Status kepemilikan lahan petani di wilayah ini berdasarkan data BPS Kabupaten Cianjur tahun 2007 dibagi tiga yaitu pemilik saja termasuk dikuasai
oleh orang luar sebanyak 26 persen, pemilik sekaligus penggarap sebanyak 52 persen, dan penggarappenyewa sebanyak 22 persen. Penggunaan lahan di
wilayah Pacet-Cipanas didominasi oleh daerah campuran dan tegalan. Penggunaan lahan untuk kebun campuran mencapai 3.536,96 ha 32,51 persen
dan tegalan sebesar 3.438,27 ha 31,60 persen. Sedangkan penggunaan lahan untuk pemukiman seluas 2.036,41 ha 18,72 persen, hutan seluas 1.660,77 ha
15,26 persen, sawah seluas 169,22 ha 1,56 persen dan semak belukar seluas 38,74 ha 0,36 persen BPS Cianjur, 2007.
4.2. Budidaya Brokoli
Tanaman brokoli tumbuh baik pada suhu udara 13-24 °C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman ini 80-90 persen. Tanaman brokoli memerlukan
curah hujan yang cukup tinggi yaitu antara 1.000-1.500 cmtahun. Tanah yang dibutuhkan adalah subur, gembur, kaya bahan organik dan tidak mudah
menggenang seperti pada tanah lempung berpasir tetapi dapat hidup dengan baik pada tanah jenis Andosol, Latosol, Regosol, Mediteran, dan Aluvial. Kisaran
keasaman pH yang cocok adalah 5,5-6,5. Masa pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan pelindung untuk mencegah cahaya
matahari langsung yang membahayakan pertumbuhan bibit. Masa pertumbuhan memerlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
Proses budidaya brokoli dicantumkan pada Tabel 7.
1. Penyemaian benih
Sebelumnya benih brokoli disemai terlebih dahulu. Benih yang digunakan adalah varietas Green King. Persemaian dilakukan untuk memudahkan dalam
pemeliharaan bibit dan untuk keseragaman sewaktu penanaman di lahan. Lahan yang digunakan untuk persemaian brokoli sebelumnya dilakukan
pembersihan terlebih dahulu dari rumput-rumput liar yang tumbuh. Selanjutnya tanah diolah dengan mencangkul sedalam 30 cm sampai gembur.
Dilanjutkan dengan membuat bedengan-bedengan selebar 100-120 cm. Jarak antar bedengan 20-30 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan.
Media semai menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang diaduk sampai rata sehingga tercipta media semai
campuran. Rata-rata lahan brokoli adalah 0,12 Ha. Tabel 7. Diagram proses budidaya brokoli
Waktu dalam Hari
Simbol Diagram Keterangan Proses
1 hari Penyemaian bibit
30 hari Penyiraman bibit
30 hari Bibit mengalami
pertumbuhan 1 hari
Dipindahkan untuk ditanam
1 hari Penanaman benih
3 hari Penyiraman dan
pemberian nutrisi 30 hari
Pemanenan 1 hari
Diangkut ke gudang bandar
1 hari Pembersihan
1 hari Pengkelasan
1 hari Pengemasan
1 hari Penyimpanan
Keterangan : : Operasional : Pemeriksaan : Penyimpanan :
Pemindahan :
Masa tunggu
2. Penanaman
Jarak tanam yang dipakai adalah 50 × 50 cm untuk bibit bertajuk lebar dan 45 × 65 cm untuk bibit bertajuk tegak. Waktu tanam terbaik adalah di pagi
hari antara pukul 06.00-09.00 WIB atau sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur sekitar satu bulan, atau
sudah mempunyai 3-4 helai daun. Satu lubang ditanami satu bibit. Pemindahan harus dilakukan secara hati-hati supaya akar atau daunnya tidak
rusak.
3. Penyiraman dan Pemberian Nutrisi
Pemeliharaan bibit di persemaian, dilakukan dengan penyiraman 1-2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Penyiangan dilakukan saat umur bibit 14 hari
atau saat gulma sudah terlihat. Pemupukan dilakukan ketika umur semaian 14-25 hari dengan menggunakan pupuk NPK 15:15:15 dan penyemprotan
pestisida pada umur persemaian tujuh hari dan selanjutnya dilakukan seminggu sekali.
Pemupukan pada saat penanaman dilakukan tiga kali atau lebih jika kondisi pertumbuhan tanaman kurang memuaskan. Pemupukan pertama
adalah pemupukan dasar pada saat penanaman. Pemupukan kedua dilakukan pada saat umur tanaman 10-15 hari setelah tanam. Pupuk yang digunakan
adalah urea sebanyak 300 kgha. Pemupukan ketiga dilakukan setelah berumur 25-30 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk NPK
15:15:15 sebanyak 600 kgha. Untuk memacu pertumbuhan brokoli maka disemprotkan pupuk daun bioenergi sebanyak 50 ccliter air untuk 1.000 m
2
. Pemupukan ini dilakukan bersamaan dengan penyemprotan pestisida.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida yang sesuai dengan jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman. Hama yang biasa menyerang tanaman brokoli diantaranya adalah ulat tanah, ulat gerayak dan ulat plutella. Sedangkan
penyakit yang umum menyerang brokoli antara lain akar bengkak dan busuk batang. Pengendalian yang digunakan adalah penyemprotan beberapa
pestisida diantaranya Decis 2,5 EC atau Calicron insektisida sebanyak 30 cc17 liter air untuk 1.000 m
2
, Antracol 70 WP fungisida sebanyak 20-30 g17 liter air untuk 1.000 m
2
. Selama penyemprotan ini ditambahkan pula perekat sebanyak 30-40 cc17 liter air untuk 1000 m
2
. Fungsi perekat agar hasil penyemprotan yang diberikan menempel pada tanaman karena brokoli
merupakan tanaman berlilin. Pengendalian hama dan penyakit tanaman brokoli dilakukan jika sudah terdapat serangan pada tanaman tersebut
sehingga dosis pemberian pestisida tidak dalam takaran yang baku. Dosis pestisida kimiawi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat serangan hama
dan penyakit.
4. Pemanenan