dan kaya akan humus dengan pH tanah keasaman tanah antara 5,5-7,0 Suprapto dan Marzuki, 2002.
2.1.3. Sentra Penanaman
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Sumatra Utara, Lampung, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo. Khusus di Daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara
intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya.
2.1.4. Jenis Jagung Unggul
Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya produktivitas jagung yaitu dengan perbaikan varietas. Varietas jagung unggul dapat berupa varietas bersari
bebas atau varietas hibrida. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi lebih tinggi, tetapi mempunyai beberapa kelemahan
dibandingkan dengan varietas bersari bebas. Kelemahan tersebut antara lain harga benihnya yang lebih mahal, hanya dapat digunakan maksimal dua keturunan, dan
tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul yang dapat dipilih sebagai benih dapat dilihat di Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Beberapa Varietas Jagung Unggul No.
Nama Varietas Umur hari
Hasil rata-rata tonha
1 Hibrida C-1
100 5,0-6,0
2 Hibrida C-2
97 5,0-8,0
3 Hibrida Pioner 1
100 5,6-6,0
4 Hibrida Pioner 2
100 5,0-7,0
5 Hibrida IPB 4
100-105 6,6
6 Hibrida CPI-1
97 6,0-7,0
7 Kalingga
97 5,0-6,0
8 Wiyasa
96 5,0-7,0
9 Arjuna
85 5,0-6,0
10 Bastar Kuning
130 3,3
11 Kania Putih
150 3,3
12 Metro
110 3,2
13 Harapan
105 3,3
14 Bima
140 3,7
15 Permadi
96 3,3
16 Bogor Composite
105 3,6
17 Parikesit
105 3,8
18 Sadewa
86 3,7
19 Nakula
85 3,6
20 Hibrida CPI-2
97 6,0-8,0
Sumber : Purnomo dan Hartono 2005.
2.1.5. Peran Jagung Sebagai Pangan Pokok
Jagung sebagai salah satu komoditas substitusi beras dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan. Sebelum tahun 1975, pola konsumsi jagung pada
kelompok berpendapatan rendah berkorelasi positif dengan pendapatan rumah tangga serta terjadi substitusi pangan dari ubi kayu ke jagung. Namun pada tahun
1978 terjadi kebalikannya ; semakin tinggi pendapatan semakin rendah tingkat konsumsi jagung pada kelompok tersebut Timmer 1987. Sebagai pangan pokok,
jagung memang memperlihatkan sifat barang inferior, baik di pedesaan maupun di perkotaan, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Namun komoditas ini masih tetap
merupakan penyumbang karbohidrat penting bagi penduduk pedesaan pada kelompok berpendapatan rendah Suryana et al, 1990.
Jagung dapat berfungsi seperti beras bila dinilai dari kandungan nilai gizinya. Kandungan energi antara beras dan jagung relatif sama dalam setiap
kilogramnya, bahkan protein jagung 82,8 g lebih tinggi daripada beras yang hanya 68 g Departemen Kesehatan, 1990. Dengan demikian, peran beras sebagai
pangan pokok dapat digantikan oleh jagung, tanpa harus mengubah pola kebiasaan makan untuk jenis pangan yang dikonsumsi sebagai lauk pauk. Berikut
kandungan gizi pada jagung :
Tabel 2.2 Kandungan Gizi dan Kalori Pada Jagung
Kandungan Zat Gizi Tiap 100 gr bahan Zat Gizi
Jagung Energi cal
129 Protein gr
4,1 Lemak gr
1.3 Karbohidrat gr
30.3 Kalsium mg
5.0 Fosfor mg
108.0 Besi mg
1.1 Vitamin A SI
117.0 Vitamin B mg
0.18 Vitamin C mg
9.0 Air gr
63.5
2.1.6. Peran Jagung Sebagai Pakan Ternak