varietas komposit ke hibrida dan komposit unggul. Upaya ini akan berhasil bila disertai dengan pengelolaan lingkungan fisik dan hayati serta penerapan inovasi
tekhnologi spesifik lokasi yang harus mencakup ke seluruh wilayah agroekosistem, 2 pemupukan berimbang sesuai sifat tanah setempat, baik
ketepatan dosis pupuk, macam pupuk, waktu pemberian dan cara pemberian yang tepat, 3 pengendalian organisme penggangu tanaman OPT melalui pemakaian
pestisida , 4 teknologi irigasi dan drainase untuk lahan sawah beririgasi, karena pengairan sawah konvensional hanya dirancang untuk usahatani padi.
3. Memperluas Areal Tanam Ekstensifikasi
Nilai Elastisitas dari respon areal panen jagung yang bernilai positif dalam jangka pendek maupun jangka panjang menunjukkan bahwa upaya peningkatan
produksi jagung dapat dilakukan melalui ekstensifikasi. Ekstensifikasi merupakan upaya pengadaan sumber pertumbuhan baru berupa perluasan atau penambahan
areal penanaman. Perluasan areal tanam diarahkan ke luar Jawa yang memiliki potensi cukup luas melalui pemanfaatan lahan sawah irigasi dan tadah hujan yang
belum dimanfaatkan pada musim kemarau serta mengoptimalkan dan penambahan luas baku lahan kering baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa.
Pengembangan jagung di lahan sawah pada musim kemarau merupakan langkah yang strategis, karena dapat mengurangi defisit pasokan produksi yang umumnya
terjadi pada musim kemarau, kualitas hasil panenumumnya lebih tinggi, dan harga jagung pada saat itu juga relatif tinggi. Selain itu perluasan areal tanam juga dapat
dilakukan di daerah-daerah seperti Hutan Tanaman Industri HTI, daerah transmigrasi, lahan pasang surut, lahan tidur, dan lahan belum produktif lainnya.
4. Membangun Kemitraan Antara Petani dengan Kalangan Industri
Harga diyakini sebagai sinyal insentif maupun disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi jagung. Untuk menuju kepastian berproduksi dan
harga yang layak bagi petani, perlu adanya kemitraan antara petani, media misalnya KUD, pedagangpengolah, BUMN dengan industri pangan dan pakan
terutama untuk mengatasi masalah pascapanen. Salah satu caranya adalah dengan mendorong pihak industri untuk dapat melakukan penyimpanan hasil produksi
jagung pada saat panen raya sebagai bahan baku industri pada saat masa paceklik. Hal ini bertujuan agar petani dapat menyediakan bahan baku jagung yang bermutu
dan kontinu, sementara pabrik pakan ternak memberikan kepastian harga yang wajar kepada petani. Dengan demikian diharapkan adanya jaminan pasar dan
harga bagi petani agar mereka tidak ragu dan takut harga akan jatuh saat panen raya atau takut kesulitan memasarkan hasil panennya. Upaya ini sudah dirintis
beberapa tahun yang lalu, namun belum berjalan mulus dan tidak berkesinambungan.
5. Spesialisasi Lokasi Sentra Produksi Jagung Nasional