Proses membangun kepercayaan di dalam rantai pasokan brokoli Cipanas sudah berjalan dengan baik. Antara petani, bandar, Usaha Dagang dan Ritel dapat
bekerjasama dengan baik tanpa adanya kesepakatan kontraktual yang mengikat diantara mereka. Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya baik, karena jika timbul
masalah dibelakang hari diantara anggota rantai pasokan maka susah untuk menyelesaikannya.
4.6. Kunci Sukses
Kunci sukses berkembangnya selama ini bisnis brokoli di Cipanas adalah adanya kepercayaan dan kekeluargaan, kerjasama dan kondisi alam yang
mendukung. Penjelasannya sebagai berikut:
4.6.1. Kepercayaan dan Kekeluargaan
Usaha brokoli sampai saat ini berkembang di Pacet dan Cipanas karena tingginya tingkat kepercayaan dan kekeluargaan di masing-masing anggota rantai
pasokan. Waktu pembayaran yang melebihi batas perjanjian sering terjadi, bahkan sampai terlambat dua bulan.
4.6.2. Kerjasama
Kerjasama yang terjalin antar anggota rantai memberikan pengaruh terhadap jaringan rantai. Sehingga komoditi brokoli Cipanas semakin eksis di pasar dalam
negeri terutama pasar Jabotabek. Kerjasama sesama petani memberikan pengaruh semakin banyaknya petani yang bisa membudidayakan brokoli. Kelompok tani
yang dibina bandar Ciherang, pada tahun 2007 berjumlah 19 orang bertambah pada tahun 2008 menjadi 43 orang.
4.7. Analisis Nilai Tambah 4.7.1. Analisis Nilai Tambah Petani
Perhitungan nilai tambah pada petani berdasarkan kondisi pasca panen. Input petani adalah brokoli yang baru dipanen dan outputnya adalah brokoli yang
dijual ke bandar. Kondisi ini bertujuan untuk melihat perbandingan nilai tambah masing-masing anggota rantai dengan produk yang sama yaitu brokoli bukan dari
benih brokoli. Tabel 11 menunjukkan bahwa petani memperoleh rasio nilai
tambah yaitu 16,67 persen. Sedangkan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh petani sebesar 11,67 persen.
Tabel 11. Perhitungan nilai tambah petani
No Variabel
Nilai Output, Input, harga
1 Outputtotal produksi kgperiode
450 2
Input bahan baku kgperiode 500
3 Input tenaga kerja jamperiode
30 4
Faktor konversi 0,9
5 Koefisien tenaga kerja
0,06 6
Harga produk Rpkg 4000
7 Upah rata-rata tenaga kerja per jam Rpjam
3000
Pendapatan dan Keuntungan
8 Harga input bahan baku Rpkg
3000 9
Sumbangan input lain Rpkg 10
Nilai produk Rpkg 3600
11 a. Nilai tambah Rpkg
b. Rasio nilai tambah 600
16,67 12
a. Pendapatan tenaga kerja Rpkg b. Imbalan tenaga kerja
180 30
13 a. Keuntungan Rpkg
b. Tingkat keuntungan 420
11,67
Balas jasa untuk faktor produksi
14 Margin RpKg
a. Pendapatan tenaga kerja b. Sumbangan input lain
c. Keuntungan perusahaan 600
30 70
4.7.2. Analisis Nilai Tambah Usaha Dagang
UD melakukan proses sortasi, grading dan pengemasan pada brokoli yang diterimanya dari bandar. UD Tidak melakukan pengolahan lebih lanjut, sehingga
nilai tambah yang dihasilkan juga tidak terlalu tinggi. Harga input UD adalah harga yang dibayarkan UD kepada bandar, sedangkan harga output adalah harga
yang diterima UD dari ritel. Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai tambah yang didapatkan oleh UD cukup besar yaitu 20,49 persen. Sedangkan tingkat
keuntungan juga cukup besar yaitu 19,97 persen.
Tabel 12. Perhitungan nilai tambah UD
No Variabel
Nilai Output, Input, harga
1 Outputtotal produksi kgperiode
3.200 2
Input bahan baku kgperiode 4.000
3 Input tenaga kerja jamperiode
176 4
Faktor konversi 0,8
5 Koefisien tenaga kerja
0,015 6
Harga produk Rpkg 9.000
7 Upah rata-rata tenaga kerja per jam Rpjam
2.500
Pendapatan dan Keuntungan
8 Harga input bahan baku Rpkg
5.500 9
Sumbangan input lain Rpkg 225
10 Nilai produk Rpkg
7.200 11
a. Nilai tambah Rpkg b. Rasio nilai tambah
1.475 20,49
12 a. Pendapatan tenaga kerja Rpkg
b. Imbalan tenaga kerja 37,5
2,54 13
a. Keuntungan Rpkg b. Tingkat keuntungan
1.437,5 19,97
Balas jasa untuk faktor produksi
14 Margin Rpkg
a. Pendapatan tenaga kerja b. Sumbangan input lain
c. Keuntungan perusahaan 1.700
2,21 13,24
84,56
4.7.3. Analisis Nilai Tambah Ritel
Dari perhitungan nilai tambah pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa ritel memperoleh rasio nilai tambah yaitu 65,03 persen. Sedangkan tingkat
keuntungan keuntungan atau nilai tambah bersih yang diperoleh oleh ritel sebesar 56,63 persen. Kondisi ini menjelaskan bahwa ritel mendapatkan keuntungan
paling tinggi dalam rantai pasokan brokoli.
Tabel 13. Perhitungan nilai tambah ritel
No Variabel
Nilai Output, Input, harga
1 Outputtotal produksi kgperiode
2.000 2
Input bahan baku kgperiode 2.100
3 Input tenaga kerja jamperiode
112 4
Faktor konversi 0,952
5 Koefisien tenaga kerja
0,533 6
Harga produk Rpkg 28.000
7 Upah rata-rata tenaga kerja per jamRpjam
4.200
Pendapatan dan Keuntungan
8 Harga input bahan baku Rpkg
9.000 9
Sumbangan input lain Rpkg 320
10 Nilai produk Rpkg
26.656 11
a. Nilai tambah Rpkg b. Rasio nilai tambah
17.336 65,03
12 a. Pendapatan tenaga kerja Rpkg
b. Imbalan tenaga kerja 2.238,6
12,91 13
a. Keuntungan Rpkg b. Tingkat keuntungan
15.097,4 56,63
Balas jasa untuk faktor produksi
14 Margin Rpkg
a. Pendapatan tenaga kerja b. Sumbangan input lain
c. Keuntungan perusahaan 17.656
12,68 1,81
85,51
4.8. Desain Indikator Kinerja Rantai Pasokan dengan Pendekatan SCOR