proses jangka panjang yang senantiasa berjalan searah dengan perkembangan usaha. Iklim investasi bukan hanya dipertimbangkan pada awal rencana investasi,
akan tetapi merupakan variabel strategis yang akan menentukan keberhasilan investasi sepanjang perusahaan berjalan. Iklim investasi yang kondusif akan
mendorong produktivitas yang lebih tinggi dengan memberikan kesempatan- kesempatan dan insentif bagi badan-badan usaha untuk berkembang,
menyesuaikan diri dan menerapkan cara-cara yang lebih baik dalam menjalankan investasi.
Iklim investasi yang kondusif akan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang mendatangkan keuntungan dalam sektor perekonomian. Pertumbuhan
ekonomi merupakan satu-satunya mekanisme yang berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peningkatan iklim investasi merupakan
daya penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Iklim investasi yang baik adalah iklim investasi yang mampu memberikan manfaat
kepada masyarakat secara keseluruhan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai investasi suatu provinsi di Indonesia telah dilakukan oleh Kusumaningrum 2007, menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi investasi di Provinsi DKI Jakarta dan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data time series kuartalan periode 1996:1 sampai dengan 2005:4. Data sekunder tersebut diperoleh dari Badan Penanaman
Modal dan Pendayagunaan Kekayaan Umum Daerah BPM dan PKUD Provinsi DKI Jakarta serta instansi lainnya yang masih terkait dengan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode OLS Ordinary Least Square.
Hasil penilitian
ini menyimpulkan
bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi investasi di Jakarta adalah suku bunga, inflasi, lag PDRB, dan
tingkat upah secara signifikan berpengaruh nyata pada taraf nyata 1 persen, sedangkan nilai tukar secara signifikan berpengaruh nyata pada taraf nyata 5
persen. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap model persamaan investasi di Provinsi DKI Jakarta, seluruh variabel eksogennya mempunyai tanda yang sama
dengan teori. Variabel yang memiliki tanda yang sama dengan teori, yaitu: 1.
Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta.
2. Variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kegiatan
investasi di Provinsi DKI Jakarta. 3.
Variabel PDRB periode sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta.
4. Variabel upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta. 5.
Variabel nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian terdahulu mengenai iklim investasi di Indonesia telah dilakukan oleh Simamora 2006, menganalisis faktor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi iklim investasi di Indonesia dan beberapa negara lainnya dan relevansi paket kebijakan yang disusun pemerintah dengan melihat keadaan iklim
investasi di Indonesia pada masa kini. Penelitian tersebut menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bank Dunia. Data sekunder yang digunakan, yaitu
data iklim investasi yang diperoleh dari Bank Dunia terhadap 21 negara di dunia termasuk Indonesia dan data faktor-faktor iklim investasi, yaitu masalah
ketidakpastian kebijakan, masalah ketidakpercayaan terhadap pengadilan mengenai hak-hak atas properti, masalah peraturan administrasi perpajakan,
masalah tingkat tarif pajak, masalah penyediaan fasilitas pendanaan, masalah perizinan, dan masalah keterampilan tenaga kerja. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan metode OLS Ordinary Least Square. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor yang
berpengaruh terhadap iklim investasi, yaitu masalah ketidakpastian kebijakan, masalah administrasi perpajakan dan masalah perizinan ternyata berpengaruh
negatif terhadap iklim investasi secara signifikan. Dengan hasil tersebut, penulis menilai iklim investasi di Indonesia masih tergolong buruk. Untuk mengatasi
keterpurukan iklim investasi di Indonesia, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 mengenai Paket Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi pada tanggal 27 Februari 2006. Tindakan ini merupakan langkah awal yang baik untuk memulihkan iklim investasi di Indonesia dan bisa
mengembalikan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
2.3. Kerangka Pemikiran