88
LAMPIRAN Lampiran 1. Metode Analisis Lateks
1.1. Penetapan Total Alkalinitas ASTM D 1076-97
Pertama masukkan sejumlah ± 5 g lateks ke dalam botol timbang 10 cm
3
. Setelah itu timbang botol timbang yang telah berisi lateks dengan ketelitian 1 mg. Lalu tuangkan lateks ke dalam gelas piala yang telah berisi
300 cm
3
air suling. Botol timbang ditimbang kembali, perbedaan bobot botol timbang adalah bobot contoh W. Kemudian tambahkan 6 tetes indikator
merah methyl 0,1 dalam alkohol. Titrasi dengan HCl 0,1 N sedikit demi sedikit sambil diaduk digoyang sampai tercapai titik equivalen, yaitu
apabila larutan berubah dari kuning menjadi merah jambu pink. Setelah itu catat penggunaan HCl 0,1 N V. Alkalinitas dihitung sebagai garam NH
3
per 100 g lateks sebagai berikut:
Total Alkalinitas NH
3
dalam fasa lateks = 1,7 × V × N W Total Alkalinitas NH
3
dalam fasa air = 1,7 × V × N W 1 – TS100 Dimana:
N = Normalitas larutan HCl
V = Volume HCl 0,1 N yang dibutuhkan
W = Bobot contoh, g
TS = Kadar jumlah padatan
1.2. Penetapan Kadar Karet Kering ASTM D 1076-97
Pengujian kadar karet kering menggunakan alat antara lain neraca, batang pengaduk, cawan alumunium, oven, dan mesin giling. Bahan yang
digunakan adalah aseton. Analisis yang dilakukan duplo diawali dengan menimbang sampel seberat 10 g W1 di dalam cawan alumunium. Sampel
ditambahkan aseton secukupnya dan digumpalkan dengan bahan pengaduk. Sampel yang sudah menggumpal dipanaskan sampai serum bening. Sampel
89 digiling sampai berbentuk lembaran tipis krep dan dikeringkan pada suhu
70
o
C selama 1 jam. Sampel didinginkan di dalam desikator dan ditimbang beratnya W2. Kadar karet kering dihitung dengan perhitungan sebagai
berikut: W2
KKK = × 100
W1 Keterangan:
W1 = Bobot sampel awal gram W2 = Bobot sampel kering gram
1.3. Penetapan Kadar Jumlah Padatan ASTM D 1076-97
Alat yang digunakan adalah pinggan alumunium diameter 60 mm, oven, desikator, dan neraca dengan ketelitian 0,1 mg. Pertama masukkan
sejumlah lateks ke dalam botol timbang W1. Setelah itu tuangkan 2,5 ± 0,5 g lateks dari botol timbang ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui
bobotnya W3. Timbang kembali botol timbang berisi sisa lateks W2. Perbedaan bobot kedua penimbangan tersebut adalah merupakan bobot
contoh W. Sampel dipanaskan di dalam oven bersuhu 100
o
C selama 2 jam. hingga terbentuk film kering. Setelah itu, sampel didinginkan di dalam
desikator dan ditimbang W4. Kadar jumlah padatan dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
W4 – W3 KJP =
× 100 W
Keterangan: W = Bobot sampel awal gram
W3 = Bobot pinggan alumunium gram W4 = Bobot sampel dan pinggan alumunium setelah dipanaskan gram
90
1.4. Penetapan Waktu Kemantapan Mekanik ASTM D 1076-97