Mekanisme Rujukan KIA ke Puskesmas

Menurut Depkes 2008, Berdasarkan hasil pemetaan wilayah rujukan masing-masing KabupatenKota, tujuan rujukan bisa berdasarkan lokasi geografis sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terdekat. Menurut Penelitian Lestari 2012, rumah sakit yang ditetapkan sebagai pusat rujukan regionalisasi telah menjalankan perannya namun belum optimal sehingga pasien masih mendapatkan pelayanan dengan waktu yang lama, jarak tempuh yang jauh. Tujuan dibentuknya Regionalisasi sistem rujukan adalah mengembangkan jenjang sistem rujukan rumah sakit di Provinsi dan KabupatenKota, meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan rujukan rumah sakit, meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan rujukan sampai ke daerah terpencil dan daerah miskin dan mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan rumah sakit.

5.2.2 Mekanisme Rujukan KIA ke Puskesmas

Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya Azwar, 1996. Proses alur rujukan di wilayah Puskesmas Hamparan Perak tidak mengikuti alur rujukan berjenjang. Berdasarkan hasil wawancara kepada semua informan di Puskesmas Hamparan Perak, diketahui bahwa umumnya para bidan desa tidak merujuk pasien yang tidak bisa mereka tangani ke Puskesmas tetapi langsung merujuk ke rumah sakit. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena atas kemauan masyarakat sendiri, dimana jika ada kasus kegawatdaruratan di desanya, masyarakat langsung merujuk ke rumah sakit yang dekat dengan desa tempat tinggal pasien, hal ini disebabakan atas dasar pertimbangan melihat kondisi darurat pasien dan juga letak Puskesmas PONED yang jauh dari desa tempat tinggal pasien yang nantinya akan memakan waktu untuk merujuk ke Puskesmas PONED. Bukan hanya masyarakat dan bidan desa yang letaknya berjauhan dengan Puskesmas saja yang jarang merujuk pasien ke puskesmas, bahkan menurut hasil wawancara dengan salah satu informan di Puskesmas Hamparan Perak menyatakan bahwa masyarakat dan bidan desa yang berdekatan dengan Puskesmas pun jarang melakukan rujukan ibu dan anak ke Puskesmas dan langsung merujuk ke rumah sakit apabila terjadi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani bidan desa. hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat dan bidan desa belum mempercayai Puskesmas PONED dalam penanganan kasus kegawatdaruratan yang sebenarnya masih dapat ditangani Puskesmas sehingga pelayanan Puskesmas PONED yang ada tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Begitu juga hasil penelitian di Puskesmas Bandar Khalipah didapat bahwa rujukan KIA dari masyarakat dan bidan desa jarang terjadi karena banyaknya Rumah Sakit yang berdekatan dengan wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah dan bidan- bidan swasta yang sudah ber-MOU dengan BPJS. Menurut Kemenkes RI 2012, Masyarakat dapat langsung memanfaatkan semua fasilitas pelayanan obstetric dan neonatal, sesuai Kondisi Pasiennya. Bidan di desa Bides dan pondok persalinan desa Polindes dapat memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil ibu nifas dan bayi baru lahir BBL, baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader masyarakat. Bides dan bidan praktek swasta BPS memberikan pelayanan persalinan normal, dan pengelolaan kasus ‐kasus tertentu sesuai kewenangan dan kemampuannya, atau melakukan rujukan pada puskesmas, puskesmas PONED, dan RS PONEK sesuai tingkat pelayanan yang sesuai. Dengan melihat keadaan di Puskesmas Hamparan Perak dan Puskesmas Bandar khalipah, dapat digambarkan bahwa bidan desa yang merujuk pasien langsung ke rumah sakit menginginkan pelayanan yang memuaskan, cepat, tenaga terampil serta fasilitas dan peralatan lengkap. Akibatnya bila keadaan ini terjadi terus-menerus maka tujuan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui puskesmas PONED sulit tercapai, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap alur pelayanan dan prosedur rujukan di Puskesmas. Berdasarkan keadaan di atas, diketahui bahwa proses alur rujukan berjenjang belum merata di semua Puskesmas PONED Kabupaten Deli Serdang. Apabila situasi tersebut tidak segera diatasi oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan, maka tujuan pemerintah untuk mencapai MDGs 2015 dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui Puskesmas PONED tidak akan tercapai.

5.2.3 Prosedur Rujukan KIA

Dokumen yang terkait

Determinan Kualitas Pelayanan Anc (Antenatal Care) Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 20

Analisis Mutu Pelayanan Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Puskesmas Talun Kenas Dan Puskesmas Hamparan Perak)

0 0 20

Analisis Mutu Pelayanan Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Puskesmas Talun Kenas Dan Puskesmas Hamparan Perak)

0 0 2

Analisis Mutu Pelayanan Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Puskesmas Talun Kenas Dan Puskesmas Hamparan Perak)

0 0 13

Analisis Mutu Pelayanan Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Puskesmas Talun Kenas Dan Puskesmas Hamparan Perak)

0 2 35

Analisis Mutu Pelayanan Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Puskesmas Talun Kenas Dan Puskesmas Hamparan Perak)

0 0 4

Analisis Mutu Pelayanan Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Puskesmas Talun Kenas Dan Puskesmas Hamparan Perak)

0 0 21

Analisis Pelaksanaan Rujukan KIA Di Puskesmas Hamparan Perak Dan Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 3 14

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pelaksanaan Rujukan KIA Di Puskesmas Hamparan Perak Dan Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 9

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS HAMPARAN PERAK DAN PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

0 0 16