92
1.7. Pengujian Viskositas Brookfield ASTM D 1084-63
Pengukuran viskositas brookfield dilakukan dengan viskometer brookfield
dengan satuan cp centi poise. Spindel dan kecepatan yang digunakan dalam pengukuran ditentukan oleh kekentalan bahan. Bila spindel
dan kecepatan yang digunakan untuk pengukuran tidak sesuai maka nilai viskositas tidak terbaca. Besarnya kecepatan dan faktor pengali tiap spindel
pada pengukuran viskositas dapat dilihat pada Tabel. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan spindel ke dalam contoh sampel lateks. Langkah
selanjutnya adalah menghidupkan viskometer brookfield. Tabel 18. Kecepatan dan faktor pengali pada viskositas brookfield
Kecepatan Faktor Finder
1 2 3 4 0,3
200 1 M
4 M 20 M
0,6 100
500 2 M
10 M 1,5 40 200 800 4
M 3 20
100 400 2
M 6 10 50 200
1 M
12 5 25 100 500
30 2 10 40 200 60 1 5 20 100
1.8. Penetapan Kadar Nitrogen SNI 06-1993-1990
Contoh uji ditimbang sebanyak ± 0,1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu mikro kjeldahl. Setelah itu ditambahkan ± 0,65 gram katalis
selenmium dan ± 2,5 ml H
2
SO
4
pekat. Contoh didekstruksi sekitar dua jam atau sampai timbul warna hijau, setelah itu didinginkan dan diencerkan
dengan 10 ml aquades. Larutan dipindahkan ke dalam alat destilasi dan dibilas dua atau tiga kali dengan 3 ml air suling kemudian ditambahkan 5 ml
NaOH 67. Alirkan air melewati alat destilasi dan tampung destilat ke dalam
erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 2 dan dua tetes indikator nitrogen. Destilat dititrasi dengan larutan H
2
SO
4
0,01 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi ungu muda. Blanko dibuat
93 dengan cara yang sama dengan semua pereaksi tetapi tanpa contoh karet.
Kadar nitrogen dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: V1 – V2 N × 0,0140
Kadar Nitrogen = × 100
Ws Keterangan:
V1 = Volume H
2
SO
4
untuk titrasi larutan yang berisi contoh ml V2 = Volume H
2
SO
4
untuk titrasi larutan blanko ml N
= Normalitas H
2
SO
4
Ws = Bobot contoh gram
94
Lampiran 2. Metode Analisis Semen 2.1. Uji Konsistensi Normal ASTM C 187 – 68
Uji ini menggunakan metode trial and error. Sebanyak 140 gram air 28 dari jumlah semen dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur
dengan 500 gram semen lalu diamkan selama 30 detik. Aduk adonan dengan menggunakan mixer pada kecepatan 140+5 rpm. Diamkan selama 15 detik
dan bersihkan adonan yang menempel di pinggiran cawan mixer. Aduk kembali dengan kecepatan 285+10 selama 60 detik.
Adonan yang sudah terbentuk kemudian dibentuk menjadi bola dengan menggunakan tangan. Adonan tersebut kemudian dilempar dari
tangan ke tangan sebanyak enam kali dengan jarak sekitar 6 inchi. Letakkan adonan ke dalam cincin melalui bagian cincin yang lebar, kemudian ratakan
permukaannya. Balik cincin dan ratakan kembali permukaan cincin. Letakkan cincin di bawah tongkat flunger. Atur agar tongkat flunger tepat berada di
permukaan adonan. Lepaskan tongkat flunger selama tiga puluh detik lalu catat penurunan tongkat.
Konsistensi normal
didapat apabila penurunan tongkat sebesar 10+1
mm. Apabila penurunan belum memenuhi ketentuan ulangi langkah di atas dengan jumlah air yang berbeda.
2.2. Uji Penentuan Waktu Pengikatan Awal