keuntungan maksimum. Contoh : jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
c Tanaman bersisipan Relay Cropping, pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok dalam waktu tanam
yang bersamaan atau waktu yang berbeda. Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d Tanaman campuran Mixed Cropping, penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua
tercampur menjadi satu, lahan efisiensi, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh : tanaman campuran seperti jagung, kedelai, dan ubi
kayu.
2.3. Tinjauan Teoritis
2.3.1. Teori Penawaran Supply Theory
Menurut Lipsey et al. 1995, jumlah yang akan dijual oleh perusahaan disebut kuantitas yang ditawarkan untuk komoditi itu. Kuantitas atau jumlah yang
ditawarkan merupakan arus, yaitu banyaknya per satuan waktu. Satu hipotesis ekonomi yang mendasar adalah bahwa untuk kebanyakan komoditi, harga
komoditi dan kuantitas atau jumlah yang akan ditawarkan berhubungan secara positif, dengan faktor yang lain tetap sama. Dengan kata lain, makin tinggi harga
suatu komoditi, makin besar jumlah komoditi yang akan ditawarkan, semakin rendah harga, semakin kecil jumlah komoditi yang ditawarkan.
Kurva penawaran adalah penyajian penawaran dalam bentuk grafik skedul penawaran supply schedule yang menggambarkan jumlah yang akan dijual para
produsen pada harga-harga alternatif komoditi tersebut. Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah atau kuantitas yang ditawarkan dan harga,
jika faktor lainnya tetap sama; kemiringan positif menunjukkan bahwa kuantitas atau jumlah yang ditawarkan bervariasi dalam arah yang sama dengan harga.
Gambar 2.1 di bawah menunjukan kurva penawaran yang menggambarkan hubungan antara kuantitas per periode dengan harga. Pergeseran kurva penawaran
terjadi ketika faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang ditawarkan suatu perusahaan selain harga komoditi itu sendiri berubah, misalnya harga input,
perubahan teknologi, harga komoditi lain dan tujuan perusahaan Lipsey, et al., 1995.
Sumber : Lipsey et al 1995
Gambar 2.1 Kurva Penawaran 2.3.2.
Teori Respon Penawaran
Di dalam ilmu ekonomi respon penawaran berarti variasi dari output pertanian dan luas areal dalam kaitannya dengan perubahan perubahan harga
Ghatak dan Ingersent, 1984. Jika kurva supply menggambarkan hubungan antara harga dan kuantitas dengan asumsi cateris paribus atau menganggap semua faktor
Harga
Kuantitas per periode S
S
1
S
2
Harga
lain konstan, maka respon penawaran menggambarkan respon output terhadap perubahan harga dengan tidak menahan faktor lain konstan.
Pada komoditas pertanian hubungan respon penawaran sangat terlihat. Ini dikarenakan petani tidak dapat merespon secara langsung apabila terjadinya
perubahan harga. Apabila terjadi peningkatan harga tidak akan segera diikuti oleh peningkatan produktivitas dan areal karena keputusan alokasi sumberdaya telah
ditetapkan sebelumnya. Karakteristik yang unik dari komoditas pertanian ini adalah karena produkstivitas pada komodiatas pertanian sulit untuk diprediksi
karena berkaitan erat dengan penggunaan lahan dan kondisi-kondisi tertentu seperti kekeringan, tingginya curah hujan, atau hama penyakit. Selain itu kondisi
biologis dari tanaman itu sendiri yang tidak mampu merespon secara cepat adanaya perubahan harga karena adanya masa tunggu dari saat tanam menuju
panen gestation period. Menurut Tomek dan robinson 1987, pengetahuan tentang pergeseran kurva penawaran sangat penting dalam mempelajari respon
areal dan produktivitas.
2.3.3. Perubahan Jumlah Produksi Menurut Perubahan Areal dan Produktivitas