Proses Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat

Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses. Beberapa pendapat tentang tujuan pemberdayaan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tujuan Pemberdayaan. No Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Pustaka 1. Untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup mereka menjadi lebih baik, mandiri, berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan. Tampubolon 2004 2. Untuk membebaskan rakyat dari ketidakmampuan, keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan yang berpijak pada kemampuan rakyat sendiri dan berorientasi pada penggalian dan pengembangan segenap potensi yang ada dalam masyarakat. Suharto 2005b 3. Untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung Ife 1995 4. Menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial Swift dan Levin 1987 5. Suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya Rappaport 1984;

2.1.3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Proses pemberdayaan seperti yang telah dikembangkan oleh UN sejak tahun 1956 mempunyai tahapan-tahapan proses pemberdayaan masyarakat sebagai berikut: 1 mengetahui karakteristik masyarakat yang akan diberdayakan getting to know the local community; 2 mengumpulkan informasi mengenai masyarakat, yang meliputi informasi faktual tentang distribusi penduduk menurut umur, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai sikap, ritual dan custom, jenis pengelompokan, serta faktor kepemimpinan baik formal maupun informal gathering knowledge about the local community; 3 mencari dukungan dari pimpinantokoh-tokoh masyarakat setempat, karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat identifying the local leader,; 4 menjelaskan kepada masyarakat bahwa, sadar atau tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan dan kebutuhan yang perlu dipenuhi stimulating the community to realize that it has problems; 5 membantu masyarakat untuk mendiskusikan persoalan yang mereka hadapi helping people to discuss their problem. Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan; 6 membantu masyarakat untuk mengidentifikasi permasalahan yang paling menekan dan harus diutamakan pemecahannya helping people to identify their most pressing problems,; 7 membangun rasa percaya diri fostering self-confidence, tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya; 8, masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan deciding on a program action; 9, memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya recognition of strengths and resources; 10 pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan agar mampu bekerja memecahkan masalahnya secara kontinyu helping people to continue to work on solving their problems; 11, salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyarakat increasing people’s ability for self-help. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berswadaya Tampubolon, 2004. Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dilakukan dan dicapai melalui penerapan strategi pemberdayaan. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan Suharto, 2005, yaitu; 1. Pendekatan mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap individu melalui bimbingan, konseling, stress managemet, intervensi krisis. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih individu dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut pendekatan yang berpusat pada tugas task centered approach; 2. Pendekatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya; 3. Pendekatan makro. Pendekatan ini disebut strategi sistem besar large-system strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas seperti perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobi, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat, merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini. Lebih lanjut Sumodiningrat 1997 mengatakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan adalah: 1 bantuan dana sebagai modal usaha; 2 pembangunan prasarana sebagai pendukung pengembangan sosial ekonomi rakyat; 3 penyediaan sarana untuk memperlancar pemasaran hasil produksi dan jasa masyarakat; 4 pelatihan bagi aparat dan masyarakat; 5 penguatan kelembagaan sosial ekonomi rakyat. Mashoed 2004 menyebutkan beberapa strategi pemberdayaan yang dapat dilakukan secara simultan, yaitu:1. Strategi De-Linking: Asumsi dasar dari strategi ini adalah bahwa salah satu sumber kemiskinan karena adanya hubungan dependensi antara kaum miskin dengan birokrasi. Mereka sangat tergantung kepada birokrasi. Oleh karenanya sasaran penanggulangan kemiskinan adalah meningkatkan kemampuan mereka untuk mengartikulasikan kepentingan kepada sistem sehingga dapat diharapkan adanya sustainability atau keberlanjutan program pengentasan kemiskinan.; 2. Strategi desentralisasi: Dengan menempatkan lokus pengambilan keputusan pada unit yang paling dekat dengan kelompok sasaran, akan terwujud keputusan yang paling merefleksikan aspirasi dan kepentingan objektif masyarakat miskin. Apabila pusat pelayanan masyarakat termasuk pelayanan pemerintah berada jauh dari lokasi kelompok sasaran masyarakat miskin, maka diperlukan upaya untuk mendekatkan pelayanan dan berada pada lingkungan masyarakat miskin tersebut.; 3. Strategi Integrasi Spatial: Dengan strategi ini, pengentasan kemiskinan dilakukan melalui perencanaan yang terintegrasi, yaitu antara rural dan urban, antara desa tertinggal dengan kota terdekat, antara desa terisolasi dengan kota kecamatan, dan seterusnya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan kebijakan, komitmen, organisasi, program, serta pendekatan yang tepat. Lebih dari itu diperlukan juga suatu sikap yang tidak memperlakukan orang miskin hanya sebagai objek, tetapi sebagai subjek. Orang miskin bukanlah orang yang tidak memiliki apa pun, melainkan orang yang memiliki sesuatu walaupun hanya sedikit.

2.1.4. Kelompok Miskin, Lemah dan Tidakberdaya