4.3.6. Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Biaya Transaksi Lain
Biaya transaksi adalah pembayaran yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha yang dianggapnya sebagai beban biaya dalam menjalankan operasional
perusahaannya baik yang resmi maupun tidak resmi. Biaya resmi meliputi pembayaran sejumlah nilai nominal tertentu dalam satuan rupiah oleh perusahaan
kepada Pemda dengan disertai bukti tertulis yang jumlahnya sesuai antara yang tertera di bukti pembayaran tersebut dengan peraturan resmi yang ada. Pungutan
resmi daerah meliputi pajak, retribusi, dan sumbangan pihak ketiga SP3 dengan definisi dan contoh sebagai berikut:
1. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan dalam hal ini perusahaan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Peraturan
Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001. Contoh pajak daerah yaitu: pajak penerangan jalan, pajak reklame, dan pajak restoran dan hotel.
2. Retribusi daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan dalam hal ini perusahaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2001. Contoh retribusi
daerah, yaitu retribusi sewa tempat di pasar milik Pemda, retribusi kebersihan di
pasar milik Pemda, retribusi parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh Pemda, dan retribusi sejenis lainnya.
3. Sumbangan Pihak Ketiga SP3
Sumbangan Pihak Ketiga SP3 yang resmi adalah sejumlah pembayaran yang diberikan oleh perusahaan kepada Pemda atas dasar adanya Peraturan
Daerah atau Surat Keputusan BupatiWalikota. Contoh sumbangan pihak ketiga yaitu: sumbangan wajib pengusaha sektor perkebunan, sumbangan wajib
pengusaha sektor industri seperti nilai tertentu pada setiap unit hasil produksi: Rp
5,00 per kg buah sawit segar dan sumbangan wajib pengusaha sektor jasa.
Keluhan yang sering dikemukakan oleh kalangan bisnis adalah tingginya pajak dan retribusi pengguna di daerah yang harus mereka bayar. Bentuknya
bermacam-macam. Pemerintah daerah biasanya membebankan pajak listrik daerah, juga pajak hotel dan restoran. Di samping itu, mereka berhak menarik
retribusi pengguna untuk sejumlah besar layanan peraturan daerah, bahkan ketika
kadangkala tidak ada layanan yang sungguh-sungguh diberikan.
Untuk mendapatkan nilai persentase dari indikator biaya transaksi ada empat variabel penilaian yang digunakan, yaitu:
1 Tingkat hambatan pajak dan retribusi daerah terhadap kinerja perusahaan.
2 Tingkat hambatan biaya transaksi terhadap kinerja perusahaan.
3 Tingkat pembayaran donasi terhadap Pemda.
4 Tingkat pembayaran biaya informal pelaku usaha terhadap polisi.
Setelah mendapatkan nilai total dari keempat variabel tersebut, KPPOD membaginya ke dalam empat klasifikasi, yaitu:
1 Nilai angka 0-25 persen, berarti bahwa hambatan biaya transaksi di
kabupaten dan kota tersebut tergolong sangat buruk. 2
Nilai angka 26-50 persen, berarti bahwa hambatan biaya transaksi di kabupaten dan kota tersebut tergolong buruk.
3 Nilai angka 51-75 persen, berarti bahwa hambatan biaya transaksi di
kabupaten dan kota tersebut tergolong baik. 4
Nilai angka 76-100 persen, berarti bahwa hambatan biaya transaksi di kabupaten dan kota tersebut tergolong sangat baik.
4.3.7. Kebijakan Infrastruktur Daerah