2.5 PONED Pelayanan Obstetri dan Emergensi Dasar
2.5.1 Pengertian PONED
PONED Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar menurut Kementerian Kesehatan RI 2013 merupakan pelayanan yang menanggulangi
kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang meliputi segi:
1. Pelayanan Obstetri: pemberian oksitosin parenatal, antibiotika parenatal dan
sedative parenatal, pengeluaran plasenta manualkuret serta pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi forcep ekstraksi.
2. Pelayanan Neonatal: Resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotic
parenteral, pemberian bicnat intraumbiliticalPhenobarbital untuk mengatasi ikterus, pemeriksaan thermal control untuk mencegah hipotermia dan
penanggulangan gangguan pemberian nutrisi.
2.5.2 Puskesmas PONED
Puskesmas PONED memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader masyarakat, bidan desa dan puskesmas. Puskesmas mampu PONED adalah Puskesmas rawat inap yang mampu
menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensikomplikasi tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu Kementerian Kesehatan, 2013.
2.5.3 Kebijaksanaan PONED
Kebijaksanan pembentukan puskesmas PONED disebabkan karena komplikasi obstetrik harus segera ditangani dalam waktu kurang dari 2 jam,
misalnya perdarahan yang harus ditangani kurang dari 2 jam, sehingga perlu
adanya fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau. Menurut pedoman penyelenggaraan puskesmas mampu PONED Kementerian Kesehatan RI, 2013
disebutkan mengenai kebijaksanaan puskesmas mampu PONED yaitu: 1.
Kriteria a.
Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan diutamakan puskesmas dengan tempat perawatan puskesmas dengan ruang rawat inap.
b. Puskesmas sudah berfungsi untuk pertolongan persalinan
c. Mempunyai fungsi sebagai subcenter rujukan:
1 Melayani sekitar 50.000-100.000 penduduk yang tercakup oleh
puskesmas termasuk penduduk di luar wilayah kerja puskesmas mampu PONED.
2 Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran pelayanan dasar dan
puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk
kasus perdarahan. 2.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang bidan yang terlatih GDON dan seorang perawat
terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal disekitar lokasi puskesmas mampu PONED.
3. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya:
a. Alat dan obat pendukung
b. Ruangan tempat menolong persalinan
1 Luas minimal 3x3 m
2 Ventilasi dan penerangan yang memenuhi persyaratan
3 Sarana aseptik bisa dilaksanakan
4 Tempat tidur minimal 2 buah dan dapat dipergunakan untuk
melaksanakan tindakan. 4.
Air bersih tersedia 5.
Kamar mandi wc tersedia 6.
Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan kematian ibu yang utama yaitu perdarahan, eklampsia, infeksi, partus lama, abortus dan sebab kematian
neonatal yang utama yaitu assfiksia, tetanus neonatorum dan hipotermi. a.
Penanggungjawab PONED Penanggungjawab puskesmas PONED adalah seorang dokter
b. Dukungan pihak terkait
Pihak terkait dalam pengembangan PONED yaitu Dinas Kesehatan kabupatenkota, RS kabupatenkota, organisasi profesi yaitu IDI,IBI,
POGI, IDAI dan lembaga swadaya masyarakat. c.
Distribusi PONED Tiap kabupaten minimal ada 4 puskesmas mampu PONED dengan sebaran
yang merata. Jangkauan pelayanan kesehatan diutamakan gawat darurat obstetric dan neonatal diseluruh wilayah kabupatenkota.
d. Kerjasama PONED
Pada lokasi yang berbatasan dengan kabupaten kota perlu dilakukan kerjasama antara kedua kabupatenkota tersebut.
2.5.4 Pelaksanan PONED