3 Nilai angka 51-75 persen, berarti bahwa keamanan dan penyelesaian
sengketa di kabupaten dan kota tersebut tergolong baik. 4
Nilai angka 76-100 persen, berarti bahwa keamanan dan penyelesaian sengketa di kabupaten dan kota tersebut tergolong sangat baik.
4.3.9. Kualitas Peraturan Daerah
Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui Perda inilah dapat diindikasikan adanya insentif maupun
disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Penilaian kualitas Perda dilakukan melalui desk analysis dengan menggunakan 14 empat
belas kriteria. Berdasarkan hasil analisis diperoleh gambaran mengenai kualitas Perda di daerah yang dikelompokan dalam tiga kategori potensi permasalahan,
yaitu kategori prinsip, kategori substansi, dan kategori acuan yuridis. Dalam kategori acuan yuridis terdiri dari tiga kriteria yaitu relevansi acuan yuridis, up to
date acuan yuridis, dan kelengkapan yuridis formal. Kategori substansi terdiri
enam kriteria, yaitu diskoneksi tujuan dan isi serta konsistensi pasal, kejelasan obyek, kejelasan subyek, kejelasan hak dan kewajiban wajib pungut dan Pemda,
kejelasan standar waktu, biaya dan prosedur atau struktur dan standard tarif, kesesuaian antara filosofi dan pungutan. Kategori prinsip terdiri dari lima kriteria,
yaitu keutuhan wilayah ekonomi nasional dan prinsip free internal trade, persaingan sehat, dampak ekonomi negatif, menghalangi akses masyarakat dan
kepentingan umum, dan pelanggaran kewenangan pemerintahan.
Jumlah peraturan daerah yang dianalisis sebanyak 932 Perda. Perda yang dianalisis dibatasi dengan wilayah pengaturannya, yaitu terkait dengan
perekonomian. Perda yang dianalisis tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 tiga wilayah isu, yaitu Perda terkait dengan perizinan, Perda terkait dengan lalu lintas
barang dan jasa, serta Perda terkait dengan ketenagakerjaan. Dari total 932 peraturan daerah, kebermasalahan pada kategori yuridis didominasi oleh
banyaknya Perda yang tidak mengatur secara lengkap ketentuan-ketentuan peraturan yang lebih tinggi. Diantaranya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2001 tentang Retribusi Daerah. Sejumlah ketentuan yang tertuang dalam ketiga produk hukum seperti tersebut di atas sifatnya wajib, sehingga setiap pengaturan
yang tidak merujuk pada ketentuannya dikategorikan Perda bermasalah. Setelah menganalisis keempat belas variabel tersebut, KPPOD
mendapatkan nilai persentase total yang selanjutnya dibagi ke dalam empat klasifikasi, yaitu:
1 Nilai angka 0-25 persen, berarti bahwa kualitas peraturan daerah di
kabupaten dan kota tersebut tergolong sangat buruk. 2
Nilai angka 26-50 persen, berarti bahwa kualitas peraturan daerah di kabupaten dan kota tersebut tergolong buruk.
3 Nilai angka 51-75 persen, berarti bahwa kualitas peraturan daerah di
kabupaten dan kota tersebut tergolong baik.
4 Nilai angka 76-100 persen, berarti bahwa kualitas peraturan daerah di
kabupaten dan kota tersebut tergolong sangat baik.
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN