tikus grup kecambah kacang komak yang terlihat pucat karena hemaglutinin dapat menggumpalkan sel darah merah Liener, 1981 sehingga mengurangi
jumlah eritrosit yang bersirkulasi. Maka diduga kuat masih adanya hemaglutinin dan antinutrisi ini yang menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan tikus. Hemaglutinin dilaporkan oleh Ramamani et al., 1979 merupakan antinutrisi kacang komak yang paling berperan memberikan
pengaruh buruk penghambatan pertumbuhan. Penghambatan ini terjadi karena hemaglutinin dapat berikatan dengan sel pada permukaan usus dan
menghambat penyerapan di usus Liener, 1969. Perlakuan pendahuluan perendaman dan dilanjutkan pemanasan dengan
autoklaf dibutuhkan untuk menghilangkan secara total toksisitas dari hemaglutinin Phadke dan Sohonie, 1962 dan aktivitas antitripsin kacang
komak Ramamani et al., 1979. Nugroho 2007 menyatakan pemanasan protein kacang komak dengan autoklaf selama 5 menit belum menghilangkan
aktivitas senyawa antinutrisi seperti hemaglutinin. Meskipun demikian, pengaruh antinutrisi kecambah kacang komak
terhadap manusia tidak dapat dilihat hanya berdasarkan penelitian pada hewan percobaan. Enzim tripsin pada manusia diketahui hanya 10-20 dihambat
oleh antitripsin kedelai Liener, 1979. Selama ada perlakuan panas yang mencukupi pengaruh buruk dari antitripsin dan hemaglutinin pada manusia
tidak nyata Liener, 1981. Selain itu, meskipun hemaglutinin merupakan antinutrisi, diduga senyawa ini memiliki peranan yang baik bagi kesehatan
kolon manusia. Hemaglutinin gandum yang dikonsumsi manusia dilaporkan dapat bertahan selama proses pencernaan hingga mencapai usus besar dalam
bentuk yang utuh secara biologis Brady et al., 1978 dan disinyalir berperan dalam mencegah kanker kolon dengan merangsang hipersekresi mukosa usus
yang berperan secara langsung dalam menekan pertumbuhan sel tumor Fred dan Buckley, 1978.
2. Rasio Berat Organ dengan Berat Badan
Setelah masa perlakuan 36 hari, tikus dipuasakan dan dipingsankan dengan cara menarik tulang belakang kemudian dibedah untuk diambil darah
41
dan organ. Sampel darah diambil bagian serumnya dan organ yang diambil adalah hati, limpa dan ginjal. Penampakan secara visual yang diamati saat
pembedahan menunjukkan warna organ hati, limpa maupun ginjal tidak perbedaan yang signifikan. Namun penampakan organ dari segi ukuran
menunjukkan perbedaan kecuali pada organ ginjal. Organ hati dan limpa grup kecambah kacang komak memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan grup
kontrol karena berat akhir tikus yang rendah sedangkan ukuran ginjal antara ketiga grup perlakuan hampir sama meskipun tikus grup kecambah memiliki
ukuran tubuh yang lebih kecil. Organ-organ tersebut ditimbang dengan neraca dan hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
Rasio berat hati antara ketiga grup perlakuan memiliki nilai yang tidak berbeda nyata Lampiran 9. Begitu pula rasio berat limpa dengan berat badan
Lampiran 10. Hal ini menunjukkan bahwa organ hati dan limpa grup kontrol positif dan perlakuan kecambah kacang komak normal seperti halnya grup
kontrol negatif. Namun, lain halnya dengan rasio ginjal dengan berat badan. Tikus grup perlakuan kecambah kacang komak diketahui memiliki rasio yang
lebih besar Tabel 16 dan berbeda secara signifikan Lampiran 11 terhadap grup kontrol positif dan kontrol negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya
pembesaran pada organ ginjal grup kecambah kacang komak. Hasil serupa diungkapkan oleh Kakade et al. 1965 bahwa terjadi peningkatan berat ginjal
pada tikus yang diberi navy bean.
Tabel 16. Rasio Berat Organ dengan Berat Badan
Kelompok Berat
Hati Berat Badan
Berat Ginjal Berat
Badan Berat
Limpa Berat Badan
Kontrol negatif 0.030
a
0,0060
a
0,0030
a
Kontrol positif 0.032
a
0,0056
a
0,0026
a
Kecambah 0.028
a
0,0086
b
0,0022
a
Keterangan : Kelompok kontrol negatif diberi ransum standar. Kontrol positif diberi ransum standar, kolesterol 1 dan PTU 0.1. Kelompok kecambah diberi ransum standar tanpa
kasein, tepung kecambah komak 57.1 bb, kolesterol 1 dan PTU 0.1. Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan nilai berbeda
nyata pada one way anova uji lanjut Duncan p0.05.
42
Adanya pembesaran pada ginjal diperkirakan terjadi karena ada beban kerja yang tinggi pada ginjal. Plasma darah setiap harinya difiltrasi melalui
glomerulus ginjal. Senyawa toksik berukuran kecil dapat lolos filter glomerulus dan dieksresikan melalui urin. Senyawa toksik ini jika berikatan
dengan protein plasma yang berukuran kecil dan mencapai sel tubulus proksimal dapat menimbulkan efek toksik Omaye, 2004, yaitu kerusakan
ginjal. Sedangkan senyawa toksik yang berukuran besar dan tidak lolos filter glomerulus akan direabsorpsi dan kembali ke aliran darah. Diperkirakan
terjadi kenaikan jumlah senyawa yang harus difitrasi oleh ginjal yang berasal dari kecambah kacang komak. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa
xenobiotik larut air maupun larut lemak yang dibuat larut air melalui proses biotransformasi dan memperberat kerja ginjal sebagai organ utama
pengeluaran senyawa toksik Omaye, 2004. Hal ini didukung Deka dan Sarkar 1990 yang menyatakan bahwa kacang komak mengandung tanin
dalam jumlah yang besar dan penurunan kandungannya akibat perkecambahan hanya 56.2 Ramakrishna et al., 2006. Senyawa tanin yang tersisa dan
terserap dalam tubuh akan dimetabolisme melalui jalur metabolisme toksikan fase I dan II .
C. PROFIL LIPID DAN PEROKSIDASI TIKUS PERCOBAAN
1. Kadar Total Kolesterol