Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan

2 Koefisien tenaga kerja langsung, menunjukkan jumlah tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input. 3 Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input Sudiyono, 2001.

2.5. Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan

Salah satu aspek fundamental dalam Manajemen Rantai Pasokan adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja rantai pasokan secara holistik. Menurut Pujawan 2005, sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk: i melakukan monitoring dan pengendalian; ii mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasokan; iii mengetahui posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing maupun terhadap tujuan yang ingin dicapai; dan iv menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing. Suatu sistem pengukuran kinerja biasanya memiliki beberapa tingkatan dengan cakupan yang berbeda-beda. Menurut Melynk et al. 2004, suatu sistem pengukuran kinerja biasanya mengandung: i individual metric; ii metric sets dan overall performance measurement systems. Individual metric berada pada tingkat paling bawah dengan cakupan paling sempit. Metrik adalah ukuran yang dapat diverifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif, dan didefinisikan terhadap suatu titik acuan reference point tertentu. Menurut Pujawan 2005, ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar suatu metrik bisa efektif yaitu: i mudah dimengerti, ii value- based, iii dapat menangkap karakteristik atau hasil dalam bentuk numerik maupun nominal, iv tidak menciptakan konflik antar fungsi pada suatu organisasi, dan v dapat melakukan pengukuran data. Jumlah metrik pada suatu sistem pengukuran kinerja bisa cukup banyak. Untuk menghindari kerancuan, tiap metrik harus didefinisikan dengan jelas. Menurut Melynk et al. 2004, metrik bisa diklasifikasikan berdasarkan fokus dan waktu. Metrik bisa berfokus pada kinerja finansial maupun operasional. Metrik operasional mengukur kinerja dalam satuan waktu, output dan sebagainya. Banyak proses-proses dalam rantai pasokan dimonitor dalam satuan non- finansial. Kumpulan dari beberapa metrik membentuk metric sets. Kumpulan ini diperlukan untuk memberikan informasi kinerja suatu sub-sistem. Sebagai contoh, kinerja persediaan tidak cukup hanya diukur dengan satu metrik. Sementara pada tingkat tertinggi kita memiliki sistem pengukuran kinerja secara keseluruhan. Pada dasarnya sistem keseluruhan tersebut tidak hanya dari banyak metrics sets yang menyusunnya, tetapi juga menjadi alat untuk menciptakan kesesuaian antara metric sets dan tujuan strategis organisasi Melynk et al, 2004. Model dibangun berdasarkan pada pertimbangan pengukuran kinerja rantai pasokan internal. Variabel pengukuran yang digunakan adalah metrik pengukuran rantai pasokan yang mengelilingi barisan yang luas dari barisan pengukuran dari keuangan ke pengukuran operasional spesifik rantai pasokan. Variabel input dan output yang digunakan dikategorikan sesuai dengan metrik pengukuran yang didaftar dalam Supply Chain Operation Refference SCOR. SCOR dipilih karena ini adalah kerangka cross-industry yang pertama untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja dan manajemen rantai pasokan seluruh perusahaan Steward, 1997. Inisialisasi SCOR didasarkan pada keperluan unuk mengembangkan kriteria yang terdefinisi baik dan independen untuk mengukur kinerja rantai pasokan dan persyaratan dari keinginan bersama yang berhubungan dengan kehadiran berbagai mitra dalam proses. SCOR menggunakan referensi model proses termasuk menganalisis proses perusahaan dan tujuannya, dan penghitungan kinerja operasional dan membandingkannya dengan data benchmark. Hal ini penting agar fokus pada pengembangan kerangka kerja dalam mengukur efisiensi rantai pasokan internal dan untuk kepentingan dari kondisi yang terjadi. Ada empat tingkat SCOR dalam manajemen rantai pasokan: a Tingkat 1 terdiri dari metrik tingkat atas yang mengelilingi empat proses dasar; perencanaan, sumberdaya, pembuatan, pengiriman dan perluasan seluruh bagian manufaktur dan proses pengiriman. b Tingkat 2 terdiri dari kategori proses dan menyediakan platform untuk perusahaan untuk diimplementasikan pada strategi operasi. c Tingkat 3 terdiri dari tingkat elemen proses dan mendefinisikan kemampuan perusahaan untuk bersaing secara sukses di pasar yang terpilih. d Tingkat 4 adalah tingkat implementasi, dimana manajemen rantai pasokan spesifik belajar untuk beradaptasi pada perubahan kondisi bisnis.

2.6. Model Supply Chain Operations Reference SCOR