Jenis Data METODE PENELITIAN

David LJ, 1993 dalam Rahayu,2005. Contoh pemberian pada skala likert dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Keterangan Nilai pada Skala Likert Nilai Keterangan Responden yang memilih jawaban tidak tahu 1 Responden yang memilih jawaban sangat rendah 2 Responden yang memilih jawaban rendah 3 Responden yang memilih jawaban sedang. 4 Responden yang memilih jawaban tinggi 5 Responden yang memilih jawaban sangat tinggi Menurut Rahayu 2005, keunggulan dari skala Likert antara lain sebagai berikut: 1 mudah dibuat dan diatur, 2 responden mudah mengerti bagaimana cara menggunakan skala pada kuesioner yang disediakan, dan 3 mengukur pada tingkat skala ordinal. Pelaksanaan pengisian kuesionernya dapat dilakukan melalui surat, telepon, maupun wawancara. Sedangkan kelemahan utama skala Likert adalah sebagai berikut: 1 mengenai waktu pengisiannya yang lebih lama dibandingkan skala lain, 2 validitas skala masih dipertanyakan, dan 3 terdapat nilai yang sama pada ciri yang berbeda. Skala Likert jika nilainya mendekati nol maka menunjukkan suatu keadaan yang tidak baik negative condition. Sebaliknya, jika skala Likert nilainya mendekati lima maka menunjukkan suatu keadaan yang baik positive condition.

3.5. Unit Penelitian dan Responden

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Rumah Tangga Miskin RTM terpilih, yang berdomisili di perdesaan di wilayah TNKS Kabupaten Musi Rawas. Melalui hasil penelusuran awal ditetapkan secara purposive sebanyak 4 empat desa sebagai lokasi penelitian. Beberapa pertimbangan yang mendasari penetapan desa sebagai lokasi penelitian, di antaranya: 1 Sebagian besar wilayah desa 80 mencakup kawasan TNKS; 2 Desa-desa ini merupakan desa tertinggal dengan persentase jumlah penduduk miskin yang relatif tinggi; 3 Data- data penunjang penelitian ini relatif tersedia, sehingga dapat mendukung jalannya penelitian. Pertimbangan lain diantaranya ada dua kriteria desa, yaitu desa-desa yang pernah mendapatkan program Integrated Conservation Development Project ICDP dan desa-desa yang belum pernah mendapatkan program ICDP. Dari 10 desa ICDP-TNKS, terpilih dua desa sebagai sampel, sedangkan dari 24 desa Non ICDP diambil sebanyak 2 desa. Selanjutnya responden dalam penelitian ini adalah Rumah Tangga Miskin RTM. RTM diambil dari populasi penerima Bantuan Langsung Tunai BLT yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun 2005. Menurut Rahayu 2005 dan Suliyanto 2005, untuk melakukan penelitian dengan menggunakan analisis faktor, jumlah sampel minimal adalah lima kali jumlah variabel. Pada penelitian ini, jumlah variabel yang diamati sebanyak 23 variabel, dengan demikian, maka sampel minimalnya adalah sebesar 115 5 x 23 sampel, sehingga didapatkan jumlah kk seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah KK Miskin dan Jumlah Sampel Responden No Nama Desa Penduduk Jumlah KK KK Miskin Jumlah sample 1 Pasenan 1282 347 146 29 2 Napal Melintang 731 195 110 28 3 Napal Licin 1344 345 261 40 4 Batu Gane 1240 243 156 18 Total 9615 1774 1048 115 Sumber: Bappeda Kabupaten Musi Rawas, 2007 dan perhitungan 3.6. Analisis Data 3.6.1. Analisis Faktor Faktor-faktor penyebab ketidakberdayaan masyarakat, baik faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal ditentukan untuk merumuskan konsep pemberdayaan yang akurat. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal menggunakan analisis faktor. Secara teori persamaan ketidakberdayaankeberdayaan dapat diturunkan dari fungsi faktor-faktor yang berpengaruh sepanjang faktor-faktor tersebut memenuhi syarat. Analisis faktor-faktor ketidakberdayaan masyarakat menggunakan metode analisis faktor, yang dibantu dengan program SPSS, dengan tujuan terpenting yaitu menjelaskan hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor. Langkah –langkah analisis faktor adalah sebagai berikut: