Kondisi Geografis Provinsi Jawa Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB

BAB IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5°50-7°50 LS dan 104°48-104°48 BT dengan luas wilayah sebesar 35.746,26 km 2 yang terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota Lampiran 1. Provinsi Jawa Barat berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Kondisi Geografis Jawa Barat sangat strategis dan menguntungkan dari segi komunikasi dan perhubungan karena kontur topografi daratan yang dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut mdpl, wilayah lereng bukit yang landai di tengah dengan ketinggian 100-1.500 mdpl yang membujur dari barat hingga timur, wilayah dataran rendah yang luas di utara ketinggian 0-10 mdpl kawasan pantai utara. Titik tertinggi rangkaian pegunungan tersebut adalah Gunung Ciremay yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah sungai Citarum dan sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa. Selain itu, perbedaan kontur topografi daratan tersebut juga menyebabkan perbedaan iklim antara daerah pantai dan daerah pegunungan walaupun Jawa Barat sendiri sebenarnya beriklim tropis, contohnya seperti suhu terendah sebesar 9,0°C yang berada di Puncak Gunung Pangrango dan 34,0°C di Pantai Utara. Sedangkan untuk curah hujan rata-rata di Provinsi Jawa Barat sebesar 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan curah hujan rata-rata bisa mencapai kisaran angka 3.000 mm sampai 5.000 mm per tahun.

4.2. Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB

PDRB merupakan salah satu indikator perekonomian suatu wilayah, jumlah PDRB yang tinggi menggambarkan perekonomian suatu wilayah yang tinggi. Hal tersebut mendorong kepercayaan dan merangsang investor untuk melakukan kegiatan investasi. Oleh karena itu, setiap kabupaten dan kota di Jawa Barat berusaha untuk meningkatkan nilai PDRB agar dapat meningkatkan tingkat investasi di daerahnya. Tabel 4.1. Nilai PDRB Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 No Nama Kabupaten dan Kota Nilai PDRB Rp. miliar 1 Kabupaten Ciamis 12.545,00 2 Kota Banjar 1.290,03 3 Kabupaten Kuningan 6.023,54 4 Kabupaten Karawang 0,59 5 Kabupaten Sumedang 9.034,57 6 Kabupaten Purwakarta 11.271,57 7 Kota Cirebon 9.102,82 8 Kabupaten Garut 17.715,22 9 Kota Bandung 50.522,18 10 Kota Tasikmalaya 6.353,91 11 Kabupaten Majalengka 7.250,60 12 Kota Bogor 8.558,04 13 Kabupaten Cianjur 13.548,21 14 Kabupaten Bandung 33.319,63 15 Kabupaten Subang 12.121,31 16 Kota Sukabumi 3.172,97 17 Kabupaten Indramayu 34.541,95 18 Kabupaten Cirebon 12.930,23 19 Kabupaten Bogor 30.700,21 20 Kabupaten Tasikmalaya 9.261,88 21 Kabupaten Sukabumi 14.502,89 22 Kota Cimahi 9.223,56 23 Kota Bekasi 25.419,18 24 Kota Depok 10.426,08 25 Kabupaten Bekasi 73.867,76 Sumber: BPS Jawa Barat 2008 Berdasarkan tabel tersebut, daerah yang memiliki nilai PDRB tertinggi pada tahun 2007 adalah Kabupaten Bekasi dengan nilai PDRB sebesar Rp. 73.867,76 miliar, lalu diikuti oleh Kota Bandung pada peringkat kedua dengan nilai PDRB sebesar Rp. 50.522,18 miliar. Peringkat selanjutnya ditempati oleh Kabupaten Indramayu Rp. 34.541,95 miliar, Kabupaten Bandung Rp. 33.319,63 miliar dan Kabupaten Bogor Rp. 30.700,21 miliar pada peringkat ketiga, keempat, dan kelima. Sedangkan pemerintah daerah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki nilai PDRB terkecil adalah Kabupaten Karawang dengan nilai PDRB sebesar Rp. 0,59 miliar.

4.3. Tata Kelola Ekonomi Daerah