Perubahan Jumlah Produksi Menurut Perubahan Areal dan Produktivitas Respon Penawaran melalui Respon Areal dan Respon Produktivitas

lain konstan, maka respon penawaran menggambarkan respon output terhadap perubahan harga dengan tidak menahan faktor lain konstan. Pada komoditas pertanian hubungan respon penawaran sangat terlihat. Ini dikarenakan petani tidak dapat merespon secara langsung apabila terjadinya perubahan harga. Apabila terjadi peningkatan harga tidak akan segera diikuti oleh peningkatan produktivitas dan areal karena keputusan alokasi sumberdaya telah ditetapkan sebelumnya. Karakteristik yang unik dari komoditas pertanian ini adalah karena produkstivitas pada komodiatas pertanian sulit untuk diprediksi karena berkaitan erat dengan penggunaan lahan dan kondisi-kondisi tertentu seperti kekeringan, tingginya curah hujan, atau hama penyakit. Selain itu kondisi biologis dari tanaman itu sendiri yang tidak mampu merespon secara cepat adanaya perubahan harga karena adanya masa tunggu dari saat tanam menuju panen gestation period. Menurut Tomek dan robinson 1987, pengetahuan tentang pergeseran kurva penawaran sangat penting dalam mempelajari respon areal dan produktivitas.

2.3.3. Perubahan Jumlah Produksi Menurut Perubahan Areal dan Produktivitas

Menurut Tomek dan Robinson 1987, hal-hal yang umumnya menyebabkan perubahan dalam hal produksi adalah perubahan harga input faktor, perubahan tingkat profitabilitas komoditi alternatifnya, perubahan dalam teknologi yang mempengaruhi baik produktivitas maupun biaya produksi atau efisiensi, dan perubahan harga dari komoditi yang diproduksi secara bersamaan joint products. Adapun pendugaan respon penawaran sederhana dapat didekati melalui konsep bahwa jumlah produksi pertanian adalah hasil perkalian antara luas areal panen dengan produktivitasnya Gathak dan Ingersent, 1984. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : 2.1 dimana : Q = Produksi, Lp = Areal panen, Y =Produktivitas. Dengan demikian, perubahan produksi dari petani jagung dipengaruhi oleh perubahan dari luas areal panen dan perubahan produktivitas yang pada akhirnya mempengaruhi penawaran jagung, sedangkan luas areal panen dan produktivitas sendiri dipengaruhi oleh berbagai hal.

2.3.4. Respon Penawaran melalui Respon Areal dan Respon Produktivitas

Konsep respon penawaran tercermin dalam elastisitas penawaran. Elastisitas penawaran ini mengukur ketanggapan kuantitas yang ditawarkan terhadap peubah-peubah yang mempengaruhinya dengan nilai antara nol sampai tak terhingga. Menurut Lipsey, et al. 1995, ada beberapa hal penting yang patut diperhatikan mengenai konsep elastisitas. Jika kurva penawarannya vertikal – jumlah yang ditawarkan tidak akan berubah dengan adanya perubahan harga – elastisitas penawarannya sama dengan nol. Sebaliknya sebuah kurva penawaran yang horizontal memiliki elastisitas penawaran yang tingginya tak terhingga dimana penurunan harga sedikit saja dapat menurunkan jumlah yang akan ditawarkan oleh produsen dari jumlah yang tak terhingga besarnya menjadi nol. Di antara kedua elastisitas penawaran yang ekstrim ini, terdapat berbagai variasi bentuk kurva penawaran. Pada umumnya produk pertanian memiliki elastisitas penawaran kurang dari satu cenderung inelastis. Hal ini disebabkan pada saat permintaan turun, tanah, tenaga kerja, dan mesin yang ditujukan untuk pemakaian pertanian tidak ditransfer dengan cepat ke pemakaian bukan pertanian. Hal yang sebaliknya terjadi untuk kondisi yang berlawanan Lipsey, et al., 1995. Respon penawaran dapat diturunkan dari persamaan 2.1 dengan mengasumsikan baik luas areal maupun produktivitas mempunyai respon terhadap perubahan harga Ghatak dan Ingersent, 1984. Dengan mendiferensiasikannya terhadap harga, maka diperoleh : 2.2 Dengan mengasumsikan tingkat pengembalian yang konstan constant return to scale dan kemudian membagi kedua ruas dengan QP, maka kita mendapatkan : 2.3 2.4 maka : 2.5 dimana : e QP = Elastisitas respon penawaran jagung terhadap harga, e LpP = Elastisitas respon areal panen terhadap harga, e YP = Elastisitas respon produktivitas terhadap harga.

2.3.5. Respon Beda Kala lag dalam Komoditi Pertanian