60
4.2.3 Lateks DPNR Deproteinized Natural Rubber
Lateks alam berprotein rendah adalah lateks alam yang kadar nitrogennya telah diturunkan semaksimal mungkin melalui proses
deproteinasi. Proses pembuatan lateks DPNR ini menggunakan enzim papain. Menurut Alfa 2003, papain ini berfungsi sebagai enzim proteolitik
untuk menghidrolisis protein lateks, sehingga jumlah protein dalam lateks akan berkurang. Pada pembuatan lateks DPNR ini dibuat dengan
menggunakan lateks kebun dan terakhir juga mengalami proses sentrifugasi sama seperti lateks pekat. Hasil analisis dari lateks DPNR ini dapat dilihat
pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Analisis Lateks DPNR
Pengujian Lateks DPNR
Alfa 2003
Kadar Alkalinitas NH
3
Tidak ada SindurOrange 0,07
KJP 62,62
60,5 KKK
62,26 59,5
pH 5,99 -
Bilangan KOH -
WKM Detik 30
320 Viskositas cp
346 -
Bilangan ALE 0,362
0,12 Kadar Nitrogen
0,02 0,08
Dalam pembuatan lateks DPNR ini menggunakan amonia dalam jumlah yang kecil 0,2 terhadap lateks kebun untuk menjaga kestabilan
lateks dalam proses pembuatannya. Tetapi pada saat dianalisis, lateks DPNR tersebut tidak mempunyai kadar amonia sindurorange. Hal ini dapat
disebabkan amonia telah menguap selama proses pembuatan lateks DPNR dan juga dapat hilang pada waktu proses sentrifugasi lateks tersebut.
Kadar karet kering yang dihasilkan pada lateks DPNR tersebut adalah sebesar 61,92. Nilai tersebut lebih besar daripada lateks DPNR yang
dihasilkan oleh Alfa 2003 yaitu sebesar 59,5 dan juga nilai KKK ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan lateks pekat dan DS. Hal ini berarti
jumlah karet yang terkandung di dalam suspensi lateks lebih banyak
61 dibandingkan dengan yang lainnya. Kadar jumlah padatan yang dihasilkan
oleh lateks DPNR ini adalah sebesar 62,62 dan juga lebih besar dari lateks DPNR yang dihasilkan oleh Alfa 2003 yaitu sebesar 60,5. Nilai KJP ini
juga lebih tinggi dibandingkan dengan lateks pekat dan DS. Nilai KJP lateks DPNR ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KKK. Hal ini karena KJP
mengandung padatan yang terdapat dalam lateks termasuk partikel bukan karet.
Nilai pH yang dihasilkan oleh lateks DPNR adalah sebesar 5,99. Meskipun nilai pH ini paling rendah dibandingkan dengan lateks pekat dan
DS, namun nilai ini masih di atas pH titik isoelektrik dari karet, sehingga lateks masih dalam keadaan stabil. Dengan pH masih di atas pH titik
isoelektrik karet, maka lateks bemuatan negatif. Bilangan KOH yang dihasilkan oleh lateks DPNR adalah nol. Hal ini dikarenakan lateks ini tidak
mempunyai kadar alkalinitasamonia sehingga nilai bilangan KOH tidak dapat dihitung.
Waktu kemantapan mekanik yang dimiliki oleh lateks ini sebesar 30 detik. Nilai ini jauh dibawah lateks DPNR yang dihasilkan Alfa 2003 yaitu
sebesar 320 detik. Nilai WKM lateks DPNR lebih rendah dibandingkan dengan lateks pekat dan DS. Hal ini berarti lateks tidak dapat bertahan lama
untuk ketahanan terhadap daya sobek. Pada pengujian viskositas, didapatkan viskositas brookfield adalah
sebesar 346 cp. Semakin tinggi KKK di dalam lateks maka kekentalan lateks akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat KKK pada lateks
DPNR paling tinggi sehingga mempunyai nilai viskositas paling tinggi pula. Dengan begitu lateks DPNR paling tinggi kekentalannya dibandingkan
dengan lateks lainnya. Bilangan ALE yang diukur sebesar 0,362 g KOH per 100 g total padatan. Nilai ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan
lateks DPNR yang dihasilkan oleh Alfa 2003 sebesar 0,12. Bilangan ALE pada lateks DPNR paling tinggi dibandingkan dengan lateks pekat dan DS.
Tingginya bilangan ALE ini menandakan lateks sudah tidak segar dan banyak mikroorganisme yang terdapat dalam lateks. Hal ini berarti lateks
DPNR paling rendah mutunya dibandingkan dengan lateks lainnya.
62 Semakin tinggi bilangan asam lemak eteris juga semakin rendah waktu
kemantapan mekanisnya. Hal ini terbukti dengan WKM pada lateks DPNR yang paling rendah dibandingkan dengan lateks pekat dan DS.
Pengujian yang terakhir adalah kadar nitrogen. Kadar nitrogen yang dihasilkan oleh lateks ini sebesar 0,02 lebih rendah bila dibandingkan
dengan lateks DPNR yang dihasilkan Alfa 2003 sebesar 0,08. Rendahnya kadar nitrogen ini disebabkan karena terdapat penambahan
enzim papain yang dapat menghidrolisis protein lateks dan juga karena terdapat proses sentrifugasi. Pada proses sentrifugasi, senyawa nitrogen
hasil hidrolisis protein yang larut dalam air akan terbuang bersama serum. Kadar nitrogen lateks DPNR ini paling rendah dibandingkan dengan lateks
pekat dan DS.
4.3 Analisis Semen