Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

yang pernah mendapatkan program Integrated Conservation Development Project ICDP dan desa-desa yang belum pernah mendapatkan program ICDP. Dari 10 desa ICDP-TNKS, terpilih dua desa sebagai sampel, sedangkan dari 24 desa Non ICDP diambil sebanyak 2 desa. Selanjutnya responden dalam penelitian ini adalah Rumah Tangga Miskin RTM. RTM diambil dari populasi penerima Bantuan Langsung Tunai BLT yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun 2005. Menurut Rahayu 2005 dan Suliyanto 2005, untuk melakukan penelitian dengan menggunakan analisis faktor, jumlah sampel minimal adalah lima kali jumlah variabel. Pada penelitian ini, jumlah variabel yang diamati sebanyak 23 variabel, dengan demikian, maka sampel minimalnya adalah sebesar 115 5 x 23 sampel, sehingga didapatkan jumlah kk seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah KK Miskin dan Jumlah Sampel Responden No Nama Desa Penduduk Jumlah KK KK Miskin Jumlah sample 1 Pasenan 1282 347 146 29 2 Napal Melintang 731 195 110 28 3 Napal Licin 1344 345 261 40 4 Batu Gane 1240 243 156 18 Total 9615 1774 1048 115 Sumber: Bappeda Kabupaten Musi Rawas, 2007 dan perhitungan 3.6. Analisis Data 3.6.1. Analisis Faktor Faktor-faktor penyebab ketidakberdayaan masyarakat, baik faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal ditentukan untuk merumuskan konsep pemberdayaan yang akurat. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal menggunakan analisis faktor. Secara teori persamaan ketidakberdayaankeberdayaan dapat diturunkan dari fungsi faktor-faktor yang berpengaruh sepanjang faktor-faktor tersebut memenuhi syarat. Analisis faktor-faktor ketidakberdayaan masyarakat menggunakan metode analisis faktor, yang dibantu dengan program SPSS, dengan tujuan terpenting yaitu menjelaskan hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor. Langkah –langkah analisis faktor adalah sebagai berikut: 1. Data hasil survei yang didapatkan dari masing-masing faktor internal maupun eksternal di input dalam program SPSS. 2. Setiap indikator memiliki nilai, kemudian nilai-nilai dari semua indikator digunakan untuk membentuk nilai dari faktor yang didukungnya. Analisis komponen utama diterapkan dalam proses pembentukan nilai faktor tersebut. Langkah –langkah yang dilakukan dalam analisis komponen utama adalah sebagai berikut: a. Data indikator dari salah satu faktor yang ingin dicari score nya dianalisis, dimasukkan ke dalam software yang akan digunakan untuk melakukan analisis komponen utama. b. Setelah keluar output, dilihat nilai eigen value akar ciri nya. Jika nilai akar ciri lebih dari 1, maka komponen tersebut bisa menjadi komponen utama untuk faktor tersebut. Diulangi langkah a dan b untuk mancari nilai faktor lainnya. 3. Setelah masing-masing faktor memiliki nilai, maka dilakukan analisis faktor agar didapatkan faktor-faktor yang memang menjadi faktor internal dan eksternal. Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut: a. Memasukan semua data hasil dari AKU untuk faktor internal ke dalam software untuk melakukan analisis faktor. b. Setelah didapat keluaran output; Pertama melihat nilai KMO. Jika nilai KMO lebih besar dari 0.5 maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrument penelitian ini dinyatakan cukup valid. Kedua, lihat nilai Barlett’s, jika nilai signifikansinya lebih dari α = 0,05 maka instrument ini dinyatakan valid secara keseluruhan. Ketiga, melihat hasil analisis korelasi menggunakan Anti-image Correlation, jika nilai korelasinya lebih dari 0,5 atau mendekati 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa semua faktor tersebut sudah memenuhi kriteria validitas menjadi faktor internal. c. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk faktor eksternal, sehingga pada akhirnya akan didapatkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi ketidakberdayaan masyarakat TNKS.

3.6.2. Analisis Strategi Pemberdayaan dengan menggunakan Metode AWOT

Setelah dilakukan analisis faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan analisis pemilihan konsep pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pemilihan faktor-faktor strategis dengan masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis kebijakan dengan pendekatan AWOT, yang merupakan gabungan antara pendekatan AHP Analytical Hierarchy Process dan SWOT. AHP banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik Saaty dalam Marimin, 2004. Tujuan integrasi ini adalah untuk meningkatkaan basis informasi kuantitatif dari proses-proses perencanaan strategis. Integrasi AHP ke dalam SWOT menghasilkan prioritas-prioritas yang ditentukan secara analitis berdasarkan faktor- faktor yang tercakup dalam SWOT dan membuat semua itu sepadan. SWOT memberikan kerangka dasar untuk pembentukan suatu analisis keputusan, sementara AHP membantu pembuatan SWOT lebih analitis, sehingga strategi- strategi alternatif keputusan pemberdayaan dapat diprioritaskan. Tahapan metode A WOT sebagai berikut. 3.6.2.1. Tahapan Analisis SWOT Analisis SWOT ini merupakan salah satu tools yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi kebijakan pengambilan keputusan decision making yang diterapkan dalam suatu institusi. Secara umum, analisis SWOT terdiri atas faktor internal IFAS, Internal Factor Analysis Strategic dan faktor eksternal EFAS, External Factors Analysis Strategic. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam institusi itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor- faktor yang bersumber dari luar institusi. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi institusi ke depan, analisis ini didasarkan kepada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength dan peluang Opportunities, namun