131 pemenuhan kebutuhan seperti berbagai jenis tumbuhan obat  yang biasa digunakan
masyarakat sekitar taman nasional  antara lain paku gajah, akar tik ulat, akar kepuh, pinang, kunyit, akar sepakis, ubi hitam dan lain-lain Frankistoro, 2006. Sementara
itu, jenis-jenis anggrek juga ditemukan di TNKS diantaranya Spathoglotis plicata, Pholodita articulata, Calants sp dan Renanthera sp.
Secara  konkrit    upaya  yang  dapat  dilakukan  dalam  rangka  meningkatkan kesejahteraan  masyarakat  kawasan  TNKS  adalah  dengan  cara  meningkatkan
kapasitas  usaha  mereka  melalui  upaya  perbaikan  teknologi  dan  manajemen  usaha sehingga  produktivitas  usaha  mereka  semakin  meningkat  dan  secara  manajerial
usaha  yang  dilakukan  semakin  efisien  sehingga  pada  akhirnya  mampu meningkatkan  pendapatan  dan  dengan  sendirinya  kesejahteraan  mereka  juga
semakin meningkat. Shang 1969 menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
meningkatkan  profitabilitas  usaha  adalah  melalui  tiga  cara  pokok,  yaitu meningkatkan  produksi  increasing  in  production,  meningkatkan  harga  jual
produk increasing in price dan menurunkan biaya operasional usaha decreasing in cost.
Peningkatan  produksi  dapat  dilakukan  dengan  cara  melakukan  manajemen produksi input secara efisien dan efektif atau optimal dimana input yang digunakan
kombinasinya tepat tidak kurang dan tidak berlebih sehingga akan terjadi efisiensi dan  padda  akhrnya  akan  meningkatkan  profitabilitas.  Profitabilitas  juga  dapat
tercapai apabila dilakukan terjadi peningkatan harga jual produk. Upaya yang dapat dilakukan  untuk  itu  diantaranya  dengan  cara  melakukan  diversifikasi  produk,
diversifikasi  pasar,  kerjasama  produksi  dan  pemasaran,  meningkatkan  kualitas hasil,  memperhatikan  musim  dan  sebagainya.  Penurunan  biaya  operasional
dilakukan  dengan  cara  mengefisienkan  biaya  untuk  penggunaan  faktor-faktor produksi seperti pupuk, benih, bibit, pakan, tenaga kerja dan sebagainya.
Masyarakat  setempat  juga  perlu  diajak  untuk  menyadari  bahwa  dukungan pembangunan di daerahnya merupakan bagian dari pembangunan Taman Nasional,
yaitu  manfaat  langsung  yang  diterima  daerah  di  dekat  kawasan  alami,  yang  oleh pemerintah  pusat  dibuat  sebagai  zona  untuk  mengakomodasi  kepentingan
nonkonsumsi  oleh  masyarakat.  Dilihat  dari  kedua  definisi  di  atas,  maka  beberapa
132 kegiatan  pengelolaan  dimungkinkan  untuk  dilakukan  pada  Taman  Nasional.  Oleh
karenanya diperlukan kehati-hatian karena beberapa kegiatan mempunyai  peluang eksploitatif  seperti  kegiatan  pariwisata  dan  kegiatan  budidaya  Wiratno,  et  al.
2004. Pada prinsipnya,  pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi  dalam  proses  pengambilan  keputusan  yang  mempengaruhi  masa depannya,  penguatan  masyarakat  untuk  dapat  memperoleh  faktor-faktor  produksi,
dan  penguatan  masyarakat  untuk  dapat  menentukan  pilihan  masa  depannya. Pemberdayaan  ekonomi  masyarakat  adalah  penguatan  pemilikan  faktor-faktor
produksi,  penguatan  penguasaan  distribusi  dan  pemasaran,  penguatan  masyarakat untuk  mendapatkan  gajiupah  yang  memadai,  dan  penguatan  masyarakat  untuk
memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, mapun aspek kebijakannya.
Kebijakannya  dalam  pemberdayaan  ekonomi  rakyat  adalah:  1  pemberian peluang atau akses  yang lebih besar kepada aset  produksi khususnya modal; 2
memperkuat  posisi  transaksi  dan  kemitraan  usaha  ekonomi  rakyat,  agar  pelaku ekonomi  rakyat  bukan  sekadar  price  taker;  3  pelayanan  pendidikan  dan
kesehatan; 4 penguatan industri kecil; 5 mendorong munculnya wirausaha baru; dan 6 pemerataan spasial.
Kegiatan  pemberdayaan  masyarakat  mencakup:  1  peningkatan  akses bantuan  modal  usaha;  2  peningkatan  akses  pengembangan  SDM;  dan  3
peningkatan  akses  ke  sarana  dan  prasarana  yang  mendukung  langsung  sosial ekonomi masyarakat.
1. Akses terhadap bantuan modal
Salah  satu  aspek  permasalahan  yang  dihadapi  masyarakat  TNKS    adalah permodalan.  Lambannya  akumulasi  kapital  di  kalangan  pengusaha  mikro,  kecil,
dan  menengah,  merupakan  salah  satu  penyebab  lambannya  laju  perkembangan usaha  dan  rendahnya  surplus  usaha  di  sektor  usaha  mikro,  kecil  dan  menengah.
Oleh  sebab  itu  tidak  salah,  kalau  dalam  pemberdayaan  masyarakat  di  bidang ekonomi, pemecahan dalam aspek modal ini penting dan memang harus dilakukan.
Ada dua hal  yang perlu kita cermati bersama.  Pertama, bahwa lemahnya ekonomi masyarakat  TNKS  ini  bukan  hanya  terjadi  pada  masyarakat  yang  memiliki  usaha
133 mikro,  kecil,  dan  menengah,  tetapi  juga  masyarakat  yang  tidak  memiliki  faktor
produksi, atau masyarakat yang pendapatannya hanya dari upahgaji. Karena tidak mungkin  semua  anggota  masyarakat  TNKS  dapat  dan  memiliki  talenta  untuk
dijadikan  pengusaha,  maka  bantuan  modal  tidak  akan  dapat  menjawab permasalahan  yang  dihadapi  masyarakat  pekerja.  Dalam  praktik  pemberdayaan
ekonomi masyarakat, tampaknya pemberdayaan untuk masyarakat pekerja ini perlu dipikirkan bersama.
Kedua,  yang  perlu  dicermati  dalam  usaha  pemberdayaan  masyarakat  di bidang  ekonomi  melalui  aspek  permodalan  ini  adalah:  1  bagaimana  pemberian
bantuan  modal  ini  tidak  menimbulkan  ketergantungan  masyarakat;  2  bagaimana pemecahan  aspek  modal  ini  dilakukan  melalui  penciptaan  sistem  yang  kondusif
baru  usaha  mikro,  usaha  kecil,  dan  usaha  menengah  untuk  mendapatkan  akses  di lembaga  keuangan;  3  bagaimana  skema  penggunaan  atau  kebijakan
pengalokasian modal ini tidak terjebak pada perekonomian subsisten atau ekonomi kere.  Tiga  hal  ini  penting  untuk  dipecahkan  bersama.  Inti  pemberdayaan  adalah
kemandirian masyarakat. Pemberian hibah modal kepada masyarakat, selain kurang mendidik  masyarakat  untuk  bertanggungjawab  kepada  dirinya  sendiri,  juga  akan
dapat  mendistorsi  pasar  uang.  Oleh  sebab  itu,  cara  yang  cukup  elegan  dalam memfasilitasi pemecahan masalah permodalan untuk usaha mikro, usaha kecil, dan
usaha menengah, adalah dengan menjamin kredit mereka di lembaga kuangan yang ada, dan atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di lembaga keuangan.
Cara ini selain mendidik mereka untuk bertanggung jawab terhadap pengembalian kredit, juga dapat menjadi wahana bagi mereka untuk terbiasa bekerjasama dengan
lembaga keuangan yang ada, serta membuktikan kepada lembaga keuangan bahwa tidak ada alasan untuk diskriminatif dalam pemberian pinjaman.
2.    Bantuan Pembangunan Prasarana perekonomian
Usaha mendorong produktivitas dan mendorong tumbuhnya usaha, tidak akan memiliki arti penting bagi masyarakat, kalau hasil produksinya tidak dapat dipasarkan,
atau  kalaupun  dapat  dijual  tetapi  dengan  harga  yang  amat  rendah.  Oleh  sebab,  itu komponen  penting  dalam  usaha  pemberdayaan  masyarakat  di  bidang  ekonomi adalah
pembangunan  prasarana  produksi  dan  pemasaran.  Tersedianya  prasarana  pemasaran dan atau transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran
134
dan  pada  akhirnya  akan  meningkatkan  penerimaan  petani  dan  pengusaha  mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah. Artinya, dari sisi pemberdayaan ekonomi,
maka proyek pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal, memang strategis. 3.
Bantuan Pendampingan
Pendampingan  masyarakat  memang  perlu  dan  penting.  Tugas  utama pendamping ini adalah memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan menjadi mediator
untuk  penguatan  kemitraan  baik  antara  usaha  mikro,  usaha  kecil,  maupun  usaha menengah dengan usaha besar.
4.         Penguatan Kelembagaan
Pemberdayaan  ekonomi  pada  masyarakat  lemah,  pada  mulanya  dilakukan melalui pendekatan individual. Pendekatan individual ini tidak memberikan hasil yang
memuaskan, oleh sebab itu, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kelompok. Alasannya adalah, akumulasi kapital akan sulit dicapai di kalangan orang miskin, oleh
sebab  itu  akumulasi  kapital  harus  dilakukan  bersama-sama  dalam  wadah  kelompok atau usaha bersama. Demikian pula dengan masalah distribusi, orang miskin mustahil
dapat  mengendalikan  distribusi  hasil  produksi  dan  input  produksi,  secara  individual. Melalui  kelompok,  mereka  dapat  membangun  kekuatan  untuk  ikut  menentukan
distribusi. Dalam beberapa hal logika ini benar, tetapi tidak benar untuk hal yang lain.
5.3.2.6. Pemberdayaan
Masyarakat  dengan  meningkatkan  kualitas  SDM  melalui pendidikan  formal  dan  non  formal  seperti  kegiatan  penyuluhan  dan
pelatihan secara intensif dan berkelanjutan
Program  aksi  dari  kebijakan  peningkatan  kualitas  SDM  yang  dapat dilakukan  dalam  rangka  pemberdayaan  masyarakat  TNKS  di  kawasan  Kabupaten
Musi Rawas diantaranya adalah: 1.  Pemberian pelatihan keterampilan pemanfaatan jasa lingkungan kepada
masyarakat 2.  Penyuluhan tentang kawasan konservasi kepada masyarakat
3.  Pengenalan Teknologi Ramah Lingkungan 4.  Peningkatan pendidikan formal
Berdasarkan  pembobotan  hasil menunjukkan bahwa  bobot  yang terpenting adalah  program  Peningkatan  Pendidikan  Formal  dengan  skor  sebesar  0,3265,
135 selanjutnya diikuti oleh program  pelatihan peningkatan keterampilan pemanfaatan
jasa  lingkungan  dengan  skor  sebesar  0,2576,  diikuti  oleh  Pemberian  Penyuluhan tentang  Kawasan  Konservasi  0,2217,  Pengenalan  Teknologi  Ramah  Lingkungan
untuk  mengolah  produk-produk  yang  dihasilkan  dengan  skor  sebesar  0,1942. Seperti dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33. Nilai Eigen Prioritas Program dari Kebijakan Peningkatan Kualitas SDM
Mengingat  kondisi  masyarakat  yang  ada  di  kawasan  TNKS  secara  umum berada dalam kondisi tidak berdaya dimana tingkat kesejahteraan mereka masih sangat
rendah  maka  pemerintah  dengan  stakeholder  terkait  memiliki  kewajiban  untuk memberdayakan  mereka.  Pemberdayaan  dapat  dilakukan  melalui  tiga  pendekatan,
yaitu;  1.  Pendekatan  mikro.  Pemberdayaan  dilakukan  terhadap  individu  melalui bimbingan,  konseling,  stress  managemet,  intervensi  krisis.  Tujuan  utamanya  adalah
membimbing  atau  melatih  individu  dalam  menjalankan  tugas-tugas  kehidupannya. Model  ini  sering  disebut  pendekatan  yang  berpusat  pada  tugas  task  centered
approach.;  2.  Pendekatan  mezzo.  Pemberdayaan  dilakukan  dengan  menggunakan kelompok  sebagai  media  intervensi.  Pendidikan  dan  pelatihan,  dinamika  kelompok,
biasanya  digunakan  sebagai  strategi  dalam  meningkatkan  kesadaran,  pengetahuan, keterampilan,  dan  sikap  individu  agar  memiliki  kemampuan  memecahkan
permasalahan  yang  dihadapinya.;  3.  Pendekatan  makro.  Pendekatan  ini  disebut strategi sistem besar large-system strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada
sistem  lingkungan  yang  lebih  luas  seperti  perumusan  kebijakan,  perencanaan  sosial,
136
kampanye,  aksi  sosial,  lobi,  pengorganisasian  dan  pengembangan  masyarakat, merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Pemberdayaan  masyarakat  bertujuan  untuk  meningkatkan  potensi masyarakat  agar mampu meningkatkan kualitas  hidup  mereka menjadi  lebih  baik,