Kadar Low Density Lipoprotein LDL
yang melaporkan protein komak dari Indonesia tidak meningkatkan kadar HDL serum.
Namun, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Nugroho 2007 yang melaporkan bahwa penambahan protein kacang komak dari Indonesia
memberikan pengaruh dapat meningkatkan secara nyata kadar HDL tikus percobaan. Perbedaan hasil ini mungkin terjadi karena perkecambahan
menyebabkan protein kacang komak terhidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga efeknya terhadap kadar HDL dapat berbeda dengan
protein kacang komak asalnya. Selain itu, perbedaan lamanya perlakuan dapat menjadi faktor penyebabnya. Nugroho melakukan percobaan selama 75 hari,
sedangkan pada penelitian ini masa perlakuan hanya berlangsung 36 hari. Jika masa perlakuan penelitian ini dapat mencapai lama perlakuan yang sama 75
hari mungkin terjadi kenaikan kadar HDL yang nyata. Hal ini didasarkan hasil penelitian yang menunjukkan kecenderungan kadar HDL grup kecambah
komak lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif meskipun tidak signifikan Gambar 24. Pengaruh lamanya waktu percobaan juga disimpulkan
dari hasil penelitian Khayrani 2008 yang masa percobaannya hampir sama 42 hari menunjukkan hasil sejalan dengan penelitian ini, yaitu protein
kacang komak tidak menaikkan kadar HDL serum secara nyata. Kadar HDL serum tikus ketiga grup perlakuan lebih rendah dari kadar
HDL serum normal 35 mgdl Chen et al., 2008. Namun tingkat resiko aterosklerosis akibat rendahnya kadar HDL serum tikus ketiga grup perlakuan
ini tergantung juga pada kadar kolesterol total serum. Jika rasio kolesterol total dengan HDL tinggi maka resiko aterosklerosis juga tinggi. Resiko
terkena penyakit jantung koroner naik 2-3 setiap penurunan kadar HDL
sebesar 1.0 mgdl Durstine dan Haskell, 1994.