtadi, 1989 menyebabkan peningkatan sekresi hormon kolesistokinin CCK. Hormon CCK merangsang aktivitas pankreas untuk melepaskan enzim tripsin lebih banyak Muchtadi, 1989 dan merangsang sintesis asam empedu dari kolesterol sehingga mendorong pengeluaran kolesterol Erdman, 2000 melalui empedu. Namun, sekitar 98 dari asam empedu diabsorpsi ulang oleh hati Muchtadi et al., 1983. Diperkirakan efek hipokolesterolemik dari antitripsin tidak berdiri sendiri, namun bersinergi bersama komponen-komponen lain pada kacang komak yang mampu mengikat dan mengurangi reabsorpsi asam empedu sehingga menunjang pengeluaran kolesterol melalui feses. 48 Asam fitat juga diketahui berperan dalam menurunkan kolesterol total serum. Lee et al. 2006 mengungkapkan adanya penurunan kolesterol serum dan peningkatan kadar kolesterol feses tikus yang diberi diet fitat. Hal ini menunjukkan mekanisme penurunan kolesterol dengan pembuangan melalui feses. Mekanisme lain diungkapkan Shi et al. 2004, yaitu fitat menghambat enzim -amilase sehingga menurunkan kadar glukosa darah dan konsentrasi insulin. Penurunan kadar insulin ini menghambat biosintesis kolesterol oleh hati Chen et al., 2008. Penghambatan terhadap sintesis kolesterol menurut Chen et al. 2008 merupakan mekanisme yang paling efektif dalam menurunkan kolesterol serum. Senyawa antinutrisi lainnya yang terdapat dalam kacang komak, yaitu tanin juga berperan dalam menurunkan kolesterol serum. Mekanisme penurunan yang diungkapkan Park et al. 2002 adalah dengan menghambat aktivitas HMG-CoA reduktase dan ACAT. Oleh karena itu, diduga kandungan fitat dan tanin dalam kecambah kacang komak ikut berperan dalam menurunkan kadar kolesterol serum. Meskipun berperan dalam menurnkan kadar kolesterol serum, perlu diperhatikan bahwa mengkonsumsi fitat dan tanin dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan defisiensi mineral tertentu Potter, 1995. Oleh karena itu, efek dari senyawa-senyawa antinutrisi ini akan bernilai fungsional hanya pada orang yang mempunyai status gizi dan kecukupan mineral yang baik.

2. Kadar Trigliserida