Uji Penentuan Waktu Pengikatan Awal

94 Lampiran 2. Metode Analisis Semen 2.1. Uji Konsistensi Normal ASTM C 187 – 68 Uji ini menggunakan metode trial and error. Sebanyak 140 gram air 28 dari jumlah semen dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur dengan 500 gram semen lalu diamkan selama 30 detik. Aduk adonan dengan menggunakan mixer pada kecepatan 140+5 rpm. Diamkan selama 15 detik dan bersihkan adonan yang menempel di pinggiran cawan mixer. Aduk kembali dengan kecepatan 285+10 selama 60 detik. Adonan yang sudah terbentuk kemudian dibentuk menjadi bola dengan menggunakan tangan. Adonan tersebut kemudian dilempar dari tangan ke tangan sebanyak enam kali dengan jarak sekitar 6 inchi. Letakkan adonan ke dalam cincin melalui bagian cincin yang lebar, kemudian ratakan permukaannya. Balik cincin dan ratakan kembali permukaan cincin. Letakkan cincin di bawah tongkat flunger. Atur agar tongkat flunger tepat berada di permukaan adonan. Lepaskan tongkat flunger selama tiga puluh detik lalu catat penurunan tongkat. Konsistensi normal didapat apabila penurunan tongkat sebesar 10+1 mm. Apabila penurunan belum memenuhi ketentuan ulangi langkah di atas dengan jumlah air yang berbeda.

2.2. Uji Penentuan Waktu Pengikatan Awal

Sejumlah air sesuai dengan yang didapatkan dari uji konsistesi normal dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur dengan 500 gram semen lalu diamkan selama 30 detik. Aduk adonan dengan menggunakan mixer pada kecepatan 140+5 rpm. Diamkan selama 15 detik dan bersihkan adonan yang menempel di pinggiran cawan mixer. Aduk kembali dengan kecepatan 285+10 selama 60 detik. Adonan yang sudah terbentuk kemudian dibentuk menjadi bola dengan menggunakan tangan. Adonan tersebut kemudian dilempar dari tangan ke tangan sebanyak enam kali dengan jarak sekitar 6 inchi. Letakkan 95 adonan ke dalam cincin melalui bagian cincin yang lebar, kemudian ratakan permukaannya. Balik cincin dan ratakan kembali permukaan cincin. Diamkan adonan di dalam cetakan selama tiga puluh menit. Kemudian letakkan cincin di bawah jarum. Atur agar jarum tepat berada di permukaan adonan. Lepaskan jarum selama tiga puluh detik lalu catat penurunan tongkat. Catat penurunan jarum tiap 15 menit sampai jarum mencapai penurunan 25 mm. Buat grafik penurunan jarum, kemudian tentukan waktu penurunan dengan menggunakan interpolasi. 96 Lampiran 3. Metode Analisis Mortar 3.1. Pengujian Kuat Tekan Mortar Kubus ASTM 109 - 95 Sejumlah air sesuai dengan nilai rasio air : semen yang dibutuhkan dimasukkan ke dalam mixer lalu tambahkan 500 g semen. Putar mixer dengan kecepatan 140+5 rpm selama tiga puluh detik. Dalam keadaan mixer masih berputar, tambahkan 1375 g pasir ke dalam mixer selama tiga puluh detik. Ubah kecepatan mixer menjadi 285+10 selama tiga puluh detik. Diamkan selama sembilan puluh detik dan bersihkan adonan di pinggiran cawan mixer. Aduk lagi dengan kecepatan 285+10 rpm. Masukkan semua adonan kembali ke dalam mixer kemudian aduk kembali dengan kecepatan 285+10 rpm selama lima belas detik. Masukkan adonan ke dalam cetakan yang berukuran 50 x 50 x 50 mm atau 2 x 2 x 2 inchi sampai terisi setengah. Padatkan adonan di dalam cetakan dengan alat pemadat dengan 32 kali tekanan. Isi kembali cetakan sampai penuh dan padatkan kembali dengan 32 kali tekanan. Diamkan di tempat yang lembab selama 24 jam. Setelah 24 jam keluarkan mortar yang sudah memadat dari dalam cetakan dan rendam di dalam air bersih. Pengujian dilakukan pada hari ke-28, lalu angkat contoh dari tempat perendaman, seka dengan lap sampai kering dan bersih kemudian diangin- anginkan. Tempatkan mortar di tengah permukaan penahan dari mesin tekan. Catat beban maksimal yang bisa ditahan lalu hitung kuat tekan dengan rumus: T = W A Keterangan: T = Kuat tekan kgcm 2 W = beban maksimal kg A = Luas permukaan cm 2 97

3.2. Pengujian Kuat Lentur Mortar Balok dengan Dua Pembebanan