17 lateks pekat dan lateks pekat sentrifugasi berulang. Dengan kadar
karbohidrat yang rendah, sebesar 0,07, lateks LP-KR hasil sentrifugasi ganda relatif tidak menghambat setting semen, sehingga teknologi
pemekatan berulang double centrifuge ditetapkan sebagai proses produksi untuk memperoleh lateks berkarbohidrat rendah lateks LP-KR yang akan
diaplikasikan sebagai aditif semen atau beton Alfa, 2008. Tabel 9. Kadar senyawa golongan karbohidrat dalam lateks
Jenis Lateks Kadar Karbohidrat Dalam
Lateks
Lateks kebun Lateks pekat
Lateks pekat sentrifugasi ganda 0,36
0,16 0,07
Sumber: Alfa 2008
2.6 Lateks DPNR
Deproteinized Natural Rubber
Lateks alam berprotein rendah adalah lateks alam yang kadar nitrogennya telah diturunkan semaksimal mungkin melalui proses
deproteinasi. Lateks alam dengan kadar nitrogen rendah ini dikenal dengan nama lateks DPNR Deproteinized Natural Rubber. Kadar protein dihitung
sebagai kadar nitrogen yang diperoleh dengan menggunakan metode Kjeldhal. Untuk menghitung kadar protein, kandungan nitrogen dikalikan
dengan faktor 6,25. Pada penelitian Alfa 2003, pembuatan lateks DPNR menggunakan
enzim papain. Papain ini berfungsi sebagai enzim proteolitik untuk menghidrolisis protein lateks. Dalam pembuatan lateks tersebut tidak
menggunakan amonia, karena aktivitas proteolitik papain berlangsung pada pH netral. Lateks berpengawet amonia mempunyai pH lebih dari 10,
sehingga aktivitas proteolitik papain tidak sempurna. Hingga saat ini, belum ada kesamaan persepsi mengenai batasan kadar
nitrogen yang dapat menggolongkan karet sebagai karet DPNR. Batasan kadar nitrogen lateks DPNR yang digunakan oleh para peneliti bervariasi.
18 Mengacu pada hasil penelitian Alfa 2003 yang dapat dilihat pada Tabel 10,
yaitu lateks DPNR diklasifikasikan sebagai jenis lateks dengan kandungan nitrogen maksimal 0,08.
Tabel 10. Karakteristik lateks alam berprotein rendah Parameter Lateks
DPNR Kadar Nitrogen
Viskositas Mooney, unit KKK
KJP Warna
0,08 47,0
59,5 60,5
Putih susu Sumber: Alfa 2003
Bersama-sama dengan fosfolipida, protein merupakan pelindung dari partikel karet, yang menentukan kestabilan dari larutan koloidal lateks
tersebut. Protein bersama dengan lipida akan menyelubungi partikel karet, sehingga terbentuk lapisan bermuatan negatif, yang kemudian berikatan
dengan air, membentuk lapisan molekul air sebagai lapisan sekunder Barney, 1973. Pada proses sentrifugasi, senyawa nitrogen hasil hidrolisis
protein yang larut dalam air akan terbuang bersama serum dan berkurangnya senyawa nitrogen tersebut semakin besar jika dilakukan sentrifugasi
berulang.
2.7 Protein dalam Lateks
Protein merupakan polimer alami yang tersusun dari asam-asam amino. Sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugusan amino, sebuah
gugusan karboksil, sebuah atom gugus atom H dan gugusan R yang terikat pada sebuah atom C yang dikenal sebagai
α karbon Gambar 7. Gugus R merupakan rantai cabang Winarno, 1980.
19 R
H
2
N CH
COOH Gambar 7. Struktur asam
α amino Cowd, 1991
Menurut Winarno 1980, gugus amino –NH
2
bersifat basa, sedangkan gugus karboksil –COOH bersifat asam. Kondisi tersebut memungkinkan
asam amino dapat bereaksi baik dengan asam maupun basa serta pereaksi- pereaksi lainnya. Asam amino dalam larutan pH netral dalam bentuk ion
dipolar atau ion zwitter. Pada asam amino yang dipolar, gugusan amino mendapat tambahan sebuah proton dengan gugusan karboksilnya
terdisosiasi. Dua molekul asam amino bergabung membentuk dipeptida, tiga asam amino membentuk tripeptida dan seterusnya sampai menghasilkan
polipeptida berpolimer Gambar 8. H
O H O
H R
N C
H R N C C
C C
C C
H R
N C H R N
O H
O H
Gambar 8. Rantai polipeptida atau protein Cowd, 1991 Lipid dan protein dalam lateks berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara rantai-rantai polimer. Lipid dari suatu rantai molekul karet akan saling berikatan dengan protein maupun lipid dari rantai karet
lainnya, sehingga terbentuk jalinan molekul karet yang mempunyai berat molekul tinggi. Protein dalam karet sangat berpengaruh terhadap sifat fisik
terutama penggumpalan lateks. Sistem emulsi pada lateks bermuatan negatif yang distabilkan oleh protein dan sabun alami yang terkonsentrasi pada
lapisan antarmuka antara partikel karet dengan air Cook, 1992, sehingga kestabilan emulsi lateks dapat dipertahankan.
20
2.8 Karbohidrat dalam Lateks