4.3.1 Perkiraan Produksi, Kebutuhan, dan Kelebihan Produksi Jagung
Dalam Periode 2007-2020 berdasarkan data 1990-2006 Berdasarkan data periode 1990-2006 maka kita melihat bahwa laju
peningkatan areal panen jagung 1,46 persen per tahun, produktivitas 2,99 persen per tahun, produksi 4,51 persen per tahun, dan kebutuhan 2,73 persen per tahun.
Dengan mengasumsikan bahwa pertumbuhan konsumsi dan produksi itu bersifat linier, maka kita dapat memperkirakan produksi maupun kebutuhan jagung
Indonesia untuk periode selanjutnya. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan sederhana S
t
= S 1+r
n
, maka kita akan dapat memperkirakan produksi dan
kebutuhan masing-masing tahun Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan Subandi, 2007. Hasil perhitungan dari perkiraan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Perkiraan Produksi, Kebutuhan, dan Kelebihan Produksi Jagung Periode 2007-2025 Berdasarkan Data 1990-2006.
Tahun Produksi
‘000 ton Kebutuhan
‘000 ton Produksi
– Kebutuhan
‘000 ton 2006
11.609 12.600
-910 2007
12.133 12.943
-810 2008
12.679 13.297
-618 2009
13.251 13.660
-409 2010
13.849 14.033
-567 2011
14.473 14.416
57
2012 15.126
14.809 317
2013 15.808
15.214 594
2014 16.521
15.629 892
2015 17.266
16.056 1.210
2016 18.045
16.494 1.551
2017 18.859
16.944 1.915
2018 19.710
17.407 2.303
2019 20.599
17.882 2.717
2020 21.528
18.370 3.158
Dari perkiraan data diatas, dapat dilihat bahwa Indonesia akan mampu mencapai swasembada jagung mulai tahun 2011. Pada tahun tersebut, Indonesia
sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri secara keseluruhan dan diperkirakan setelah tahun 2011 kelebihan produksi domestik dapat diekspor ke
pasar dunia. Dengan demikian, Indonesia optimis tidak lagi menjadi negara pengimpor melainkan pengekspor jagung dan oleh karena itu, perlu adanya upaya
peningkatan produksi jagung nasional secara berkesinambungan agar perkiraan kelebihan produksi pada tahun-tahun berikutnya dapat tercapai.
V. ANALISIS RESPON PENAWARAN JAGUNG