3.
Rujukan Informasi Medis Kegiatan ini antara lain berupa :
a. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. b.
Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan prenatal. Hal ini
sangat berguna untuk memperoleh angka secara regional dan nasional.
2.1.6 Sistem Informasi Rujukan
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan di catat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan,
yang berisikan antara lain:nomor surat, tanggal dan jam pengiriman, status pasien pemegang kartu Jaminan Kesehatan atau umum, tujuan rujukan penerima, nama
dan identitas pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnose, tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang,
kemajuan pengobatan dan keterangan tambahan yang dipandang perlu.
2.1.7 Organisasi dan Pengelolaan dalam Pelaksanaan Sistem Rujukan
Agar sistem rujukan ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan organisasi dan pengelolanya, harus jelas mata rantai
kewenangan dan tanggung jawab dari masing-masing unit pelayanan kesehatan yang terlibat didalamnya, termasuk aturan pelaksanaan dan koordinasinya.
2.1.8 Kriteria Pembagian Wilayah Pelayanan Sistem rujukan
Karena terbatasanya sumber daya tenaga dan dana kesehatan yang disediakan, maka perlu diupayakan penggunaan fasilitas pelayanan medis yang
tersedia secara efektif dan efisien. Pemerintah telah menetapkan konsep pembagian wilayah dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam sistem
rujukan ini setiap unit kesehatan mulai dari Polindes, Puskesmas pembantu, Puskesmas dan Rumah Sakit akan memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan ketentuan wilayah dan tingkat kemampuan petugas atau sama. Ketentuan ini dikecualikan bagi rujukan kasus gawat darurat, sehingga
pembagian wilayah pelayanan dalam sistem rujukan tidak hanya didasarkan pada batas-batas wilayah administrasi pemerintahan saja tetapi juga dengan kriteria
antara lain: 1.
Tingkat kemampuan atau kelengkapan fasilitas sarana kesehatan, misalnya fasilitas Rumah Sakit sesuai dengan tingkat klasifikasinya.
2. Kerjasama Rumah Sakit dengan Fakultas Kedokteran
3. Keberadaan jaringan transportasi atau fasilitas pengangkutan yang
digunakan ke Sarana Kesehatan atau Rumah Sakit rujukan. 4.
Kondisi geografis wilayah sarana kesehatan. Dalam melaksanakan pemetaan wilayah rujukan, faktor keinginan pasien
keluarga pasien dalam memilih tujuan rujukan perlu menjadi bahan pertimbangan.
2.1.9 Keuntungan Sistem Rujukan
Menurut Syafrudin 2009, keuntungan sistem rujukan adalah : 1.
Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi
rasa aman pada pasien dan keluarga. 2.
Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus
yang dapat dikelola di daerahnya masing – masing. 3.
Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli
2.1.10 Rujukan Maternal dan Neonatal